"Kakak-kakak OSIS yang masuk ke kelas aku tadi itu.. hantu."
Deg!
Dua gadis yang bernotabene seorang anggota OSIS itu terlihat membulatkan mata mereka sempurna sehingga hampir keluar dari tempatnya. Sungguh, mereka percaya tak percaya mendengar ucapan gadis itu----karena tak mungkin ia melantur kan?
"Dek, kamu.. b-becanda kan?" Tasya tiba-tiba saja tremor.
"Enggak kak." sahut anak laki-laki itu, "itu memang bener, Kayla nggak bohong, kak. Dua anggota OSIS yang masuk ke kelas aku tadi itu memang.. hantu." lanjutnya.
"G-ga mungkin..." gumam Tasya tak percaya, "jadi.. selama ini semua itu bener? Apa yang udah terjadi..." Tasya langsung meremat rambut nya, ia frustasi.
"Tasy, tenang dulu, kita cari tau lebih detail dulu semua ini bener apa nggak." Keysa berusaha menenangkan, Tasya pun mengusap wajahnya kasar ia sudah tak mengerti lagi ada apa ini sebenarnya.
"Coba kalian ceritain semuanya secara detail, kok kalian bisa seyakin itu kalau mereka itu hantu?" suruh Tasya berusaha setenang mungkin, jujur sebenarnya ia tak mau meminta ini karena ia tak mau semakin dihantui rasa takut, tapi ia tak mau juga nanti dihantui rasa penasaran yang membuat pikirannya tak tenang.
Gadis yang bernama Kayla itu menghela napas sejenak, "kakak mau percaya atau nggak, gak apa-apa. Ini sesuai yang aku dan Angga lihat tadi, disaat dua kakak OSIS itu masuk jujur aku kaget karena rupa mereka.. terus mereka menghampiri aku sama Angga terus minta tolong.."
"M-memangnya rupa mereka gimana? Aku lihat mereka normal-normal aja kok." Tasya mulai takut dengan permulaan cerita ini, sejujurnya dia ingin meminta Kayla jangan melanjutkannya saja. Tapi bagaimana? Ia juga penasaran.
"Kakak OSIS yang tinggi agak kurus dan kulitnya gak terlalu putih, aku liat setengah wajahnya hancur kak, basah kuyup, dan ada bekas tusukan di perutnya," seloroh Kayla terlihat tanpa ragu mengungkapkan apa yang ia lihat tadi.
"Terus, yang kulitnya putih banget juga ada bekas luka tusukan di bagian perut, tapi di bagian wajah sebelah matanya gak ada kak." timpal Angga.
Mau pingsan rasanya Tasya dan Keysa mendengarnya, mereka bisa membayangkan bagaimana menyeramkannya rupa Alvaro dan Bastian ketika di mata dua murid peserta MPLS ini.
Tasya mengusap wajahnya lagi, jujur ia sudah melemas dari saat awal permulaan dua anak itu bercerita, ia berusaha tenang dan tenang, jujur ini sangat susah membuat nya bisa tenang, karena firasatnya memprediksi bahwa ini akan menjadi masalah besar.
"Oke, oke, apa temen-temen kalian yang lain liat mereka dengan rupa kayak gitu juga?" tanya Tasya, mereka berdua spontan menggeleng. Lantas Tasya mengerutkan keningnya dengan jantung yang semakin bertalu-talu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] OSIS Ghost : Endless Betrayal
Mistério / Suspense[Friendship of Na-Cl] Terselimuti rasa gengsi yang begitu besar bisa membawa ke ujung penyesalan. Itu semua terbukti pada Alvaro yang selalu takut dan gengsi untuk mengungkapkan cintanya pada gadis yang ia cintai sejak pertama kali bertemu. Ia selal...