Bima tidak menyangka reaksi Nadia semarah itu, menurut Bima ini hanya pernikahan yang sebentar, tidak perlu untuk dirinya sering atau berlama-lama dengan Nadia. Dari kemarahan Nadia,Bima paham apa yang dimaksud Nadia. Bahwa pernikahan mereka biarpun pernikahan kontrak tapi ada sebuah nilai yang tidak berubah.
"Kamu kok bengong?" tanya Milla.
"Kayaknya aku nggak bisa" kata Bima.
"Apa? Kenapa?" tanya Milla.
Milla bangkit dari tempat duduknya.
"Oh, mentang-mentang kamu nikah secara sah sama dia jadi kamu mau minta itu dari dia?" kata Milla.
"Nggak bukan begitu! Aku hanya menghargai apa yang dia mau!" kata Bima.
"Oke,fine. Lakukan aja apa yang kamu mau" kata Milla.
Bima memeluk Milla.
"Makasih ya sayang, aku janji nggak akan mengecewakan kamu" kata Bima.
****
Hari pernikahan tiba. Bima dan Nadia memasuki tempat akad diiringi musik khas asal daerah masing-masing. Dante, Riska, Joshua dan Serra datang mengucapkan selamat dan berfoto-foto.
"Ini adalah pertanda gue harus cepet-cepet buat cari pacar. Biasanya kalau satu nikah yang lain ikutan nikah" kata Joshua.
Dante masih memandangi Nadia diatas pelaminan. Ia sangat cantik, begitu kata hati Dante.
"Nadia cantik ya," kata Riska.
"Iya, dia emang cantik" jawab Dante.
Riska datar. Ia ikut memandangi sahabat nya yang sedang berbahagia itu.
Tamu mulai berdatangan, namun ada seorang perempuan yang mencuri perhatian Bima. Pelan tapi pasti mendekat ke pelaminan. Bima terkejut namun tetap berusaha mengendalikan dirinya.
Perempuan itu memakai gaun warna merah dengan riasan natural namun tetap cantik. Kulitnya putih mulus, tinggi semampai dan mata berwarna kecoklatan. Beberapa tamu yang hadir sampai ada yang menoleh ke arah perempuan itu.
"Lebih baik datang telat daripada tidak sama sekali kan" kata Milla. Milla menyalami Bima. Bima hanya diam.
"Selamat ya, next time aku yang jadi kamu ya" kata Milla menyalami Nadia.
Nadia diam namun berusaha bersikap biasa saja, baginya bukan sekarang meladeni sikap Milla itu. Bima melihat ke Nadia.
Acara akad dan resepsi selesai, kedua orang tua Bima dan Nadia terlihat bahagia. Mereka berdua berpamitan kepada Bima dan Nadia.
"Semoga selalu sehat dan bahagia" kata Papa Bima.
"Putri kecilku sekarang sudah besar dan sudah menikah" kata Ayah Nadia.
"Hohoho, kita nggak sabar menunggu kehadiran cucu ya kan" kata Mama Bima merangkul Ibu Nadia.
"Kayaknya kembar tiga seru juga ya Bu" kata Ibu Nadia tertawa.
Bima dan Nadia hanya ikut tertawa mendengar ucapan itu. Setelah obrolan panjang akhirnya kedua orang tua mereka pamit ingin pergi ke suatu tempat bersama-sama sedangkan Nadia dan Bima kembali ke hotel.
"Jadi dimana kamar cewek Lo?" kata Nadia.
"Kalau Lo mau pergi ke tempat dia silahkan. Biar gue menikmati kamar...." Nadia terhenti ketika melihat Bungan mawar berbentuk hati yang besar ada di kamarnya beserta lilin-lilin yang sangat wangi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Untukmu
RomanceNadia dan Bima dijodohkan oleh kedua Kakek dan Ayah mereka karena suatu alasan. Sampai suatu hari mereka saling bertemu secara tidak sengaja dan itu bukan pertemuan yang bagus. Bima yang sudah memiliki pacar, Milla, tidak terima dengan perjodohan te...