16. Takkan Bisa (2)

98 3 0
                                    

Nadia masuk dengan wajah kesal. Serra, Riska dan Joshua bingung. Tidak biasanya Nadia semarah itu. Mereka mendekati Nadia.

"Kenapa Nad?"tanya Serra.

"Nggak apa-apa kok" kata Nadia.

Nadia menghela nafas. Ia benar-benar tidak habis pikir.

Sekitar jam 6 pagi seseorang memencet bel pintu rumah. Bima dan Nadia sedang sarapan seperti biasa. Tidak ada percakapan diantara mereka.

"Buka pintunya sana" kata Nadia datar.

Milla masuk membawa sebuah koper besar dan beberapa tas.

"Mulai sekarang gue akan tinggal disini. Karena nggak mungkin gue tinggal sendirian kan. Gue lagi HAMIL anaknya Bima"kata Milla.

"Kamar Bima ada diatas sebelah kanan. Luar biasa.. Lo bahkan bisa langsung kesini bawa barang-barang Lo. Oke kalian lanjutin urusan kalian. Gue pergi" kata Nadia.

"Inget ya, Lo nggak akan lama-lama disini. Sebaiknya Lo cepetan pindah" kata Milla.

"Tenang aja.. gue bakalan pergi kok dari sini. Gue juga nggak mau tinggal sama orang yang nggak punya malu kayak Lo berdua" kata Nadia melewati Bima dan Milla.

Milla menggandeng tangan Bima.

"Sayang aku lapar nih, belum sarapan"kata Milla manja.

Bima diam dan mengangguk. Membiarkan Nadia pergi adalah hal yang bisa ia lakukan untuk saat ini.

Jam makan siang tiba, mereka semua turun ke lantai bawah. Joshua menunjuk ke depan.

"Itu kan ibu mertua lu Nad," kata Joshua.
Nadia menengok. Dilihatnya Mama Bima sedang duduk dijaga oleh kedua bodyguardnya.

"Selamat siang Tante, Tante kesini mau traktir kita lagi ya?"kata Joshua.

Serra menjewer kuping Joshua.

"Selamat siang Tante" kata Riska, Serra dan Dante bersamaan.

"Tante kesini mau ketemu sama Nadia sebentar. Nanti Nadia nyusul kalian yah.. Kalian mau makan siang apa? Biar Tante yang traktir" kata Mama Bima.

Tentu saja Joshua yang paling senang.

"Anto, bawa mereka ke tempat yang mereka mau. Kirim tagihannya ke saya.." kata Mama Bima.

Nadia mengikuti Mama Bima.

"Gue tunggu Nadia dulu, kalian duluan aja" kata Dante.

Mama Bima dan Nadia duduk di taman kantor. Mama Bima membuka pembicaraan.

"Maafkan Mama atas kelakuan Bima. Mama nggak nyangka Bima bisa sampai sejauh ini. Mama pikir kalian bisa melewati satu tahun pertama pernikahan kalian" kata Mama Bima.

"Mama nggak usah minta maaf"kata Nadia.

"Apa wanita itu udah datang kerumah?" kata Mama Bima.

"Udah Ma. Tadi pagi-pagi sekali. Dia bawa koper dan tas besar. Aku secepatnya pindah" kata Mama Bima.

"Astaga, rasanya Mama ini nggak pantas ada disini dan bicara sama kamu. Sekali lagi Mama minta maaf ya nak," kata Mama Bima.

Nadia mengangguk.

"Rasanya kayak baru kemarin Mama ngeliat kalian berdua di rumah sakit. Kalian waktu itu akrab banget loh..." kata Mama Bima.

"Iya hehehehe. Akhir-akhir ini aku sering mimpi ketemu anak cowok itu. Nggak nyangka ternyata itu Bima hahahaha" Nadia tertawa.

Mama Bima menggenggam tangan Nadia.

"Kalau bukan Bima, Mama percaya kamu bisa menemukan yang lebih baik. Sekarang semuanya Mama serahkan ke kalian berdua. Mama juga mewakili Papa minta maaf yah.. Mama harus pergi, hubungi Mama jika kamu butuh sesuatu. Mama pergi dulu ya"kata Mama Bima.

Aku UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang