Semua kegiatan berjalan lancar. Dari senam pagi, makan siang bersama sampai pertunjukan drama dari masing-masing divisi. Tidak terasa jam menunjukkan pukul 11 malam. Dante memisahkan diri. Ia berdiri di balkon depan kamarnya. Riska datang memberikannya segelas kopi.
"Anak-anak lagi asyik nyanyi disana.. Lo nggak ikut?" kata Riska.
"Gue mau disini aja" kata Dante.
Riska menengok ke arah Dante, sedangkan Dante masih melihat ke arah pantai. Riska menarik nafas panjang. Memberanikan diri untuk sebuah perasaan yang selama ini ia simpan kuat-kuat.
"Gue boleh nanya nggak ke Lo?" tanya Riska.
"Apa? Tanya aja?" kata Dante.
"Ada cewek yang lagi Lo suka?" kata Riska.
"Hmmmh.. emang kenapa?" tanya Dante
"Duh..gimana ya bilangnya...aduh.. malu gue..."kata Riska.
"Apa? Lu mau ngomong apa?" kata Dante.
"Gue suka sama Lo Dante. Lo mau jadi pacar gue" kata Riska secepat dan setegas mungkin.
"Hahh?? Apa??"kata Dante.
"Jangan buat nyebutin hal yang sama. Tinggal lu jawab aja iya atau nggak" kata Riska.
Nadia mendengar percakapan mereka berdua. Riska yang menyatakan cinta tapi hatinya yang berdebar. Ada semacam hawa panas di seluruh wajahnya. Diam-diam Nadia berbalik badan lalu pergi. Nadia mencari Serra lalu bersama Serra kembali ke kamarnya. Di dalam kamar sudah ada Riska yang terlihat murung. Ia menyelimuti dirinya dengan selimut.
"Lo kenapa dah begitu? Gue udah bawain cemilan buat kita nih.." kata Serra.
"Gue...arggghhh... Sebellll" kata Riska.
"Kelamaan kita tinggalin disini kayaknya.." kata Serra.
Nadia mengangguk. Nadia tidak berani melirik Riska.
"Nad.." panggil Riska.
Nadia gelagapan.
"Iya? Kenapa??"kata Nadia.
"Gue mau makan mie rebus. Tolong masakkin ya... Kasih bubuk cabe yang banyak. Biar itu mie panas sepanas hati gue!! Kalau udah matang tolong bangunin gue. Makasih!!" kata Riska.
"Oke. Lo tunggu disini ya" kata Nadia.
Riska kembali menyelimuti dirinya dengan selimut tebal. Serra dan Nadia berpandangan.
"Kayaknya dia udah bilang deh" kata Serra.
"Bilang apa?" kata Nadia.
"Bilang perasaannya ke Dante" kata Serra.
"Hahhh??" Nadia pura-pura kaget.
"Yahhh Lo nggak peka. Riska itu udah lama suka sama Dante. Keliatan banget malah.. tiap liat Dante tatapan nya itu dalem banget..." kata Serra.
"Oh, baru tau gue hehehe" kata Nadia.
"Lo juga sebenarnya naksir Dante kan?" kata Serra.
Nadia menepuk pundak Serra.
"Masa gue naksir dia, kan gue udah punya suami. Parah nih bercandanya..." kata Nadia.
"Iya ya bener juga...abis Lo berdua Deket banget sih"kata Serra.
****
Milla membulatkan tekadnya. Ia harus menemui Bima dan meminta pertanggungjawaban. Tidak ada waktu untuk menunggu kedatangan Bima. Perutnya akan semakin membesar. Tidak mungkin Milla menjalani semuanya sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Untukmu
RomansaNadia dan Bima dijodohkan oleh kedua Kakek dan Ayah mereka karena suatu alasan. Sampai suatu hari mereka saling bertemu secara tidak sengaja dan itu bukan pertemuan yang bagus. Bima yang sudah memiliki pacar, Milla, tidak terima dengan perjodohan te...