Bagian 19

4K 217 8
                                        

Selamat membaca
🥰🥰🥰

Suara adzan subuh berkumandang merdu, Gus Agam bangun lebih dulu. Ia menoleh kesamping tiba-tiba saja dirinya tersenyum saat melihat istrinya yang tertidur nyenyak dengan wajah yang menggemaskan.

Gus Agam segera beranjak dari kasur, dirinya berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ceklek...

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Gus Agam yang selesai mandi, dirinya sekarang mengenakan baju Koko berwarna hitam dan sarung serta pecinya. Ia menoleh ke arah Haura yang belum bangun.

Segera Gus Agam menghampiri istrinya, ia duduk di tepi ranjang menatap wajah istrinya yang tertidur dan tanpa sadar tangannya bergerak untuk mengusap pipi chubby Haura.

"Haura," bisik Gus Agam dengan nada lembut.

Haura belum bangun juga sepertinya suara Gus Agam tidak menganggu tidurnya.

"Zawjatii nya Agam bangun sayang sudah subuh," bisik Gus Agam lagi. Haura menggeliat dari tidurnya, ia membuka matanya perlahan dan langsung melotot melihat wajah suaminya yang sangat dekat dengan wajahnya.

Plak!

Haura langsung menampar wajah Gus Agam, sedangkan sang empu yang ditampar bingung dan linglung.

"Astaghfirullah Haura, kenapa kamu tampar saya?" Tanya Gus Agam menatap Haura sambil tangannya memegang pipi kanannya yang barusan ditampar oleh istrinya itu.

Haura hanya cengengesan dan tersenyum manis.

"Maaf Gus, reflek."

"Baru satu hari saya nikah dengan kamu Haura. Tapi, kamu sudah berani kdrt dengan saya," ujar Gus Agam.

Haura melotot."Saya tidak kdrt ya Gus, lagipula ini salah Gus Agam kenapa wajahnya dekat banget sama wajah saya. Jadi, otomatis saya kaget saya pikir hantu," sungut Haura.

"Heh! Mana ada hantu setampan saya," ucap Gus Agam menyombongkan dirinya.

Haura tertawa kecil."Gus Agam kepedean nya tingkat tinggi."

"Saya tidak kepedean ya, saya ini berbicara sesuai fakta."

Haura memutar bola matanya."Iya deh iya, Gus Agam tampan, tampan banget malahan."

Gus Agam tersenyum simpul mendengar ucapan istrinya, ia melihat pada Haura yang ingin beranjak turun dari kasur. Namun, sebelum itu segera Gus Agam menarik tangan istrinya yang membuat Haura jatuh kepangkuan nya.

"Gus Agam saya mau wudhu loh, tangannya lepasin dulu." Haura berusaha melepaskan tangan Gus Agam yang memegang tangan kanannya.

Gus Agam tersenyum."Panggil saya dengan benar dulu," pintanya.

Haura menggeleng."Enggak mau!"

Gus Agam menaikkan satu alisnya."Kalau tidak mau, saya tidak akan melepaskan kamu."

"Mas Agam tangannya lepasin dulu," pinta Haura menatap suaminya dengan senyum manisnya.

"Tidak ikhlas."

"Astaghfirullah, saya ikhlas Gus ikhlas banget."

"Itu panggil Gus lagi, saya sudah bilang jangan panggil saya Gus," ucap Gus Agam.

Haura menghela nafas berat."Mas Agam tangannya lepasin dulu ya, saya mau wudhu."

"Ikhlas?" Haura mengangguk cepat.

Gus Agam langsung melepaskan pegangan tangannya, melihat itu Haura segera berlari kecil menuju ke kamar mandi.

"Untung sayang."

GUS AGAM MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang