🍁🍁🍁
"nanti zalfan pulang pake taxi onlen ya bang, jadi abang nggak usah jemput"
"ya udah kalo gitu abang ke kampus dulu atuh"
"iya abang hati-hati dijalan yah"Mereka memang kakak beradik tapi wajah mereka berbeda, sangkin bedanya mereka banyak yang ngira kalau zai itu bukan kakanya, zalfan lebih mirip ke abah nya sedangkan zafian lebih mirip sama umi. Sikap mereka pun berbeda, zalfan yang lebih suka pakaian tertutup nya, seperti saat ini dia mengenakan jubah atau gamis warna biru dongker. Dia sangat periang jika dihadapan teman laki-lakinya. Tapi saat bertemu dengan teman wanita dia lebih ke mode kalem dan cuek.
Berbeda sama zafian, abang nya ini malah tegas jika bersama temen kampus nya, seperti adit, riyan dan sabil. Tak jarang ketegasan yang dia punya banyak menarik para mahasiswi untuk berkenalan pada zai. Apalagi penampilan nya yang selalu memakai kaos pendek dan jaket serta celana panjang yang terlihat sangat cool bagi mahasiswi di kampusnya.
"zal, kamu berangkat sama siapa.? Ko tumben gak sama abah.?" Tanya teman Zalfan, deni
"iya hari ini abah mau ke solo jadi tadi di anter sama abang."
"berati nanti di jemput sama abang kamu lagi atuh"
"nggak ko, nanti aku pulang pake taxi onlen, kumaha tanya itu den, mau ikut nebeng.?"
"tuh tau sendiri, tadi tuh aku juga di anter sama tukang ojol, pas mau bayar lupa bawa dompet, untungnya di saku ada 20 ribu "
Deni salah satu teman zalfan yang sangat pelupa, bahkan waktu di RTQ ( Rumah Tahfidz Qur'an ) disaat sudah selesai mengajar dan hendak pulang untuk memesan ojol, dia lupa menaruh HP yang pada saat itu ada di saku nya sendiri. Entah sudah terbiasa dengan sifat lupa nya atau dia yang sudah semakin sakit akut dengan pelupanya.
Deni ini salah satu teman zalfan yang gak bisa naik motor, alasanya karena takut main gas motor, takut nanti nge gas dan lupa ngerem kan bahaya :v mending dia jadi penumpang aja kata deni.
" eh akbar ga dateng kah.? Tumben jam segini belum dateng" ucap deni memecah keheningan saat itu.
"entah, coba ditelfon atuh, takut di jalan kenapa-napa" balas zalfan.Deni pun mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi temannya. Tapi tidak ada balasan dari akbar. hanya bunyi * tut tut tut tut* dari seberang sana. Tiba-tiba di depan ada suara mobil yang masuk pekarangan di dalam.
" tuh akbar dateng " sambut zalfan.
" kunaon bar datengnya telat.?"
" baru juga dateng udah di tanya aja, suruh masuk dulu napa, cape atuh dari tadi sepanjang jalan dibikin emosi sama jalanan lampu merah, macet pula kan jadinya telat. Bisa-bisa dibayar separo bulan ini."jelas akbar dengan nada emosi dan muka memanas."namanya juga bandung atuh bar, dimana-mana juga macet sekarang lagi udah banyak kendaraan" zalfan coba menenangkan teman nya itu.
"kalo bayaran separo kan itung-itung buat infak juga atuh, jangan buat beli kuota terus,hahahaa" ledek deni yang langsung mengundang akbar untuk marah.
"udah atuh bar, ada benernya juga ko yang dibilang deni. Buat beli kuota la terusan tapi buat infak eman-eman banget." Tungkas zalfan.Mereka bertiga sekarang sudah jadi guru tahfidz di RTQ Modern Ar- Rasyid Bandung. Deni yang suka ngeledekin akbar dengan mulutnya yang asal ceplos membuat akbar selalu darah tinggi kalo lagi sama deni.
Zalfan pun hanya bisa menengahi mereka dengan nasihat yang selalu ia katakan pada akbar dan deni. Meskipun selalu bertengkar tapi mereka cepet untuk balikan lagi, mungkin karena akbar dan deni selalu bareng kemana-mana.
"habis selesai, nanti kita ke rumah aku yah" ucap akbar untuk mengajak zalfan dan deni ke rumahnya.
"kalo ada makanan enak aku harus ikut atuh." Lanjut deni dengan bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zalfan Al Husain (SELESAI)
Historia CortaSebelum kenalan sama Zalfan, di follow dulu atuh biar author seneng 💛 Zalfan febrian itu nama panjangnya, anak ke dua dari dua bersaudara. Abah nya seorang ustad, dan dia ditugaskan untuk meneruskan dakwah sang abah. Namun ditengah jalan abah meng...