18. Ruang Waktu

32 1 0
                                    

🍁🍁🍁

Selama tania dirawat ibu dan widya sangat setia menemani dia saat terbaring di ranjang dengan infus yang terpasang di tangan kirinya. 

Saat ini tania merasa dunia sedang menginjak injak hidupnya. Dia sudah ditinggal oleh mamah tersayang dan kehilangan cinta dari seorang ayah. Hanya widya dan ibu sambung nya yang sangat tulus itu.

"Bu, widya, makasih yah udah ada disini" ucap tania dengan lirih.

"Ka, udah kaka istirahat aja. Kalo kaka butuh apa apa bilang aja sama widya sama ibu. Kami selalu di samping kaka. Kaka cepet sembuh ya." Jawab widya sambil menggenggam  tangan kakak tirinya.

"Iya tan, ibu juga ada di samping kamu. Kamu harus banyak-banyak istirahat" lanjut ibu.

Tania melihat ke arah lain di kamar itu, memandangi setiap sudut nya.

"Kaka cari siapa.? " tanya widya.

"Ayah gak dateng kesini.?" Ucap tania.

"Ayah lagi ada perlu sama teman kantornya, nanti juga kesini. Kamu yang tenang yah." Jawab ibu untuk menenangkan tania.

Bahkan saat dirinya sedang tidak berdaya ayah nya masih sibuk dengan dunia kerja nya. Tania ingin seperti dulu lagi. Saat dimana orangtua tania selalu di samping tania dan selalu  menemani tania.

Jika ada ruang waktu mungkin tania sudah pergi dari keadaan saat ini.

"Kata dokter nya kaka jangan terlalu banyak pikiran. Masalah kuliah kaka cuti dulu yah, nanti kalau sudah benar-benar pulih kaka berangkat lagi. " ucap ibu yang seakan bisa baca pikiran tania.

"Tapi kan sebentar lagi mau ujian skripsi bu, kalo tania cuti kelamaan bisa ketinggalan matkul nya." Tolak tania.

"Ka, dosen kaka juga pasti paham kalo kaka lagi sakit. Nanti bisa lewat susulan ka, sekarang kaka gak usah mikirin apa-apa yah ka, pliis aku sayang banget sama kaka. Dan kaka harus sembuh" sambung widya.

Ucapan widya barusan membuat hati tania bergetar. Ternyata adik tirinya sangat menyayangi nya. Tania masih beruntung karena bertemu dengan orang baik seperti widya dan ibu nya.

🌵

Hari ini tepat dimana para santri akan di wisuda. Setelah 4 tahun lamanya mereka mengahafal al-qur'an, kini mereka berhak menerima mahkota dan hadiah karena perjuangan dan  usaha mereka dalam menghafal.

Prosesi wisuda berlangsung cukup lama karena banyaknya acara dari pembukaan sampai do'a khotmil qur'an.

Zalfan dan teman-teman sibuk mengurusi semua rundown acara. Apalagi saat ini widya izin untuk menjaga kakak nya yang di rawat. Tenaga mereka sedang di gemblèng dan dipaksa harus sat set sat set.

"Fan habis ini kita ke penyerahan piagam dan mahkota yah, bilang ke MC untuk acara penyambutan di pindah habis ini." Pak pembina berusaha tenang dan memastikan semua nya berjalan lancar.

"Baik pak" jawab zalfan

Prosesi penyerahan piagam dan mahkota untuk para wali santri. Semua orangtua ke atas panggung mendampingi anak-anak untuk menerima mahkota.

Suasana haru memuncak dan ditambah zalfan yang membacakan puisi menambah kesan pilu saat ini.

Betapa bahagia para orangtua yang melihat anak-anak mereka lulus dengan menghafal 30 juz. Sebagian dengan menghafal 20 juz.

Acara demi acara pun telah selesai semua sudah mendapat hadiah, kejuaraan dan kenang-kenangan.
Waktu sudah cukup sore dan kini saatnya membereskan tempat ini.  

"Assalamualaikum ustad, ini ada hadiah juga dari kami semua" ucap salah satu wali santri dengan menyerahkan  beberapa bingkisan.

"Ini sebagai tanda terimakasih kami karena ustad sudah sangat sabar dalam mengajari anak-anak kami menghafal al qur'an." Timpal salah satu.

"Kami juga mengucapkan terimakasih atas kepercayaan ibu dan bapak dalam menitipkan anak-anak untuk belajar al qur'an di sini." Jawab pak pembina. "Kami juga mohon do'a nya untuk RTQ ini bisa berkembang lebih besar lagi dan lebih maju lagi." Tambah pak pembina.

"sami-sami ustad, kami berharap juga semoga tempat ini bisa menampung lebih banyak santri" balas seorang ibu.

"Aamiin aamiin " jawab zalfan dan teman temanya.

Saat semua selesai kini waktunya makan-makan. Berkumpul zalfan dan teman temanya serta pak pembina. Mereka menikmati makanan yang tersedia.

"Oiya nanti habis ini kita besuk kakak nya widya yah" kata pak pembina.

"apa ndak kemaleman pak.? " tanya deni.

"Masih jam segini ko den, nanti bapak yang anter kamu pulang wis. Sebentar doang den, sekalian nganterin hadiah tadi." Tambah pak pembina.

Zalfan dan akbar hanya bisa tertawa melihat muka datarnya deni.

~next up~













》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》》

Alhamdulillah bisa update lagi sabtu ini.

Selamat membaca kawand🧡
Semoga suka yah 🌻

Jangan lupa vote dan komen yang banyak biar author semangat up nya 🤗

Follow juga akun IG author 🙌

@fadhib20

Sabtu, 22 April 2023

Zalfan Al Husain (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang