13. Masa Lalu

114 4 0
                                    

Seorang gadis kecil berusia tujuh tahun serius melihat ke arah seberang tepat dimana ia berdiri sekarang. Ia melihat seorang anak laki-laki seusianya menolak untuk makan. Anak itu sampai membentak-bentak sang pengasuh itu. Gadis kecil itu tidak tinggal diam. Buru-buru ia berjalan kesana.

"Aku bilang aku nggak mau!! Nggak usah maksa!" kata anak laki-laki itu.

"Tapi kamu belum makan dari kemarin" kata pengasuh anak itu lemas.

"Yaudah buang aja!"

"Biar aku aja yang makan..." kata gadis kecil itu. Anak laki-laki itu dan pengasuhnya saling menengok.

"Lo miskin ya sampai minta makanan orang?" kata anak laki-laki itu.

"Enak aja kalau ngomong. Mau Lo makan nggak? Kalau nggak buat gue aja" kata gadis kecil itu.

"Yaudah makan aja. Masih banyak kok" kata anak laki-laki itu cuek.

Gadis kecil itu duduk dan mulai membuka satu persatu tempat makanan di hadapannya. Ada nugget, ayam bakar, kue dan lainnya. Gadis itu mulai makan dengan lahap. Anak laki-laki itu melihat ke semua makanan tersebut. Melihat gadis kecil itu makan ia pun jadi ingin makan juga. Gadis kecil itu melirik ke arah anak laki-laki itu. Dengan sigap ia mengambilkan nasi dan lauk yang ada dihadapannya.

"Nih makan. Gue tau lu ngiler ngeliat gue makan. Ayo temenin gue makan. Tante makanan ini enak banget tapi saya nggak liat ada air minum ya?" kata gadis kecil itu.

Anak laki-laki itu mulai makan. Sang pengasuh senang. Ia izin pergi untuk mengambil air minum karena ia lupa membawanya tadi. Tersisa mereka berdua yang sama-sama sedang asyik makan.

"Enak kan? Mangkanya Lo coba dulu" kata gadis kecil itu.

Anak laki-laki itu diam.

"Gue nggak tau apa yang Lo alami tapi ortu gue selalu bilang kalau saat makan Lo harus ngelupain apa yang Lo lagi hadapin. Fokus aja makan dulu. Abis makan baru deh dipikirin...gitu..." kata gadis kecil itu sambil menyuap sesendok nasi dengan potongan ayam besar.

"Lo nggak bisa merubah masa lalu tapi kalau Tuhan masih kasih kehidupan artinya Lo masih punya arti dalam hidup.... Arghhh, gue nggak ngerti artinya. Ayah kalau ngomong itu suka bikin bingung" kata gadis kecil itu terkekeh-kekeh.

Anak laki-laki itu mengangguk. Tidak lama sang pengasuh datang.

Gadis kecil itu adalah Nadia dan anak laki-laki itu adalah Bima.

****

Penasaran. Itulah satu kata yang ada di kepala Papa Bima saat istrinya bersemangat untuk menjodohkan anaknya dengan seorang wanita bernama Nadia. Tidak ada penolakan. Tau-tau nya mereka sudah menerima wasiat itu.

"Kok baru tanya sekarang?" kata Mama Bima santai.

"Ya baru kepikiran aja. Cewek yang lebih cantik kan banyak.." kata Papa Bima.

Mama Bima tersenyum.

****

Mama Bima menghela nafas panjang saat melihat anak nya keluar. Ia merapikan kasur anaknya itu. Selesai membereskan semuanya Mama Bima duduk di depan kamar anaknya. Ia masih tidak tahu bagaimana caranya agar putra satu-satunya itu bisa ceria seperti sebelumnya.

Mama Bima menunduk. Ia menangis tersedu-sedu lalu entah darimana sebuah tangan mendekati pipinya. Seperti menampung air mata itu agar tidak jatuh ke tanah. Mama Bima kaget lalu buru-buru menghapus air matanya.

Aku UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang