Setelah menghabiskan waktu selama kurang lebih 2 jam di pesawat, akhirnya mereka tiba di Pulau Dewata. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju villa milik Jaehyun, dengan Doyoung sebagai supir mereka.
Doyoung, teman adu mulut Taeyong sejak SMA yang kini bekerja sebagai tangan kanan Jaehyun, Johnny, dan Yuta.
Menghabiskan sekitar satu setengah jam untuk tiba di villa Jaehyun. Akhirnya mereka memasuki halaman luas villa itu. Sejuk, itu yang mereka rasakan saat turun dari mobil milik Doyoung, sebab villa Jaehyun berada di dataran tinggi.
Mereka segera menurunkan koper serta tas kepunyaan masing-masing. Setelahnya mobil hitam itu pergi dari halaman villa mewah itu.
"Hai twin lama tidak jumpa." Sapa Doyoung ke si kembar yang sedang mengumpulkan kesadaran mereka.
"Huh? Uncle Dodo?"
Segera Jaemin dan Renjun turun dari gendongan sang ayah serta sekretaris ayahnya. Menghampiri Doyoung yang sudah merentangkan tangannya, menunggu si kembar masuk ke dalam pelukannya.
"Kalian rindu tidak dengan uncle?" Tanya Doyoung sambil mengelus pelan rambut si kembar.
Setelahnya ia menggenggam tangan si kembar untuk diajak masuk karena udara dingin semakin terasa.
"Di sini cuma ada tiga kamar. Kamar utama, kamar Mark, dan juga kamar Jeno. Lo berdua bebas mau pake yang mana." Jelas Jaehyun. Lalu ia beranjak dari tempatnya menuju kamar yang akan ditempatinya beberapa hari kedepan.
"Gue di Mark." Ucap Johnny.
Langsung saja pria tinggi itu menarik dua koper miliknya dan suaminya untuk masuk ke kamar Mark.
Tersisa Yuta, Winwin, dan si kembar yang masih di ruang tamu. Doyoung sudah berpamitan, ia masih harus mengurus beberapa hal.
Keduanya diam, hanya terdengar suara si kembar yang entah membicarakan apa.
Winwin memainkan tangannya, gugup. Apa ia harus berada di kamar yang sama dengan atasannya? Tapi jikalau di kamar itu ada sofa, mungkin dirinya akan memilih untuk tidur di sana.
"Ayo masuk. Saya tau kamu capek." Ajak Yuta yang diangguki Winwin.
Winwin langsung merebahkan dirinya di sofa panjang yang ada di dalam sana. Berkali-kali ia mengucap syukur karena melihat sofa ini berada di sudut ruangan.
"Ngapain di sana?" Tanya Yuta yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ia melihat sekretarisnya itu hampir tertidur di sofa.
Sang sekretaris membuka matanya dan menegakkan badannya ketika mendengar suara atasannya. Ia menatap atasannya yang tengah mengeringkan wajahnya.
"Tidur pak. Pegel semua badan saya." Sahut Winwin jujur.
"Sini aja bareng upin ipin." Ia berucap sambil melirik tempat kosong di sebelah anak-anaknya.
Winwin menggeleng, menolak. Kembali ia merebahkan dirinya di sofa dan menutup mata.
Sang atasan yang melihat itu segera menghampiri Winwin dan menarik pelan tangan itu agar pindah ke ranjang yang jauh lebih empuk dari sofa. Tidak berhasil, Winwin justru menarik kembali tangannya dan membelakangi sofa. Biarlah sekali ini dirinya tidak sopan. Jujur saja, seluruh badannya pegal dan kepalanya terasa sakit, tidak ada tenaga untuk berdebat dengan atasannya.
Gemas dengan sekretarisnya, Yuta dengan santainya mengangkat badan Winwin untuk dipindahkan ke ranjang.
Reflek yang digendong melingkarkan tangannya di leher Yuta. Terkejut karena tubuhnya yang semula bersentuhan dengan sofa tiba-tiba terangkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Secretary
Fiksi PenggemarNakamoto Yuta, CEO Nakamoto Corp, mencari seorang sekretaris untuk membantunya mengurus pekerjaan kantor. Namun, saat sekretaris itu mulai bekerja, Yuta malah tidak memberikan tugas apapun untuknya, ia mengerjakan semuanya sendiri. Entah apa yang di...