Suasana rumah sakit yang tadinya banyak yang lalu lalang perlahan mulai sepi. Bima dan semua yang ada disitu menunggu dengan cemas. Beberapa kali perawat keluar masuk ruang operasi Nadia.
"Aku mau kebawah sebentar. Mau beli minum. Kalau ada apa-apa langsung telepon ya" kata Dante.
Riska mengangguk.
"Lo ikut gue Josh" ajak Dante.
Joshua mengangguk.
Dante menghampiri Bima. Bima mengikuti Dante dan Joshua.
****
Nadia berjalan di sebuah taman yang indah. Ia duduk disebuah bangku taman berwarna putih. Bunga-bunga bermekaran. Sebagian adalah bunga lili berwarna putih.
"Ryan" kata Nadia.
Ryan mengangguk.
"Disini indah banget ya, banyak bunga-bunga disini. Pasti kamu betah banget tinggal disini" kata Nadia.
Ryan mengangguk.
"Rasanya menyenangkan tinggal di tempat yang tenang kayak gini" kata Nadia.
Ryan mengulurkan tangannya.
"Mau kemana?" tanya Nadia.
"Ikut aja" jawab Ryan.
"Ryan, udah lama banget ya kita nggak jalan berduaan kayak gini. Aku seneng bisa liat kamu lagi" kata Nadia.
Ryan tersenyum.
Nadia terus mengikuti langkah Ryan. Sepanjang jalan itu Nadia terkesima dengan pemandangan yang sangat indah. Sebuah danau kecil terlihat sejauh mata memandang. Kicauan burung menambah kesan nyaman perjalanan mereka berdua.
"Kita mau kemana?"tanya Nadia.
"Kita udah sampai" jawab Ryan.
****
Dokter beserta perawat keluar dari ruang operasi Nadia. Ayah dan Ibu Nadia mendekati dokter.
"Bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya Ayah Nadia.
"Syukurlah pasien bisa melewati masa kritis. Saat ini pasien berhasil melewati masa kritis" kata dokter.
"Kapan anak saya bisa sadar dok?" tanya Ibu Nadia.
"Tergantung dari kondisi pasien. Sebaiknya kita semua tenang dan doakan yang terbaik. Saya permisi" kata dokter.
Mereka semua mengucapkan syukur. Dante dan Joshua kembali membawa makanan dan minuman. Riska sontak memeluk Dante. Begitu pula dengan Joshua yang dipeluk Serra.
"Kamu kenapa?" tanya Dante.
"Nadia baik-baik saja" jawab Riska lirih.
Bima tertunduk dan bersyukur Nadia baik-baik saja.
Ibu Nadia mendekat ke Bima. Menyeka air mata yang perlahan keluar dari mata Bima.
"Terima kasih sudah menolong anak Ibu" kata Ibu Nadia.
"Maafin saya Bu" kata Bima. Tangis Bima pecah. Ibu Nadia memeluk Bima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Untukmu
RomanceNadia dan Bima dijodohkan oleh kedua Kakek dan Ayah mereka karena suatu alasan. Sampai suatu hari mereka saling bertemu secara tidak sengaja dan itu bukan pertemuan yang bagus. Bima yang sudah memiliki pacar, Milla, tidak terima dengan perjodohan te...