Cklek!
"Jia? Tadi apa yang jatuh ya di sini? Suara benturannya kedengeran sampe bawah loh."
"Sial.."
"Li, ke rumah sakit sekarang, yuk?" bisik Tasya, Lia tak merespon hanya terus merintih menahan sakit.
Itu membuat Tasya semakin panik. Gadis itu berkeringat dingin karena ketahuan oleh Sang bunda karena telah melukai temannya.
"Eum bukan apa-apa kok Bun, tadi.. tadi Jia gak sengaja lempar buku-buku Jia, karena pusing banget daritadi gak dapet dapet jawaban..." alibi Tasya terlihat gelagapan, bunda Meiying pun menatapnya lamat-lamat karena dari gelagat putrinya itu nampak mencurigakan.
"Bener?" tanya Sang bunda meyakinkan.
Tasya mengangguk kukuh. "Iya Bun, benerann."
"Yaudah, bunda mau lanjut makan, terus abis makan bunda ada urusan mendadak sama temen bunda, jadi jangan kemana-mana ya, bunda bakal pulang larut malam soalnya," ujar bunda Meiying.
Tasya menghembuskan napas lega, kalau bundanya pergi keluar rumah akan mudah untuknya membawa Lia ke rumah sakit.
"I-iiyaaa Bun, iya iya, hati-hati di jalan," jawab Tasya sedikit keki.
Bunda Meiying hanya tersenyum menghela melihat tingkah aneh anaknya itu, kemudian ia menutup pintu kamar Tasya.
"Pas bunda udah pergi kita ke rumah sakit ya? Semoga aja sepupu gue dateng ke sini jadi bisa minta anterin," suara Tasya nampak panik setengah mati.
Lia hanya mengangguk sambil mengernyit menahan sakit. Sejujurnya kalau terduduk seperti ini dia kesakitan, namun ia mencoba mati-matian untuk menahan.
Beberapa menit kemudian terdengar sayup-sayup suara familiar di telinga Tasya, itu seperti suara Reno yang tengah mengobrol dengan bundanya.
Tak lama kemudian benar dugaannya, dengan brutal-nya Reno membuka pintu kamar Tasya hingga menimbulkan suara dan membuat dua gadis di dalam sana terlonjak kaget.
Tasya mendengus sebal. "Bisa gak sih santai?!"
Reno pun menggaruk tengkuknya, "hehehehehe."
"Ck! Ren, bunda udah berangkat?" tanya Tasya tiba-tiba, membuat Reno mengernyit 'kan dahinya bingung.
"Iya, barusan pamitan ama gue," jawab Reno seraya menyandarkan tubuhnya pada kusen pintu sambil bersedekap dada.
"Nah, lo bawa mobil kan? Boleh tolong anter ke rumah sakit gak?"
Reno melebarkan matanya. "Mau ngapain?"
Tasya nampak menunjuk Lia yang sedari tadi menunduk menahan sakit sembari memegangi pinggangnya. "Dia abis gue banting, gak sengajaaaaaa, lo jangan bilang bunda yaaaa?!!!" Tasya menatap Reno dengan sorot mata tajam, semoga saja dengan tatapannya itu Reno tak memberitahu bundanya soal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] OSIS Ghost : Endless Betrayal
Mystery / Thriller[Friendship of Na-Cl] Terselimuti rasa gengsi yang begitu besar bisa membawa ke ujung penyesalan. Itu semua terbukti pada Alvaro yang selalu takut dan gengsi untuk mengungkapkan cintanya pada gadis yang ia cintai sejak pertama kali bertemu. Ia selal...