13| Pangeran Berkuda

1.8K 243 15
                                    

Sejujurnya dalam lubuk hati yang paling dalam, Isa pengen sekali merasakan pacaran atau minimal pedekate, ini boro-boro pedekate yang nge-chat dia pun tidak ada gitu. Jadi Isa agak sedikit insecure, inget ya! sedikit. Iya, Isa insecure karena tidak ada yang mau deketin, padahal kalau dilihat-lihat Isa cantik? Iya, pinter? Sudah pasti, seksi? Apalagi, bahkan teman-temannya mengakui bahwa Isa ini seksi apalagi kalau pakai baju yang membentuk tubuh.

Tapi, herannya belum ada sama sekali yang mendekatinya, sampai ia harus berguru sama Naura- sahabatnya terbaiknnya.

"Nau, ini perasaan gue aja apa gimana ya? Kok nggak ada yang deketin gue ya." Keduanya sedang menikmati bakso dikantin fakultas Naura.

Dengan mudah Naura menjawab. "Ya gimana mau deketin? Pawang lo lebih galak daripada Panji Petualang."

"Tapi lo bisa tuh pacaran sana sini."

"Pawang gue cuma sebatas empat kecambah yang pastinya udah lulus sensor karena yang gue gebet adalah abang lo yang pastinya juga mereka nggak akan berani, lo emang nggak tau pacar-pacar gue terdahulu selalu punya kontrak sama para dedemit buat pacarin gue selama dua minggu aja, setelah itu gue selalu diputusin dengan alasan 'Maaf ya Nau, gue lebih sayang nyawa dan mental gue untuk tetap sehat wal afiat, jadi kita putus aja ya. Makasih buat dua minggunya.' Kurang gila apa mereka sama gue selama ini? Sedangkan lo, dua abang lo aja posesifnya udah kayak mau ditinggal nikah, pakai segala ada interview, pakai CV, nggak sekalian aja itu abang lo nyuruh naruh portofolio di LinkedIn?"

Isa terdiam sejenak, benar juga selama ini abangnya kelewat posesif belum empat kecambah yang luar biasa sangat merepotkan.

Isa menghela napas panjang. "Hadah, gue butuh penyemangat supaya tetap waras selama kuliah."

"Lo pacarin aja empat kecambah sih, lumayan ganteng-ganteng juga. Lo gak bakal malu juga kalau bawa mereka, mereka punya muka soalnya," tutur Naura sambil memasukkan baksonya ke dalam mulut.

"Ya pasti punya mukalah, serem kalau gak punya muka mah." Dengan begitu kepala Isa langsung ditempeleng pakai dompet Naura.

"Cariin gue pacar dong, Nau," pinta Isa.

"Ih edan lo, pulang-pulang gue tinggal batu nisan," dramatis Naura.

"Nggak bermutu ah gue curhat sama lo, sama sekali nggak menghasilkan hasil." Isa menelungkupkan kepalanya ke meja kantin.

"Alay lo, jurusan doang sistem informasi perihal update tentang teknologi tiarap. Ada yang namanya aplikasi biro jodoh, lo tinggal klik klik ketemu deh sama perjaka perjaka muda maupun tua, tergantung search bar lo sih dan tergantung iman juga."

Isa mengangkat kepalanya. "Oh iya, makasih ya sistah sarannya. Gue balik dulu ke kelas, bye." Isa berlari menuju kelasnya, emang definisi kerajinan, padahal di Fakultasnya juga ada kantin tapi Isa memilih pergi ke Fakultas sebelah hanya untuk menemui Naura.

Dua hari Isa mencoba menggunakan aplikasi biro jodoh yang direkomendasikan Naura, dua hari juga Isa selalu apes, kalau tidak dapat yang babeh-babeh poligami ya ketemunya sama yang tiap hari selalu minta pap pep pap, yang lebih parahnya lagi Ia ketemu sama kakek-kakek bosan yang mencari istri muda, edan. Isa kembali putus asa, sesusah itu mencari pacar pikirnya.

"Sa, dipanggil bang Romeo di sekret." Isa mengangguk, dengan langkah gontai ia berjalan menuju ruang sekre seperti yang disuruh. Terpampanglah wajah Romeo dengan kacamata yang bertengger di hidungnya, berkas-berkas yang berceceran di meja sekret, belum lagi tangannya yang memutar-mutarkan pulpen sambil membaca salah satu berkas membuat Isa sadar bahwa selama ini ia tidak pernah menyadari Romeo sangat tampan.

[✓] Semua Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang