Bagian 10

3.5K 158 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Jangan lupa vote and komen

Selamat membaca

🥰

Seorang gadis yang mengenakan pakaian tidur dan hijab instan, tengah tertidur dengan tangan kiri menopang kepalanya dan tangan kanannya yang memegang Al-Qur'an kecil.

Dilihat dari raut wajahnya yang terlihat kelelahan. Hingga tidak menyadari bahwa waktu sudah memasuki subuh.

Tok Tok Tok!

"Haura bangun nak, sholat!" Teriak bunda Kania dari luar sambil mengetuk pintu.

Haura bergerak pelan dari tidurnya. Karena merasa terganggu, ia mengucek matanya sambil merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal karena semalaman ia tidur di kursi.

"Iya bund, Haura udah bangun!" Sahutnya dengan suara parau khas bangun tidur.

"Langsung wudhu, jangan tidur lagi." Ucap bunda Kania lagi.

"Iya bunda." Haura masih mengumpulkan nyawanya. Sebenarnya dirinya masih mengantuk karena semalam ia baru tidur pada jam 12:02 karena hanya memikirkan tentang perjodohan nya itu.

"Astaghfirullah, ya Allah." Ia mengusap wajahnya dan bangkit dari duduknya. Berjalan menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan wudhu.

Haura keluar dari kamar mandi dengan wajah segar, ia berjalan kearah lemari mengambil mukena dan memakainya. Setelahnya Haura melaksanakan sholat Sunnah Qabliyyah subuh karena itu lebih baik dari dunia dan seisinya.

~🌹~

Tepat pada jam 06:30 Haura telah menyelesaikan bacaan Surah yang telah ia baca, dirinya membuka mukenanya lalu menaruhnya di tempat semula.

Dirinya berjalan keluar kamar untuk turun kebawah, perlahan-lahan Haura menuruni anak tangga dengan pelan terlihat sepi. Ia hanya mendengar suara Hira yang sedang melantunkan ayat suci Alquran di ruang tamu.

Haura melangkahkan kakinya menuju kearah sumber suara."MasyaAllah, suaranya merdu banget dek." Puji Haura lalu duduk di samping Hira.

Hira menatap kakaknya dan tersenyum manis."Alhamdulillah kak."

"Bunda ada dimana Hira?" Haura mengedarkan pandangannya ke setiap sudut rumah mencari sang bunda, kalau ayahnya sudah pasti sudah berangkat kerja. Tapi kalau sang bunda itu yang harus ditanyakan.

"Di dapur kak,bantu bibi Nora masak." Jawab Hira.

Haura mengangguk."Kakak pergi dulu ke dapur, semangat baca Alquran nya."

"Iya kak." Haura pergi meninggalkan Hira, ia berjalan menuju ke dapur dan benar saja, bundanya ternyata ada disana dengan bibi Nora.

Dengan pelan ia berjalan kearah keduanya. Sebenarnya ada niatan untuk mengerjai Bundanya, tapi hatinya mengatakan jangan. Ia jadi bingung harus dikerjai atau tidak.

"Ya Allah Haura jadi bingung, harus di dikerjai atau enggak. Sih" batin Haura bingung.

"Enggak usah aja deh" Lanjutnya.

"Bunda." Panggil Haura pelan tepat di telinga sang bunda, yang membuat sang empu terkejut.

"Astaghfirullah, Haura." Bunda Kania mengelus dadanya pelan.

Haura hanya tersenyum tipis."Maaf bund."

"Lain kali enggak boleh gitu, kayak hantu aja muncul tiba-tiba. Untung bunda enggak punya penyakit jantung." Peringat bunda Kania.

Haura mengangguk."Siap bunda."

"Bunda masak nih?" Tanya Haura saat melihat beberapa potongan sayuran yang berada di talenan.

"Sup non." Jawab bibi Nora.

"Haura bantu masak ya bund." Tawar Haura yang mendapat gelengan kepala dari bunda Kania.

"Enggak usah nak, mending kamu mempersiapkan diri." Ujar bunda Kania.

Kening Haura mengerut."Mempersiapkan diri? Untuk apa bund?"

Bunda Kania menghentikan kegiatan memotong wortel."Kamu lupa, kan nanti laki-laki itu akan datang melamar kamu."

"Oh ya, Haura lupa bund." Bunda Kania menggeleng pelan, bisa-bisanya anaknya ini lupa tentang acara lamarannya.

"Jam berapa bund, dia datang?" Tanya Haura.

"Mungkin selesai Dzuhur." Bunda Kania melanjutkan memotong wortel nya.

Haura mengangguk pelan mendengar jawaban bundanya.

~🌹~

Kini Haura berada di halaman belakang rumahnya, ia duduk di bangku besi bercat putih. Dirinya memandang langit yang begitu cerah tanpa ada awan hitam yang menganggu.

Setelah selesai sarapan dengan bunda dan Hira ia bingung harus melakukan apa. Jadi dirinya memutuskan untuk pergi ke halaman belakang untuk merilekskan diri.

Haura mengambil beberapa kerikil kecil yang ada di bawah kakinya setelah itu melemparnya ke depan.

"Laa la tahsab annad diina ba'iidun 'an hubbin wa  hayaah." Haura menyanyikan lagu yang berjudul 'Love and Life' dengan suara yang begitu merdu.

"Wabihajrika liddiini satahyaa ta'syaq maa  qolbuka yahuwaah."

"Aw annal ayyaama satahluu wa tarad dunya syattho najaah."

"Diinuka bahra min aamaalin syattho lijamiilil ahlaam."

"Laysad diinu kamaa takhsyaahu dzaa mamnuu'u dzaaka haraam."

"Faal islaamu jamiilun haqqan haadzaa laysa huwal islaam."

"Kullu awamirhi tahdiina wa tunadiinaa lilkhoiri."

"Yanhaanaa'an kulli thariqiin yakhuznaa nahwasy syarri."

"Fallaahu rahiimun wa haliimun yad'u dauman lilbirri."

















































- Gus Agam My Husband -

Jangan lupa vote, komen and follow!

Maaf banget kalau ceritanya kurang bagus.

See you Assalamualaikum 🧡

GUS AGAM MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang