18. Surat Cerai (2)

126 3 0
                                    

Bima sudah menunggu Nadia di depan kantornya. Serra yang menyadari kehadiran Bima terlebih dulu mendekati nya.

"Gue pikir Lo cowok baik-baik. Lo tau kan apa yang dialami Nadia? Ryan buat dia udah segalanya sampai akhirnya dia ketemu Lo... Gue mulai bisa ngeliat Nadia yang nggak sedih-sedih terus. Gue kecewa berat... Kalau Lo nggak suka sama Nadia nggak usah Lo terima perjodohan Lo sama dia!!"kata Serra.

Joshua menepuk pundak Serra.

Nadia mendekati Bima.

"Gue mau ngomong sama Lo. Gue nggak mau ada orang lain yang ikut" kata Bima.

Bima melihat Dante.

"Nggak apa-apa...gue bisa anterin Riska pulang. Lo hati-hati ya..." kata Dante.

Nadia mengangguk. Mereka semua berpamitan.

Riska masuk kedalam mobil. Riska salah tingkah saat Dante memasangkan sabuk pengamannya.

"Sabuknya suka susah dibuka" kata Dante.

Sepanjang perjalanan mereka diam. Riska memecah kesunyian itu dengan sebuah pertanyaan.

"Lo suka sama Nadia?" tanya Riska.

Dante membelokkan setirnya.

"Iya. Gue suka sama Nadia" kata Dante.

"Sejak kapan?" tanya Riska.

"Dari awal ketemu gue udah suka. Kenapa Lo tanya-tanya gitu?" jawab Dante.

"Nggak apa-apa, gue mau tau aja... Tapi Nadia keliatannya biasa aja sama Lo"kata Riska.

Dante nyengir.

"Lo mau gue anterin sampai rumah atau gue turunin sekarang?" kata Dante.

Riska menepuk pundak Dante.

"Apaan sih Lo!! Senyum Lo serem banget. Yaudah gue minta maaf... Gue nggak akan bahas itu lagi" kata Riska tertawa, sebuah tawa yang dipaksakan.

"Hehehehe, Lo sendiri sejak kapan suka sama gue? Eitsssh, gue emang ganteng sih jadi wajar banyak yang suka" kata Dante.

"Dihhh, emangnya Lo ganteng?" kata Riska.

"Lah itu buktinya Lo suka sama gue" kata Dante.

Mereka berdua tertawa. Setelah itu mereka lanjut mengobrol hal lainnya.

****

Bima membawa Nadia ke tempat pertama kali mereka bertemu. Taman rumah sakit itu sekarang sangat indah dan mulai banyak bunga dan tanaman lainnya. Bangku tempat mereka duduk sudah diganti terlihat dari cat yang terlihat masih baru.

Bima dan Nadia duduk.

"Lo bawa gue jauh itu kesini? Kayak nggak ada tempat lain aja" kata Nadia.

"Gue pengen kita mengenang masa lalu aja" kata Bima.

"Hahahaha, Lo beda banget ya..." kata Nadia.

"Cakepan sekarang kan?" kata Bima.

"Nad, gue mau...."

Nadia menoleh.

"Kita bisa tetep sama-sama dan Milla..nanti Milla gue ...."

"Lo mau gue bertahan sama Lo dan tetep tanggung jawab sama Milla atau Lo mau kita tetap sama-sama dan anaknya biar kita berdua yang ngurus?  Nggak bisa kayak gitu.. ada anak yang harus kita pikirkan perasaannya..dari awal hubungan kita hanya pura-pura.. sementara..." kata Nadia.

"Gue minta maaf... Semua jadi kayak gini..." kata Bima.

"Ibu gue bilang hutang itu sudah hampir lunas jadi gue rasa ini semua yahh sebuah rencana yang nggak diduga ending nya bakalan gini...gue baik-baik aja Bim," kata Nadia.

****

Thomas tanpa sengaja melihat Dante dan Milla bertemu. Diam-diam Thomas meminta salah satu pelayan mendengarkan percakapan mereka dengan berpura-pura membersihkan meja.

"Mereka ngomong apa?" tanya Thomas.

"Si cowok itu nanya siapa ayah dari anak mba itu... Si mbak nya nggak jawab pak... Abis itu saya nggak denger apa-apa karena mbak itu negur saya. Saya dikira menguping pembicaraan mereka" kata si pelayan.

Thomas memberikan beberapa lembar uang.

Thomas menelpon Dante. Meminta Dante mengajak bertemu.

"Apa-apaan ini? Sahabat gue di belakang gue malah ketemu sama cewek temennya" kata Thomas.

"Cewek? Cewek mana? Maksud Lo Milla?" kata Dante.

"Iya siapa lagi? Apa yang terjadi sama Milla sampai dia tiba-tiba ninggalin gue?" kata Thomas.

"Bukannya kalian nggak ada hubungan apa-apa? Friends with benefit?" kata Dante.

Thomas diam.

"Milla.. apa bener Milla hamil?" kata Thomas.

"Tanya aja sendiri ke orangnya.. gue nggak berhak ikut campur urusan kalian. Lagian Lo juga, udah lama suka sama dia kenapa nggak lu bilang aja sih?" kata Dante.

"Milla tiba-tiba pergi gitu aja. Sekarang gue berusaha buat ketemu sama dia" kata Thomas.

"Gue bisa bantu Lo ketemu sama dia" kata Dante.

Dante menelpon Milla, memintanya untuk segera bertemu. Sejam kemudian Milla datang, ia kaget karena ada Thomas disana.

"Silahkan selesaikan urusan kalian berdua. Gue nggak akan ganggu kalian" kata Dante.

Dante pergi.

Milla menghindari tatapan Thomas yang penuh dengan banyak pertanyaan.

"Ada apa sebenarnya? Kenapa Lo tiba-tiba ninggalin gue?" kata Thomas.

"Gue nggak harus bilang ke Lo gue mau kemana kan? Itu urusan pribadi gue" kata Milla.

"Selama ini gue anggap Lo biasa aja di hidup gue. Setelah Lo pergi gue ngerasa kehilangan Lo. Gue cinta sama Lo Milla..  gue nggak mau kita pisah lagi!" kata Thomas.

Milla tertawa.

"Lo kenapa jadi gini sih.. Thomas, are you okay? Cowok yang nggak pernah bertahan sama cewek lebih dari tiga bulan tiba-tiba bilang cinta?? Bercanda Lo keterlaluan Thomas!!" kata Milla.

"Apa gue bener? Lo lagi hamil? Siapa ayahnya?" kata Thomas.

Belum sempat menjawab Bima sudah berdiri di hadapan mereka berdua. Milla kaget bagaimana Bima bisa sampai disana.

"Ngapain kamu ada disini? Cowok ini siapa?" tanya Bima.

****

Aku UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang