Sekitar jam 9 pagi sudah banyak pelamar yang datang untuk melakukan wawancara. Mereka semua diarahkan ke ruang tunggu oleh Mina —wanita yang membawa map ke ruangan Yuta kemarin— sebelum nama mereka dipanggil untuk melakukan wawancara langsung dengan CEO perusahaan ini.
Yuta tengah menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan ia tanyakan kepada para pelamar itu. Sejujurnya Yuta tertarik dengan salah satu dari mereka hanya dengan membaca riwayat pendidikan serta kegiatan orang tersebut selama di dunia pendidikan. Tapi Yuta tidak mau gegabah, ia masih harus mewawancarai mereka satu per satu untuk mengetahui apakah benar yang mereka tulis dalam surat lamaran kerjanya.
Yuta menghubungi Mina melalui telepon kantor, memberitahu Mina untuk memanggil satu per satu nama yang melamar menjadi sekretaris Yuta.
Pintu ruangan itu terbuka menampilkan Mina dan satu orang yang tidak Yuta kenal, mungkin itu salah satu pelamar yang melamar disini. Mina mempersilahkan orang yang berada di belakangnya untuk masuk ke dalam ruangan atasannya.
Orang itu membungkuk hormat ke arah Yuta yang sedari tadi menatapnya. Yuta menunjuk kursi di hadapannya agar orang tersebut duduk di sana.
Yuta langsung memulai sesi wawancara bersama orang di hadapannya. Menanyakan hal-hal yang bisa dilakukan oleh orang dihadapannya dan lain sebagainya.
Menghabiskan sekitar 20 menit untuk mewawancarai satu orang, Yuta kembali menghubungi Mina agar memanggil orang selanjutnya, begitu terus hingga semua pelamar selesai di wawancarai oleh Yuta.
"Terima kasih atas kedatangannya. Untuk info selanjutnya akan dihubungi paling lambat nanti malam oleh Mina." Ucap Yuta di hadapan semua orang yang ia wawancarai tadi.
Semua yang ada di sana membungkuk saat Yuta meninggalkan ruangan itu. Ia harus kembali ke ruangannya untuk melihat hasil wawancara tadi dan menentukan siapa yang akan menjadi sekretarisnya.
"AYAH!"
Saat hendak memasuki lift, Yuta mendengar suara teriakan anaknya. Dapat Yuta lihat kedua anaknya berlari menuju dirinya hingga secara tidak sengaja menabrak salah satu orang yang baru saja keluar dari ruang tunggu mengakibatkan map yang orang tersebut pegang berserakan di lantai. Dengan cepat Yuta menghampiri mereka bertiga dan membantu membereskan kertas-kertas yang berserakan.
Renjun dan Jaemin baru saja datang dari taman yang terletak tak jauh dari kantor Yuta bersama dengan Lucas, salah satu adik tingkat Yuta semasa kuliah yang sekarang bekerja di bagian administrasi.
"Renjun Jaemin, minta maaf ke kakaknya." Tegas Yuta membuat Renjun dan Jaemin menunduk takut.
"Kak, kami minta maaf." Ucap mereka secara bersamaan. Tangan mereka terulur untuk bersalaman dengan orang yang mereka tabrak tadi.
Orang itu tersenyum, meraih tangan si kembar bergantian.
"Tidak apa-apa, lain kali hati-hati ya, manis. Saya permisi dulu." Sahut orang itu sopan, membungkukan badannya sebelum meninggalkan ayah dan anak kembar itu.
Yuta segera menggandeng tangan kedua putranya untuk di bawa ke lantai paling atas perusahaannya, tempat dimana ruangannya berada.
Semua karyawan yang melihat pemandangan itu tersenyum, hati mereka menghangat melihat sang atasan begitu menyayangi anak kembarnya, meski mereka bukan anak kandung Yuta. Mereka kembali bekerja begitu melihat ayah dan kedua anak itu memasuki lift khusus untuk atasan mereka dan rekan-rekan penting Yuta.
"Pak Yuta pasti sayang banget sama kedua anaknya." Celetuk salah satu dari mereka.
Di dalam lift kedua anak dari pemilik NYT corp sedang merengek kepada ayahnya agar sang ayah mau mengabulkan permintaan mereka berdua. Segala jurus mereka keluarkan supaya ayah mereka luluh. Yuta memandang lurus ke arah pintu lift, tidak mau memandang kedua anak kesayangannya, takut nanti pertahanannya runtuh jika melihat mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Secretary
FanfictionNakamoto Yuta, CEO Nakamoto Corp, mencari seorang sekretaris untuk membantunya mengurus pekerjaan kantor. Namun, saat sekretaris itu mulai bekerja, Yuta malah tidak memberikan tugas apapun untuknya, ia mengerjakan semuanya sendiri. Entah apa yang di...