14. Kata-kata

95 3 0
                                    

Nadia membereskan pakaiannya. Bima berdiri di depan pintu. Nadia cuek saja melihat Bima yang sepertinya tidak ingin ia pergi.

"Nanti gue nyusul kesana" kata Bima.

"Nggak usah!! Lagian cuma empat hari aja acaranya. Lo pasti punya urusan lain kan" kata Nadia.

"Nggak!! Pokoknya urusan gue udah selesai gue nyusul kesana" kata Bima.

"Tapi...."

"Nggak pake tapi-tapi!!" kata Bima singkat. Ia langsung pergi.

"Dia itu suka atau nggak sih sama gue? Kadang cuek banget kadang peduli banget. Bikin kesel aja!!" kata Nadia sambil membanting baju di hadapannya.

Besok Nadia akan pergi liburan yang diadakan kantornya setahun sekali. Kali ini mereka akan berlibur di pantai. Nadia sengaja tidak memberitahu Bima karena ia merasa Bima tidak terlalu ingin tau kegiatan atau urusan pribadinya.

Nadia melihat ke ujung telunjuk nya yang dibalut perban. Nadia mengingat lagi kejadian kemarin. Saat ia memasak di dapur tanpa sengaja telunjuknya tergores pisau. Bima buru-buru datang dan mengobati lukanya itu.

"Jadi pengen diobatin terus" kata Nadia pelan.

Sekilas Nadia mengingat masa kecil nya. Terlintas kenangan saat ia bertemu seorang anak laki-laki di rumah sakit tempat ia dirawat dulu.

"Eia, kok jadi sering keinget itu sih..." kata Nadia.

****

Bima masuk ke kamarnya. Ia sudah beberapa kali meminta Pak Kim untuk mengundur urusan bisnis nya namun Pak Kim jelas menolak. Bima merebahkan dirinya ke kasur. Suntuk dan kesal bercampur jadi satu.

Suntuk karena ia akan sendirian dirumah. Kesal karena ia tahu Dante akan mencuri kesempatan untuk dekat-dekat dengan Nadia. Ponsel Bima berdering, sempat menengok namun Bima lebih memilih mengabaikan panggilan itu. Telepon dari Milla.

"Kenapa gue jadi gini ya?" kata Bima sambil melihat ke langit-langit kamarnya.

Ponsel Bima berbunyi.

"Hallo Ma.." kata Bima.

"Kamu jadi nginep disini?" tanya Mama Bima.

"Jadi" jawab Bima datar.

"Yaudah, nanti kamu beresin barang-barang di kamarmu ya, mana yg mau disimpan dan mana yang mau kamu bawa. Mama pergi dulu ya," kata Mama Bima menutup telepon.

****

Semuanya sudah datang. Joshua menjadi orang terakhir yang datang. Mereka semua melihat tajm ke arah Joshua. Joshua hanya nyengir sambil minta maaf.

"Gara-gara lo kita semua hampir telat tau!" kata Serra kesal. Dalam hati sebenarnya Serra khawatir.

"Biasa aja kali. Namanya juga macet di jalan" kata Joshua.

Mereka semua naik ke dalam bus pariwisata yang disewa kantor. Riska mempercepat langkahnya agar bisa duduk di sebelah Dante tapi sayang justru Dante malah memilih duduk disebelah Nadia. Nadia buru-buru bangkit dari kursinya dan duduk di sebelah Joshua.

"Gue mau duduk di sebelah Lo" kata Nadia.

"Yehhh, udah ada orang..." kata Joshua.

"Siapa?? Udah duduk semua" kata Nadia.

"Gue duduk disini" kata Serra.

Aku UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang