5| Saturdate yang Tertunda

2.2K 279 4
                                    

Ingat tidak waktu Juna bilang mau mengganti saturdate Isa sama Abi? Hari ini Juna sudah rapih dengan pakaian casualnya yang mau se-sederhana apapun tetap saja sempurna. Juna hampir menunggak dua minggu buat mengganti saturdatenya bersama Isa. Alasannya banyak kegiatan dan tugas yang harus tetap jadi prioritasnya.

Pertama Juna mau ngajak Isa ke museum galeri dulu. Juna sudah rapih, tinggal berangkat ke rumah Isa.

"Mau kemana Jun?" Tanya Ilham, bisa dilihat dari rambutnya yang masih acak-acakan, kaos kebesarannya, Ilham baru saja bangun.

"Mau jalan sama Abel." Ilham mengangguk, setelah itu langsung pergi ke dapur untuk minum.

"Lo baru bangun?" Tanya Juna setelah Ilham duduk disebelahnya.

Ilham yang lagi mencari chanel TV mengangguk. "Tidur jam tiga semalem gue, abis revisi makalah."

Juna hanya membulatkan mulutnya.

Juna bersiap berangkat menuju rumah Abel. "Duluan Ham!"

Tidak lama setelah Juna datang, Isa turun dari lantai atas. "Yuk, Jun kita jalan." Kali ini Juna membawa mobilnya, malas kalau harus bawa motor dengan jarak yang jauh. Apalagi nanti pasti pulangnya malam.

"Juna, cemilan gue yang biasanya gue taruh di sini mana?" Tanya Isa sambil mengubek-ubek kursi belakang.

Juna yang sedang nyetir menoleh sekilas. "Ada kok Bel, gue gak pindah-pindahin."

Isa itu paling tidak bisa buat tidak ngunyah kalau pergi menggunakan mobil.

"IH GAK-" Ucapannya terpotong setelah menemukan beberapa bungkus ciki yang ia beli beberapa hari lalu di sela-sela kursi belakang.

"Ih kok, ciki gue siapa yang makan?" tanya Isa sambil menatap sebal Juna.

"Gue gak tau Bel." Juna diam sejenak, mengingat siapa yang makan. "Oh, kemaren Abi yang makan."

"Kok lo kasih?"

"Gue udah larang, tapi dianya ngeyel."

"Ish Abi mah." Berakhir keduanya mampir ke SMart buat beli cemilan, karena Isa merengek untuk mampir dan Juna sudah lelah dengan rengekannya.

"Udah, itu doang?"

Isa mengangguk. "Iya, yuk Jun kita ke kasir."

Keduanya melanjutkan perjalan, sekitar lima belas menit mereka sampai di museum galeri.

"Kenapa lo gak rekomendasiin lukisan lo kesini aja Jun?"

Juna yang berada disebelahnya menggeleng. "Lukisan gue masih newbie banget. Lukisan-lukisan di sini tuh yang gambar udah bukan lagi orang biasanya tapi udah yang expert yang jam terbangnya banyak."

"Lukisan lo bagus kok menurut gue, cantik, selalu punya arti yang bagus," puji Isa.

"Hahaha, makasih banyak. Tapi mungkin gue bakal coba buat lomba dulu kali ya."

"Iyalah, harus. Sayang tau bakat lo kalau gak dikembangin, nanti kalau lo ada latihan ngelukis lagi ajak gue ya? Gue suka kalo nemenin lo ngelukis." Juna mengangguk, Isa memang sering menemaninya melukis daripada Naura beberapa kali Juna juga pernah mengajak Naura, hanya saja Naura ini tipe yang mudah sekali bosan. Jadi belum ada jam jam Juna ngelukis biasanya Naura sudah merengek minta pulang, makanya Juna alih-alih menemaninya melukis Juna lebih sering mengajak Naura ke tempat yang jauh dari kata 'sepi' Ia akan membawa Naura ke tempat-tempat yang tidak membosankan.

Berbeda dengan Isa yang lebih suka suasana damai dan tidak banyak orang. Seperti sekarang ini berjalan-jalan ke Museum suasana yang tenang dan jauh dari kata berisik membuat Isa nyaman berlama-lama di sini atau sekadar menemani Juna melukis di ruangannya, Isa tidak akan protes sama sekali meskipun Juna melukis berjam-jam sekalipun, Isa akan melakukan kegiatan lain seperti baca buku, meminjam alat melukis Juna yang lainnya, atau duduk menyandar dibahu Juna.

[✓] Semua Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang