11. Sebuah Nasihat

46 3 2
                                    

🍁🍁🍁

"Ini dia nih podcaster yang lagi naik daun" goda deni yang datang dengan merangkul punggung temannya.

Setelah selesai mengajar mereka duduk sambil membahas materi dan perkembangan anak dalam menghafal Al qur'an. Karena sebentar lagi akan diadakan wisuda untuk santri yang sudah hafal juz 30.
Jadi mereka sedang sibuk untuk mempersiapkan segala sesuatu saat wisuda nanti.

"Kamu udah dengerin belum podcast baru nya aku.? " tanya zalfan.

"Udah lah, aku mah gercep oh hehe.. ada notif baru aku langsung buka" lanjut deni.

"Mantaap, dukung terus ustad muda kita  ZALFAN " sorak akbar.

"Aku bukan ustad bar, ilmu ku aja masih cetek banget dari kamu" ucap zalfan sambil merendah diri.

"Alah kamu ini merendah untuk meroket tau ndak. Kamu kan anak ustad udah pasti lah. Oh deni gimana kalo kita panggil zalfan gus aja.?" Ucap akbar sambil mendekat pada deni.

"wah éta ide nu sae, ti ayeuna urang zalfan "gus". Kumaha zalfan satuju.? " sambung deni dengan sumringah.

"Terserah anjeun.?" Zalfan hanya bisa pasrah.

Mereka mulai beraksi dengan membuat kegaduhan di ruangan.

"éta kalian ndak bisa diem nah.?" Ucap widya seorang guru Tahfidz baru.

"Hapunten" ucap deni dan akbar bersamaan.

"Fan, kita juga punya ide baru buat podcast kamu"
Ucap akbar sambil mengedipkan mata.

Zalfan merasa geli sendiri dengan tingkah teman nya ini.
Pembahasan mereka pun selesai. Hanya zalfan, widya dan pak pembina yang fokus pada pembahasan ini. Deni dan akbar memang banyak bercandanya, meskipun ada atasannya tapi deni dan akbar santai aja dan lagi pun pak pembina tidak mempermasalahkan. Yang penting deni dan akbar bisa menangkap dari apa yang di bahas tadi.

"oke briefing di dieu heula, urang teraskeun isukan. Tong hilap, énjing murangkalih pareum. lajeng minggu hareup urang bakal boga test juz 30 dina hiji diuk. Kalian boleh pulang. "

Ucap pak pembina dan menutup briefing.

"Nggih pak" ucap mereka bersamaan.

Saat di parkiran deni mulai heboh sendiri karena nyariin handphone miliknya.

"Deni kamu teh jangan mulai deh, coba cari ka dalem siapa tau kamu taruh di dalem." Zalfan sudah tau kalau deni pelupa, pasti dia nyari hp buat pesen ojol.

Deni mah biasa lupa kalau naruh benda sukanya asal naruh, gak liat tempat. Jadinya bingung sendiri kalo udah gini. 

"Fan, tolongin bantu cari hp aku atuh," ucap deni sambil memohon pada zalfan.

"Nah aku telfon sekarang" sambung akbar.

Terdengar suara hp yang bergetar pada sebuah meja. Setelah diliat tenyata ada pada laci di meja tengah, pasti deni lupa dia naruh hp nya di laci terus main tinggal aja.

" tuh apa tuh" ucap akbar menunjukkan muka datarnya.

"Apaan tuh.?" Lanjut zalfan dengan kekehan.

Zalfan Al Husain (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang