Sembilan

1.1K 115 3
                                    

Niat Yuta untuk membawa si kembar ke pasar malam harus ia urungkan sebab hujan datang dengan lebat, padahal ramalan cuaca mengatakan jika hari ini tidak akan ada hujan hingga besok. Terkadang alam dan ramalannya tidak cocok. Untungnya Yuta belum mengatakan jika ia akan mengajak si kembar ke pasar malam, bayangkan jika ia sudah mengatakannya, anak-anaknya itu pasti akan terus memaksanya untuk membawa mereka ke sana walaupun cuaca sedang tidak mendukung.

Yuta membawa mobilnya ke arah apartemen Winwin. Tidak jauh dari perumahan tempat Yuta tinggal, hanya berjarak beberapa kilometer saja. Yuta menurunkan jendela begitu Winwin keluar dari mobilnya.

"Terima kasih ya pak."

"Ya, sana kamu masuk."

Winwin mengangguk, sebelum itu ia beralih menatap si kembar yang duduk di bangku belakang.

"Twin, Uncle Win pamit ya."

"Okay uncle, besok kita menggambar bersama lagi ya." Sahut Jaemin dengan semangat.

Yuta menjalankan mobilnya keluar dari basement apartemen tempat Winwin tinggal. Hujan masih turun dengan deras, entah kapan akan berhenti. Yuta menerka-nerka, hujan sederas ini akan berhenti esok hari. Yah, semoga.

Masuk ke area perumahannya, Yuta teringat dengan mobil Winwin yang masih di bengkel. Ia menepikan mobilnya di depan sebuah rumah. Mengambil ponselnya untuk menghubungi si pemilik rumah yang Yuta minta untuk memperbaiki mobil sekretarisnya.

Si pemilik rumah keluar dengan pakaian santainya, tak lupa payung berwarna pink untuk melindungi kepalanya agar tidak terkena air hujan. Ia mengetuk pelan kaca mobil Yuta lalu menyerahkan kunci mobil kepada Yuta.

"Mobilnya di bengkel, bang?"

"Iya Yut, kalau mau ambil, besok udah bisa."

"Makasi ya bang, uangnya gue transfer nanti."

Orang itu mengangguk, Yuta sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Sejak pertama kali ia membuka usaha bengkel, Yuta yang pertama menjadi pelanggannya. Yuta juga yang banyak membantu mempromosikan usaha bengkelnya hingga menjadi besar dan ramai seperti sekarang.

Setelah montir itu masuk ke rumahnya, Yuta kembali menjalankan mobilnya menuju rumahnya yang hanya tinggal beberapa blok lagi. Ia melihat si kembar dari kaca spion yang tergantung di atas, anak-anaknya itu tengah tertidur. Padahal tadi saat keluar dari apartemen Winwin, mereka masih bermain di kursi belakang, mungkin karena cuaca dingin ditambah Yuta menyalakan AC —agar kaca mobilnya tidak berembun— membuat rasa kantuk menghampiri si kembar.

Dengan hati-hati Yuta membuka pintu belakang, membangunkan kedua anaknya untuk dibawa ke kamar masing-masing.

"Sayang, kita sudah sampai."

Renjun menggeliat dalam tidurnya, matanya terbuka perlahan, menatap sekeliling yang ia yakini ini sudah di garasi rumahnya. Renjun merentangkan tangannya, meminta ayahnya untuk membawanya dalam gendongannya. Dengan senang hati Yuta menggendong kedua anaknya, Renjun di kiri dan Jaemin di kanan. Lalu ia menutup pintu mobil hitam itu menggunakan kakinya.

"Injun, tolong bukakan pintunya."

Tangan kecil Renjun terulur meraih gagang pintu lalu mendorongnya.

"Terima kasih, sayang."

Yuta membangunkan Jaemin begitu mereka tiba di kamarnya, melepas baju kedua anaknya sebelum dibawa ke kamar mandi. Jaemin yang masih setengah sadar terkejut merasakan tubuh bagian bawahnya basah. Sementara Renjun, anak itu sudah bermain dengan busa yang tercipta karena sabun yang Yuta tuangkan tadi dan juga bebek karet yang selalu setia menemani si kembar mandi.

Daddy's SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang