Shanghai, China.
14 days in Tiongkok.
"Setelah pulang latihan kau mau tidak pergi ke toko cendera mata lagi?"
Gadis berambut sebahu yang ditanya nampak menoleh, kemudian ber-oh, "ke toko cendera mata yang kemarin?"
Lelaki tampan yang duduk di sampingnya itu menggeleng, "bukan, aku akan membawamu ke toko yang berbeda, sekalian aku ingin meminum teh bersamamu di sana."
Yu Jia sedikit berkesan dengan ajakan ini, entah kenapa dia tiba-tiba suka ke toko-toko cendera mata yang ada di Shanghai ini, karena begitu memanjakan mata dan rasa ingin mengoleksi langsung meronta-ronta ketika melihatnya.
"Dimana tempatnya? Apakah jauh?"
"Tempatnya di Yu garden, tidak terlalu jauh kok jaraknya," ungkap Lian membuat Jia semakin berniat ingin pergi ke sana.
"Wow, Yu garden namanya?"
Lian mengulum senyumnya, kemudian mengangguk, "iya, aku mengajakmu ke sana karena nama taman itu sesuai dengan marga mu."
"Nanti aku akan ajarkan sejarah yang ada disana, pasti kau akan terkesan, apalagi saat melihat batu giok berpori yang lumayan besar terpajang di taman itu."
Yu Jia ber-wah lebar, "wahh, benarkah? Aku jadi tidak sabar ingin kesana."
Melihat tingkah lucu gadis itu, rasanya ingin sekali dia mengacak surai legam sebahu itu hingga berantakan, tapi Lian menahannya, "kita selesaikan latihan dulu, setelah itu kita kesana, mencicipi teh dari Huxinting hometea."
"Wahh, di sana ada tempat meminum teh juga?" Gadis itu semakin berbinar-binar.
Lian mengulum senyumnya, kemudian mengangguk, "iya, kalau hatimu sedang porak-poranda beritahu aku, aku akan membawamu kesana agar pikiranmu sedikit tenang."
"Boleh kau jelaskan letak taman itu dimana? Aku sedikit penasaran."
Lian menyandarkan punggungnya pada tiang bangunan tempat latihan beladiri nya itu, "Taman Yu atau Yuyuan itu taman Tiongkok yang begitu maha luas, terletak di samping Kuil Dewa Kota di timur laut Kota tua Shanghai di Distrik Huangpu. Berbatasan dengan Yuyuan Tourist Mart, Huxinting Hometea dan Pasar Yuyuan yang banyak menjual cendera mata."
"Wahhhh sepertinya memang cocok untuk healing ya??" Gadis itu terpana dengan penjelasan taman yang namanya sama dengan marga nya itu.
Lian terkekeh kecil, "iya, jadi mari kita selesaikan latihan hari ini dulu, nanti kita langsung kesana."
Yu Jia mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian kembali menatap ke arah depan, dimana ada beberapa orang yang tengah latihan di lapangan, jauh dari mata memandang karena orang-orang itu sedang berlatih tepat di belakang bangunan utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] OSIS Ghost : Endless Betrayal
Mistério / Suspense[Friendship of Na-Cl] Terselimuti rasa gengsi yang begitu besar bisa membawa ke ujung penyesalan. Itu semua terbukti pada Alvaro yang selalu takut dan gengsi untuk mengungkapkan cintanya pada gadis yang ia cintai sejak pertama kali bertemu. Ia selal...