35 : Among Them

211 32 124
                                    

"Kal, bangun, ayo kita ngobrolin soal tadi lagi, cewek lo sama ceweknya Rafael udah dateng tuh," ucap Reno sambil menepuk-nepuk pipi Haikal yang terlelap sejak dua puluh menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kal, bangun, ayo kita ngobrolin soal tadi lagi, cewek lo sama ceweknya Rafael udah dateng tuh," ucap Reno sambil menepuk-nepuk pipi Haikal yang terlelap sejak dua puluh menit yang lalu.

Sherina telah kembali dengan dua orang yang mengekor di belakangnya, yaitu ; Keysa dan Lia yang berjalan di bantu dengan kruk.

Lelaki yang tertidur di atas paha Reno itu menggeliat pelan, perlahan membuka matanya yang masih terasa berat untuk terbuka itu.

"Buruan bangun, kaki gue pegel anjir," protes Reno sambil membantu Haikal untuk mendudukkan diri.

Haikal diam sejenak, menatap kosong ke arah depan, melamun memperhatikan pintu ruang OSIS yang sedang di tutup oleh Sherina.

Kemudian lelaki itu mengucek matanya yang sedikit gatal, Haikal memang perlu melamun dulu setelah bangun tidur, anak itu celingukan mencari gadisnya setelah itu netranya menangkap Lia yang sudah duduk di atas kursi yang biasa di tempati gadis itu ketika ada rapat OSIS.

Haikal berdiri, menghampiri Lia yang sedang mengobrol dengan Keysa itu.

Yang lebih tua di antara mereka pun ikut berdiri untuk membangunkan satu orang lagi yang masih berada di alam mimpi, siapa lagi yang tidur selain Haikal dan Ikbal.

Dan Ikbal lah orang yang belum di bangunkan.

"Bangun, ngab. Bangun," ucap Reno sambil mengguncang pelan tubuh Ikbal, dan lelaki itu pun langsung bangun.

Lia menopang dagunya dengan satu tangan, "ada apa sih? Rame-rame gini di sini? Segala ada Reno juga," gerutunya.

"Sabar dulu napa Mak ijem, biarin yang baru bangun tidur ngumpulin nyawa dulu," sahut Sherina yang sedang menata kursi-kursi untuk tempat yang lain itu, dia mau semuanya melingkar dalam satu meja.

Lia menghembuskan napas lelah, sedikit malas, kakinya masih sakit untuk berjalan-jalan terlalu lama dan jauh. Tapi, Si Sherina sialan ini malah mengajaknya ke ruang OSIS yang ada di lantai bawah kelasnya, jadinya dia harus menuruni tangga tanpa bantuan Haikal yang biasanya menggendongnya ketika naik-turun tangga.

Ngomong-ngomong soal Lia yang lumpuh tiba-tiba, sekarang dia sudah lumayan membaik dan bisa berjalan meski dibantu oleh kruk, itupun dia yang memaksa karena dia merasa tak punya kaki jika terus-terusan duduk di atas kursi roda.

"Eh eh, Li. Yang rambutnya mullet itu siapa, anjir? Kok tiba-tiba ada disini?" bisik Keysa yang tepat duduk di samping Lia.

"Sepupunya Si Tasya, namanya Reno, panggil aja Ren-ge soalnya dia lebih tua empat tahun dari kita," jawab Lia.

Keysa ber-oh kecil, dia mengerti kenapa harus memanggil lelaki itu menggunakan 'Ge' karena di sekolahnya ada mata pelajaran bahasa Mandarin, dan dia mengerti bahasa itu sedikit-sedikit, "urusannya apa dia di sini?"

[✔️] OSIS Ghost : Endless Betrayal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang