14. Keyakinan

40 2 0
                                    

🍁🍁🍁

Setelah selesai dari pengajian di kompleks sebelah tepatnya di rumah widya, zalfan dan umi segera pulang ke rumah untuk menyiapkan pesanan besok pagi.

Keadaan rumah masih sepi, batin zalfan bergumam ( abang belum pulang pasti malem lagi, kasian umi )

"Fan kamu ko ga masuk" ucap umi yang mengagetkan zalfan saat melihat halaman rumah nya kosong.

"Eh iya mi ini mau masuk, abang belum pulang lagi mi"

"Ya udah biarin aja nanti juga kalo udah selesai pasti pulang abang mu" umi selalu husnuzon pada anak sulungnya ini. Dia tidak mau memikirkan apa yang tidak perlu dipikirkan.

Umi takut kalo prasangka yang gak baik itu bakal terjadi, maka untuk menghindari itu semua umi selalu berpikir positif dalam hal apapun.

*Bang zafi*

"Fan sampein umi abang lagi nginep di rumah bang adit, ngerjain tugas kuliah biar cepet selesai."

*You*

"Iya bang, hati-hati dijalan"

Dibukanya pesan dari abang nya, zafian kini memang terlihat sibuk dengan aktivitas nya di kampus. Belum lagi saat jadwal motret nya yang penuh orderan.

Biasanya dia membuka jasa motret saat menjelang wisuda atau pernikahan. Hasil potretannya yang bagus banyak orang-orang yang suka dengan karyanya.

"Mi, tadi abang bilang ke zalfan katanya dia nginep di rumah bang adit, lagi ngerjain tugas" ucap zalfan pada umi.

"Kapan pulangnya.? Bilangin ke abang mu jangan lupa pulang, umi pengin ketemu sama abang" ucap umi penuh kerinduan.

*You*

"Bang, kata umi jangan lupa pulang, umi kangen sama abang"

*Bang zafi*

"Iya cuman satu hari disini ko, besok pagi abang pulang"

Seperti ada suara ketokan pintu di depan. Apa bang zai gak jadi nginep.? Katanya satu hari di rumah bang adit.

"Fan, ada tamu kah di depan.? Minta tolong bukain sayang " ucap umi.

"Baik mi"

Zalfan pergi menuju pintu depan. Setelah dibuka ternyata pak ustad yang mengisi acara pengajian sore tadi.

"Assalamualaikum mas, apa betul ini rumah bu Zahro.? " tanya ustad itu.

"Wa'alaikumsalam, nggih pa betul. Ada apa ya.? " balik zalfan.

"Gini mas, setelah nyobain makanan yang tadi dikirim oleh mas sama ibu mas, saya jadi mau ikut pesen buat syukuran aqiqoh anak saya, kira-kira bisa gak ya mas.?" Tanya ustad itu lagi.

"Oh, bentar nggih pak, saya panggil ibu saya dulu, mangga masuk dulu."

Ustad itu pun dipersilahkan masuk ke dalam, zalfan menuju ruang belakang untuk memanggil uminya. Sambil nunggu umi ngobrol dengan pak ustad zalfan menyiapkan materi yang akan di sampaikan pada podcast nya malam nanti.

Zalfan Al Husain (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang