Bagian 11

3.2K 169 1
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Selamat membaca
🥰

"Wih, suara kak Haura bagus juga yah." Puji Hira tiba-tiba datang, Haura menoleh kesamping.

"Sedikit." Ujarnya.

"Memang sedikit, tapi suaranya bagus banget." Sahut Hira lagi.

Haura tersenyum."Alhamdulillah."

"Oh ya kak, dipanggil bunda tuh." Beritahu Hira.

"Kenapa?" Tanyanya bingung.

"Katanya sih calon laki-lakinya sudah mau datang. Ayah juga udah pulang dari kantor." Jawab Hira.

Haura berdiri dari duduknya."Ayo kita kedalam." Ajak Haura, Hira mengangguk mereka berdua berjalan masuk meninggalkan halaman belakang.

Haura dan Hira menuju keruang tamu. Mereka berdua melihat orangtuanya tengah berbincang dengan seseorang, ia tidak dapat melihat wajahnya karena posisi orang itu membelakanginya.

Bunda Kania tidak sengaja melihat kedua putrinya yang diam berdiri disana."Haura, Hira sini nak." Panggil bunda Kania sambil menepuk sofa disampingnya.

Mereka berdua mengangguk dan berjalan kearah sang bunda dengan kepala ditundukkan karena semua pasang mata menatapnya.

"Haura, Hira ini laki-laki yang bunda dan ayah maksud hari itu nak." Ujar Ayah Husain.

Haura dan Hira mendongak mengangkat kepalanya. Mata mereka langsung membulat terkejut.

"GUS AGAM!" Syok mereka berdua.

"Astaghfirullah, suaranya nak." Peringat bunda Kania kepada mereka berdua.

Haura dan Hira menatap ayah dan bundanya bergantian seolah meminta jawaban atas kejadian ini.

"Bund?"

Bunda Kania tersenyum."Jadi, ayah dan bunda akan menjodohkan kamu dengan Gus Agam."

Haura tambah terkejut mendengarnya, matanya beralih menatap pada kyai Fahri dan nyai Maryam yang tersenyum manis kepadanya. Dan kembali menatap bundanya lagi.

"M-maksud bunda." Haura sangat terkejut hingga dirinya mengatakan apapun sulit.

"Jadi, laki-laki itu Gus Agam." Lanjutnya lagi, Bunda Kania dan Ayah Husain mengangguk.

Haura tidak habis pikir,"T-tapi bund.."

"Haura, bunda dan ayah ngerti kamu pasti akan terkejut tapi bunda mohon banget kali ini saja jangan membantah." Ucap bunda Kania menatap penuh harap kepada putri sulungnya.

Haura menghela nafas pelan, ia beralih menatap adiknya yang sedari tadi diam dengan kepala ditundukkan. Sebenarnya dirinya merasa sangat bersalah kepada Hira,

"Maafin kakak, Hira." Batin Haura menatap penuh bersalah kepada adiknya.

"Ya Allah, kenapa rasanya sakit sekali." Batin Hira bahkan matanya sudah berkaca-kaca dan air matanya bisa tumpah kapan saja.

Hira berusaha menahan air matanya yang ingin meluruh kebawah, ia menghapus dengan pelan air di pelupuk matanya.

Haura yang melihat merasa semakin bersalah."Ya Allah semoga ini keputusan yang terbaik."

"Silahkan di mulai nak." Titah bunda Kania.

Gus Agam mengangguk." Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Kedatangan saya kesini berniat mempersunting putri ayah Husain dan bunda Kania, Haura Azzahrah Alfiah Anastazia atau yang biasa dipanggil Haura. Saya akan mengasihi, menyayangi dan membimbing dia dengan ilmu agama yang saya miliki, saya akan memperlakukan dia dengan baik sebagaimana ayah Husain memperlakukan dirinya." Ucap Gus Agam panjang lebar terdengar tulus.

Deg!

Jantung Haura berdegup kencang, ini pertama kalinya ia mendengar Gus Agam berbicara panjang lebar dan seserius itu.

"Apakah nak Agam akan menjadi kan Haura sebagai wanita satu-satunya?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Ayah Husain.

Gus Agam tersenyum, ia sudah menduga pertanyaan seperti itu akan muncul.

"Saya hanya menikah sekali seumur hidup, dan saya hanya mencintai dua wanita dalam hidup saya. Yaitu perempuan yang telah melahirkan saya dan juga calon istri saya nantinya, insyaAllah saya tidak akan melakukan poligami karena saya tidak suka menyakiti hati wanita yang saya cintai." Jawab Gus Agam dengan yakin.

Ayah Husain dan Bunda Kania tersenyum lega, sedang Hira hanya bisa diam menerima kenyataan ini.

"Jadi, bagaimana nak?" Tanya Bunda Kania kepada Haura.

Haura diam beberapa detik dan akhirnya mengangguk."Bismillahirrahmanirrahim,saya Haura Azzahrah Alfiah Anastazia bersedia menerima lamaran dari Gus Agam." Jawab Haura sungguh-sungguh.

Semua yang berada disana tersenyum lega. Berbeda dengan Hira yang sedari tadi diam.

"Enggak, aku enggak terima ini Gus Agam itu milik aku bukan milik kak Haura." Batin Hira tidak terima sambil menatap kakaknya dengan aura yang berbeda

"Apapun caranya aku akan mengambil Gus Agam darimu kak." Batinnya lagi.

"Apakah saya boleh meminta satu permintaan?" Tanya Haura tiba-tiba.

Gus Agam mengangguk.

"Saya ingin Gus Agam membacakan surah Ar-rahman sebagai mahar di pernikahan kita nanti." Ungkap Haura.

"Mohon maaf Haura saya tidak bisa mengabulkan permintaan kamu." Ucap Gus Agam.

Kening Haura mengerut bingung."Kenapa?"

"Karena Surah dalam Al-Quran tidak bisa dijadikan mahar, saya akan membacakan surah ar-rahman bukan sebagai mahar tapi sebagai hadiah pernikahan."





















-GUS AGAM MY HUSBAND -

Jangan lupa vote, and komen

Spam next ➡️

Jangan lupa mampir ke akun Instagram ku
@wattapdbyy, disana aku akan membagikan spoiler tentang cerita Gus Agam my Husband jangan lupa mampir dan Follow juga .

See you Assalamualaikum 🧡

GUS AGAM MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang