Enam

1.3K 144 1
                                    

Suara ayam milik tetangga terdengar bersahutan satu sama lain. Yuta membuka matanya, meregangkan tubuhnya sebentar lalu mendudukan dirinya. Ia melirik ke arah jam dinding yang tergantung di tembok, pukul setengah 6 pagi, masih ada satu setengah jam untuk berangkat ke kantor. Segera Yuta bangun dari posisi duduknya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci muka. Ia akan berolahraga sebentar lalu mandi setelah selesai berolahraga.

Saat menuruni tangga, Yuta melihat Bi Arum yang sepertinya baru kembali dari membeli sayur di warung depan komplek. Ia menghampiri Bi Arum dan meminta tolong kepada asisten rumah tangganya itu untuk membuatkannya dua cangkir kopi, satu untuknya dan satu lagi untuk satpam yang menjaga rumahnya.

"Bi, tolong buat dua kopi ya, saya tunggu di pos satpam sama Pak Bayu."

Bi Arum mengangguk, ia letakkan sayur yang baru saja ia cuci ke dalam baskom lalu beralih membuat kopi yang Yuta minta.

Yuta kembali naik ke kamarnya untuk mengambil iPad dan ponsel miliknya untuk dibawanya ke pos satpam. Sepertinya rencana Yuta untuk berolahraga pagi ini batal.

Di pos satpam, ia lihat Pak Bayu sedang meminum kopi yang dibuat oleh Bi Arum sambil tangannya memegang satu batang rokok.

"Widih, enak ya pak pagi-pagi nyebat." Ucap Yuta dari arah belakang.

Pak Bayu yang mendengar suara bosnya menoleh, dilihatnnya Yuta yang sedang berjalan kearahnya. Segera Pak Bayu menggeser posisinya agar bosnya itu dapat duduk di sebelahnya.

"Eh pak bos, tumben masih kaosan? biasanya udah rapi."

"Udah ada yang ngehandle jadwal saya pak, jadi saya tinggal ngurus yang lain aja."

Pak Bayu hanya ber'oh' ria lalu melanjutkan menghisap rokok yang masih tersisa sedikit.

Yuta membuka iPad miliknya untuk melihat hasil kerjanya malam tadi, barangkali ada yang harus diperbaiki. Setelah selesai, Yuta meletakan benda elektronik itu di dalam pos satpam agar aman.

"Pak bos, apa gak pusing liat grafik sama angka tiap hari? Saya yang baru liat aja pusing." Tanya Pak Bayu begitu Yuta kembali ke tempat duduknya.

"Udah biasa saya mah. Kalau ditanya pusing apa gak, ya pusing, tapi mau gimana lagi, udah tugas saya ini."

Matahari mulai keluar dari persembunyiannya, jam menunjukan pukul setengah tujuh pagi, sudah satu jam Yuta dan Pak Bayu mengobrol di pos satpam. Yuta kembali ke dalam rumah untuk bersiap-siap pergi ke kantor.

Hanya membutuhkan tiga puluh menit, Yuta sudah siap untuk pergi ke kantor. Ia menuruni tangga dengan membawa tas kerjanya serta jas yang tersampir di tangan kirinya. Yuta menghampiri Bi Arum yang sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan anak-anaknha.

"Bi, masukin kotak bekal aja."

"Enggak makan di rumah aja, Yut?"

"Enggak, bi. Saya buru-buru."

Bi Arum hanya mengiyakan permintaan bosnya itu. Ia memasukkan nasi dan beberapa lauk serta sayur yang telah ia buat ke dalam kotak makan berwarna biru gelap lalu menyerahkannya kepada Yuta. Setelah ia menerima kotak bekal itu, Yuta langsung berjalan keluar. Sebelumnya Yuta sudah berpesan pada Bi Arum untuk mengantar si kembar bersekolah nanti, biasanya si kembar akan dijemput oleh bus sekolah, namun untuk hari ini bis sekolah tidak beroprasi karena ada kerusakan di bagian mesin bus.

●●●●●

Jalanan sudah ramai, jam masih menunjukan pukul 7 lewat 15 menit. Pegawai kantoran berlalu-lalang dengan kendaraan pribadi mereka, anak-anak sekolah menengah terlihat di setiap halte bus yang Yuta lewati.

Daddy's SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang