7| Pengganggu

2K 262 40
                                    

"Oke, Gimana nih acaranya, seru gak?"

Penonton yang ada di atas tribun sontak berteriak dengan suara yang paling keras.

"Wah, ternyata masih pada semangat ya teman-teman semuanya nih. Segmen ini kayaknya yang paling banyak ditunggu gak sih? Sambutan juga penampilan dari guest kita, sebelum aku panggil coba-coba teriakin namanya yang kenceng ya, aku hitung sampai tiga ya."

"1"

"2"

"3"

"VIERRA!" Teriak mereka bersama.

"Oke, mari kira saksikan bersama penampilan dari guest kita, VIERRA!"

Isa langsung turun dari atas panggung lalu kembali ke backstage. Iya, untuk event hari ini Isa bertugas menjadi pembawa acara. Acara ini digelar oleh Himpunan dan ditujukkan oleh seluruh Mahasiswa di Universitasnya.

Sekitar kurang lebih acara dilaksanakan selama delapan jam, acara mereka telah selesai dilaksanakan. Puji-pujian dihantarkan untuk setiap anggota Hima sebagai apresiasi karena acara hari ini berjalan dengan lancar, tak terkecuali Abi dan Isa, keduanya saling berpelukan sambil memberikan ucapan-ucapan selamat telah bekerja keras beberapa minggu belakangan ini.

"Keren banget lo bocil, gue bangga," ujar Abi sembari mengelus punggung Isa.

"Huum, lo juga keren padahal cuma gulung-gulung kabel sama check mic tapi bikin cewek-cewek di tribun teriak-teriak." Ucapan Isa sontak membuat Abi tertawa.

Setelah ini Abi niatnya mau mengajak makan Isa terlebih dahulu disalah satu tempat makan mie yang lagi hype banget, namun belum sempat Abi mengajak. teman-temannya lebih dulu nengajak Abi dan Isa untuk makan bersama, hitung-hitung sebagai ucapan selamat.

"Ayo guys kita makan, yang bayarin nanti Esa." Ajak Naura dengan senyum yang merekah. Iya, memang Esa yang membayar makanan mereka semua yang sebelumnya sudah ditentukan dengan suit.

"Kenapa lur? Kalah suit?" Abi merangkul pundak Esa yang memasang wajah datar.

Mereka berjalan bersama menuju parkiran kecuali Juna dan Isa yang harus kembali ke sekretariat dikarenakan handphone Isa tertinggal disana.

"Teledor banget sih lo," omel Juna.

"Lo kalo marah-marah mulu sana ikut yang lainnya aja ke parkiran," kata Isa tidak kalah sewot, dia ini sedang buru-buru takut Sekretnya keburu dikunci sama Kak Juang.

"Eh? Sa? Ngapain balik lagi?" Tanya Juang yang sepertinya sudah bersiap untuk pulang.

"Ini Kak, handphone gue ketinggalan tadi."

"Oh yang casingnya gambar rubah itu ya?" Isa mengangguk.

"Udah gue simpen di lemari yang biasa nyimpen surat-surat penting." Juang berjalan menuju lemari, lalu mengambil handphone yang sudah ia simpan.

"Nih, lain kali dicheck lagi. Untung gue yang nemuin coba kalau yang lain, belum tentu disimpen kan?"

Isa hanya tertawa canggung. "Hehe, iya Kak. Makasih banyak ya gue duluan Kak."

"Eh bentar Sa." Baru saja Isa ingin keluar dari sekret namun suara Juang menahannya untuk melangkah. ia berbalik menatap Juang dengan tatapan gusar, pasalnya Juna sedang menunggunya di depan dan ia takut akan kena omelan panjang Juna kalau terlalu lama di dalam.

"Iya, kenapa Kak?"

Juang memberikan satu loyang martabak kacang coklat kepada Isa. "Nih."

Isa bingung. "Kak gue ale-"

[✓] Semua Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang