30 : New Friend?

206 39 128
                                    

Shanghai, China

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shanghai, China.

5 days in Tiongkok..

Bunga-bunga es mulai berjatuhan ke permukaan tanah lumayan banyak sehingga menumpuk menjadi salju yang menimbun jalanan, atap rumah, mobil yang terletak di pinggir jalan, dan benda lain yang berada di luar. Cuaca hari ini di bawah nol derajat, membuat orang-orang yang tengah berkeliaran ke luar rumah perlu memakai pakaian super tebal agar tak kedinginan.

Ketika Jia membuka jendela kamar apartemennya dia terkejut karena banyak sekali salju yang berjatuhan ketika jendela itu di buka-kan, gadis itu ber-wah sampai mulutnya mangap lebar ketika melihat pemandangan kota Shanghai yang bersalju dari lantai 14 apartemennya.

"Wahh, musim salju seindah ini ya ternyata?" gumamnya dengan uap berwarna putih yang keluar dari mulutnya.

Pantas saja dia merasa kedinginan sekali saat malam, bahkan sampai menimbun lima selimut dia baru bisa tidur nyenyak.

Jia melirik jam dinding yang berada di kamarnya, dan ternyata baru pukul tujuh pagi. Kebetulan dia ada kelas Kung Fu pukul sembilan nanti, beruntung dia tak kesiangan.

Jia merentangkan otot-otot tubuhnya, kemudian menumpukkan kedua tangannya pada kusen bawah jendela, dia masih belum puas menatap kota Shanghai yang bersalju itu dari atas sini.

"Temen-temen ku lagi pada ngapain, ya?" Dia bergumam lagi, menyimpan dagu pada lipatan tangannya itu.

Netra kecoklatan berbinarnya yang indah itu menatap menerawang jauh ke depan, tidak ada yang bisa membohongi tatapan matanya kini, gadis ini rindu kampung halamannya.

"Kangen Alvaro..."

"Kira-kira.. mereka baik baik aja gak, ya?"

Tiba-tiba saja terbesit rasa gelisah di benaknya, karena sebenarnya pergi merantau di saat keadaan seperti ini bukan lah yang tepat memang. Tapi, mau bagaimana? Karena bisa di bilang ini semua keterpaksaan.


Tok tok tok!

Reflek Jia langsung menoleh cepat ke arah pintu ketika mendengar suara ketukan sebanyak tiga kali dari luar sana, pasti itu adalah pak Yen.

"Sebentar!" pekiknya menyahut.

Jia pun berjalan menghampiri pintu kamarnya kemudian membukanya, dan benar saja pelaku yang mengetuk pintu adalah pak Yen.

"Oh, kau sudah bangun? Atau baru bangun?" Pak Yen sedikit terkejut.

"Sudah daritadi." jawab Jia.

[✔️] OSIS Ghost : Endless Betrayal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang