35| Saat Bahagia

1.6K 157 24
                                    

Kalau cinta sudah berlabuh hanya nahkoda yang bisa menghentikannya, bukan pribahasa bukan pula pantun apalagi puisi. Sepenggal kata tadi hanya penghantar untuk Abi yang sedang kembali berjuang, jika dulu ia berjuang untuk Joy maka kini ia berjuang untuk Koala. Rasa yang bukan main hingga tidak ada satupun momen yang ia lewatkan jika itu menyangkut Koala.

Tidak seperti yang lalu, kali ini Abi amat sangat yakin jika perasaannya akan dibalas entah kapanpun itu ia lontarkan. Perasaan yang sudah Koala kubur Abi yakin sudah tergali kembali, tenang saja yang sekarang Abi bisa pastikan ia unggul dibandingkan tiga temannya yang harus berusaha sedemikian rupa untuk perempuannya sementara Abi hanya perlu sedikit ucapan manis untuk menggali perasaan Koala.

Seperti sekarang ini, dengan tingkat kepercayaan diri Abi yang membuncah enam kecambah membuat sebuah taruhan dadakan untuk satu temannya yang kini menyandang status jomblo karatan kalau kata Isa.

"Si angkuh."

Begitu Esa menyebutnya.

"Taruhan mau gak? Enek banget gue liat orang sombong," kata Ilham.

"Ngapain pakai taruhan? Kelihatan kali, urus dulu noh si Hanin. Baikan belum udah ngurusin hubungan gue aja," ejek Abi.

Kali ini Ilham akui ia mati kutu, jadi alih-alih membalas ia langsung beringsut pada Naura.

"Iya Nak iya, Mama tetep bangga." memerankan tokoh seorang ibu, Naura memeluk Ilham seperti seorang ibu yang sedang memeluk anaknya.

"Setuju sih gue, biar kalau gak jadi gue bisa bikin lo malu semalu malunya orang malu," jawab Juna.

"Emang dah, tos dulu brodie." Ilham mengulurkan tangannya yang tidak dihiraukan oleh Juna, sehingga ia kembali menurunkan tangannya dengan tatapan sinis.

"Jangan anjir, kasihan. Ngeri gue kalau ketolak malunya seumur hidup soalnya udah jumawa duluan," tutur Isa.

"Kok lo gak kompak sih?" protes Esa.

"Emang sejak kapan kita kompak?" tanya Isa balik.

"Doain lah yang terbaik, biar gue bisa ikut hari ciuman sedunia juga nanti," ujar Abi.

Isa mendengkus. "Emang ya selalu ada udang dibalik batu, niatnya biar bisa cipokan doang."

"Ya soalnya itu semangat para lelaki, Bel. Paham dong sering kan sama Esa? Masa masih nanya." Abi memberikan komentarnya.

"Kemarin gue bilang gitu, kata dia gue tipes tiap hari minta semangat mulu," adu Esa.

"Ya iyalah, ya kan Nau?" Isa menoleh pada Naura.

Sembari berdehem Naura menjawab, "no comment sih, soalnya gue juga suka." Ditambah cengiran khas miliknya.

"Makin yakin gue kalau yang dirusak itu bukan Naura tapi Juna jhahahaha." Tawa menggelegar Ilham diikuti oleh teman-temannya.

"Yeu sok tau," balas Naura.

"Nau." Hanya dengan panggilan dari Juna sudah membuat Naura bungkam.

"Iya, maap." Begitu Naura menjawabnya.

Meski kata taruhan hanyalah bualan mereka, tapi Abi akan tetap membuktikan kalau ia akan diterima oleh Koala.

Dibalik obrolan meriah keenam bersahabat ini Ilham masih sibuk merangkai kata untuk pembuka saat ia bertemu dengan Hanin nanti. Di sini boleh ia melawak, kendati pikirannya penuh dengan untaian kata yang sedang ia susun. Menjelang waktu malam Ilham lebih dulu pamit pada kelima temannya guna menemui Hanin seperti janjinya kemarin.

"Gue duluan ya." Ilham mengulurkan tangannya kepada temannya satu persatu.

"Kemana?" tanya Naura.

"Ke rumah Hanin." Seusai menjawab Ilham lantas keluar dari kediaman Isa, mengenakan helm miliknya lalu bergegas membelah jalan raya tidak lupa Ilham membeli buah tangan seperti biasa.

[✓] Semua Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang