2| Mendang Mending

3K 308 6
                                    

Naura sedang dibuat bingung, seminggu ini ia digempur banyak sekali tugas belum lagi tugas kelompok, belum lagi Hima yang selalu minta kumpul, bahkan Naura hampir melupakan club tarinya yang sebentar lagi akan mengadakan lomba tahunan. Kalau Naura bisa membelah dirinya menjadi sepuluh bagian mungkin saat ini Naura sudah merebahkan tubuhnya di kasur tercintanya yang sekarang jarang ia kunjungi dikarenakan Naura lebih sering tidur di meja belajarnya atau di sofa ruang tamu.

"Katanya ada kerja kelompok, kok masih di sini?" Ilham tiba-tiba duduk di sebelah Naura. Saat ini mereka dikantin feb.

"Lo ngapain di kantin feb?" Naura bertanya balik pada Ilham.

"Nungguin teman gue, mau futsal." Naura hanya manggut-manggut saja. Wajar Naura merasa aneh, karena biasanya Ilham ke wilayah fakultasnya kalau bukan untuk menjemput dirinya yasudah pasti menjemput atau sekadar bertemu dengan pacar atau gebetannya.

Kalau masih ada yang bingung dengan struktur perkuliahan enam kecambah mari kita jabarkan, pertama Naura berada di Program Studi Manajemen, sedangan Abi dan Isa berada di Program Studi Sistem Informasi, lalu Esa dan Juna memilih Program Studi Teknik Informatika, serta ada Ilham dengan Program Studi Ilmu Komputernya. Kalau ada yang bertanya mengapa tidak satu jurusan saja, dari Sistem Informasi sampai ke Ilmu Komputer kan tidak terlalu beda belajarnya sama-sama belajar perihal codingan saja? Jawabannya adalah tidak, mata kuliah ketiganya jelas beda dan permasalahan yang mereka selesaikan juga jelas beda. Mereka memilih jurusan mereka karena mereka tahu dimana kadar kemampuan mereka dan mereka tahu apa yang lebih pas untuk mereka.

Lalu bagaimana dengan Naura yang notabenya berbeda fakultas dengan kelima temannya bisa menjadi bagian dari mereka? Jawabannya adalah karena Juna, Naura adalah tetangga baru Juna ketika Juna baru lulus dari sekolahnya. Dulu ketika Naura baru pindah bunda menyuruh Juna untuk menemaninya karena selain umur mereka sepantaran di komplek daerah rumahnya hanya ada mereka yang umurnya sama jadilah kemana pun Juna berada di situ pasti ada Naura. Juna ke Gramedia Naura ikut, Juna ke cafe Naura ikut, sampai Juna mau buang air kecil pun Naura sempat mengikuti walaupun langsung dicegah oleh Juna. Kepalang kesal karena kemana-mana diikuti dan lagi intensitas Juna untuk bermain dengan empat kecambah jadi berkurang alhasil Juna bawalah Naura ke tempat mereka berkumpul. Hitung-hitung sebagai teman untuk Isa karena pada saat itu hanya Isa wanita satu-satunya diantara keempatnya.

"Jadi kerkomnya?" Ilham menoleh pada Naura.

Naura mengangguk. "Jadi, ini juga lagi nunggu biar bareng kesananya. Habis itu gue baru latihan nari."

Ilham mengangguk paham. "Telfon aja kalau udah pulang, nanti gue jemput."

Naura menggeleng. "Gue bareng Yena hari ini."

Ilham membulatkan mulutnya. "Kalau gitu gue duluan ya, temen gue udah nelepn. Hati-hati Nau."

Bertepatan dengan Ilham yang melenggang pergi, Yena datang dan langsung menarik tangannya.

"Nau, ayo kita beli makan dulu." Yena membawa Naura pergi dari kantin bersamaan dengan menghilangmya punggung Ilham dari balik kantin.

.

.

"Anjing, dosen hari ini bener-bener bikin gue mau teriak. Gue nungguin dia dua jam lamanya, terus dengan entengnya beliau bilang kelasnya dibatalin. wah gak habis pikir gue." Sejak keluar dari kelas struktur data Isa sudah mengoceh selama sepuluh menit, sudah terlalu lama mengoceh membuat Esa harus menyumpal mulut Isa dengan Bakpao di tangannya.

"Lo kok gak kesel sih Bi?" Tanya Isa dengan mulut penuh Bakpao.

"Kesel, tapi ya mau gimana lagi? Mau lo ngoceh sampe bibir lo berbusa juga gak bakalan balik lagi itu keadaan," jawab Abi sembari menyemburkan asap rokoknya ke arah muka Isa.

[✓] Semua Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang