Yuta membuka matanya ketika mendengar suara tertawa kedua anaknya. Ia melirik ke sebelahnya, sekretarisnya, kemana?
Ah itu, bersama anak-anaknya.
Yuta menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Memerhatikan ketiga orang yang sedang menyusun lego itu dalam diam. Pemandangan yang sangat indah.
Ayah dua anak itu berdeham, sengaja, ingin mengalihkan pandangan ketiganya. Ia tersenyum menahan tawanya ketika melihat wajah Winwin yang terkejut akibat dehamannya.
"Ayah lihat! Papa memberikan ini untuk Nana dan juga Injun," ucap Jaemin sambil mengangkat kotak yang sudah kosong.
"Apa itu?" tanya sang ayah.
"Lego!" sahut Renjun semangat.
Yuta beranjak, bergabung dengan kedua anaknya dan sekretarisnya di bawah ranjang. Tangannya dibawa untuk menyentuh dahi Winwin. Sudah tidak panas.
Winwin yang disentuh secara tiba-tiba pun menghentikan kegiatannya menyusun lego. Terkejut, karena tanpa aba-aba tangan atasannya berada di dahinya.
"Nanti minum obat sekali lagi ya, biar nggak naik lagi suhu tubuhmu," ucap Yuta.
"Iya."
Kembali mereka fokus menyusun lego yang masih tidak berbentuk. Cukup memakan waktu yang lama agar kepingan lego itu berubah menjadi bentuk mobil.
Membosankan, sedikit. Dari tadi yang bekerja hanya Winwin dan Yuta. Si pemilik lego justru sudah bermain keluar bersama ketiga temannya.
Oke, Winwin menyerah. Punggungnya pegal karena terlalu lama membungkuk.
"Capek, lanjutin nanti aja pak," ujar Winwin sambil merabahkan dirinya.
"Mau jalan-jalan nggak?" tanya Yuta sembari memasukan kepingan lego yang belum tersusun ke dalam kotaknya.
Winwin mengangguk semangat, "MAU!" sahutnya.
Langsung Winwin berlari ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan tak lupa menggunakan baju hangat mengingat dirinya belum sepenuhnya sembuh.
——–
Tidak jauh, hanya sampai taman di belakang vila. Sejuk sekali, meski matahari berada tepat di atas kepala.
Winwin mendudukan dirinya di bawah pohon rindang yang ada di sana. Menghirup dalam-dalam udara segar dataran tinggi dengan mata yang tertutup. Ia menyukainya. Ingin rasanya Winwin berlama-lama di sini.
Si manis menoleh saat merasakan ada pergerakan di belakangnya. Atasannya ternyata.
Tunggu, apa-apaan ini?
Winwin merasakan tangan kekar melingkar di perutnya serta sesuatu yang bertumpu pada bahunya. Backhug.
Jantungnya, berisik sekali.
"Pak," panggil Winwin.
"Win, saya mau minta sesuatu, boleh?" tanya Yuta.
Pria di pelukan Yuta mengangguk pelan, "Apa?"
Yuta semakin merapatkan dirinya, mengeratkan pelukannya agar sekretarisnya tetap hangat.
"Kalau lagi berdua, jangan terlalu formal ya," pinta Yuta.
"Nggak sopan."
"Kakak."
"Kak Yuta?"
Yuta tersenyum mendengar itu. Gemas. Pria di dekapannya ini sangat menggemaskan.
"Iya."
Wajah Winwin memanas. Apa ia akan sakit lagi?
Setelah percakapan itu, mereka tak berbicara lagi. Hanyut dalam pikiran masing-masing. Dengan tangan Winwin yang entah sejak kapan sudah berada di atas tangan Yuta yang melingkar di perutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Secretary
FanficNakamoto Yuta, CEO Nakamoto Corp, mencari seorang sekretaris untuk membantunya mengurus pekerjaan kantor. Namun, saat sekretaris itu mulai bekerja, Yuta malah tidak memberikan tugas apapun untuknya, ia mengerjakan semuanya sendiri. Entah apa yang di...