36| Badai Telah Berlalu- Ending

3.4K 172 37
                                    

"Demi Alek gue aja gak jadi jadian kunyuk," keluh Abi.

Esa tidak terima. "Lah? Kan kemarin lo sendiri yang jumawa ya kita tagih lah sesuai pesanan kak."

Abi mengerang kesal, menggaet Koala tidak jadi tapi uang tetap keluar. Entah ia yang tidak hoki dalam hubungan percintaan atau karena ia terlalu banyak memainkan perasaan wanita sampai akhirnya ia yang harus mengejar cinta wanita.

"Makanya jangan sombong, sombong itu sifatnya setan. Syaithaanir rajiim," ledek Ilham.

"Nunggu cewek gue dulu, Bi. Mumpung ditraktir gue harus bawa gandengan." Kali ini Juna yang mengejek.

"Bener juga, ajak Hanin sabi kali ya." Ilham terkekeh.

Abi menyerah, biarlah teman-temannya berulah ia bahkan tidak punya kuasa untuk menolak.

"Pacaran tuh aku kamu, pacaran gue elu masih zaman?"

Di tengah khidmatnya mereka makan, Ilham mengejek Esa dan Isa yang masih sering menggunakan panggilan mereka sebelumnya.

"Baru baikan aja belagu lo, berantem lagi tahu rasa." Isa kembali memakan makanannya.

Esa lantas berbisik kepada Isa. "Tapi iya Beb, kita kayak bukan orang pacaran karena keseringan gue elu. Emang lo gak takut gue diambil orang?"

Isa mendelik. "Dih? Pede lo, yang kayak lo banyak di Priuk gak usah banyak gaya gue aja yang kecintaan sama lo makanya mau.... sama banyak duit."

"Tapi yang servicenya- Anjing!" umpat Esa begitu Isa menyuapkan telur yang masih bulat ke dalam mulutnya tanpa aba-aba.

"Yang romantis lah Bel, jangan terlalu laki nanti yang laki beneran minder lihat- Bangsat! Uhuk!" Ilham langsung tersedak begitu Isa memukul punggungnya dengan sangat keras. Ilham menatap bengis Isa sementara Isa menatap balik Ilham dengan mata melotot, ancamannya tidak berlaku untuk Isa.

"Sakit banget gila, tenggorokan gue rasanya mau keluar dari mulut," adu Ilham.

Hanin meringis lalu mengelus-elus punggung Ilham. "Makanya kamu jangan usil sih biarin aja mereka mau gimana, jadi kena tonjok kan."

"Lo ngasih telur kayak ngasih rudal ke mulut gue," adu Esa sambil berbisik pelan.

"Lo bacot banget lagian, bisa gak ngomongnya jangan nyablak gitu? Gue malu!"

"Ya kan emang bener, ganti yang kemarin malam-"

Isa meraup bibir Esa dengan jari tangannya, ia gemas dengan bibir Esa yang licin. "Diem anying, jangan ngomong lagi. Gue tonjok lama-lama bibir lo."

"Bisa gak kalian berdua kalau mau ngerencanain maksiat jangan di depan gue? Suara kalian ke dengeran jelas banget di kuping gue." Dari kursi depan mereka Abi menyahut.

"Udah hukum alam, lo kan suka mainin cewek jadi sekarang lo yang dimainin cewek." Esa terkekeh.

Malam itu ketika Abi menyatakan perasaannya hanya Isa dan Esa yang tahu waktu Abi berkunjung ke rumah Isa, tapi ia lupa kalau Esa masih menjabat sebagai sahabat dari sahabat Abi yang lainnya sehingga fakta yang Abi sengaja sembunyikan akhirnya terungkap, dari situ Ilham tidak berhenti mengejeknya, Juna terus mentertawakannya, dan Esa tidak berhenti menasehatinya.

Selesai makan bersama keenamnya kembali ke kediaman masing-masing, Esa seperti biasa akan mengantar Isa ke rumah terlebih dahulu.

"Gue balik ya," pamit Esa.

Isa bingung. "Eh? Langsung pulang?"

Kali ini Esa yang bingung. "Ya iya? Maksudnya apa sih?"

Isa mengangguk. "Oh ya udah, niatnya gue mau ganti yang waktu itu gak jadi tapi karena lo mau pulang-"

[✓] Semua Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang