Bagian 29

2.7K 86 11
                                        

"Sesungguhnya Allah adalah tempat meminta yang paling terbaik."
-Gus Agam-

Selamat membaca
🥰

Saat ini ketiga sahabat Haura, tengah ada dibelakang pondok pesantren. Entah apa yang mereka bertiga lakukan, terlihat mereka sedang membuntuti seseorang.

"Ishhh! Bisa enggak sih kamu jangan pegang pundak saya Tasya!" Geram Fina karena ia sangat membenci seseorang memegang pundaknya menurut nya itulah hal yang menggelikan.

Tasya memutar bola matanya malas, agak lain juga sahabat ini. Bisa bisanya dia tidak menyukai orang merangkul dirinya.

"Iya-iya enggak usah marah lagi," imbuhnya sembari melepaskan tanganya dari pundak Fina dan beralih ingin ke pundak Fira. Namun, belum saja tangan nya sampai ke tempat yang dituju sudah dipukul duluan oleh sang empu.

"Enggak usah ke pundak aku juga Tasya, mendingan di pundak kamu aja deh," cetusnya sambil mengalihkan pandangan ke depan lagi.

Tasya menghela napas berat, dia memilih untuk melipat kedua tangannya didepan dada.

"Sampai kapan kita membuntuti Ayara?" Tasya bertanya sambil menatap kedua sahabatnya yang terlihat serius sekali. Dirinya sudah bosen selalu mengikuti kemana pun Ayara pergi.

"Enggak tau juga," balas Fina dengan cepat.

"Eh! Ngomong-ngomong apa yah, yang Ayara bicarakan sama Hira." Fira begitu penasaran dan ingin mengetahui apa topik pembicaraan keduanya, terlihat Ayara dan Hira tengah berbicara masalah yang cukup serius.

Tapi entah masalah apa itu, ada yang tau?

🌹🌹🌹🌹

Gus Agam saat ini masih setia berada di samping istrinya, dirinya enggan untuk meninggalkan Haura disini. Walaupun dia sesekali menjenguk Gus Abbas dan Uminya.

Sedangkan Kyai Fahri pamit pulang sebentar untuk mengecek kondisi pesantren, Kyai Fahri sempatkan meminta Gus Agam untuk pulang. Namun, dia menolaknya dengan alasan tidak ingin meninggalkan Haura.

"Sayangnya Agam kapan bangun, hm?" Gus Agam menatap Haura dengan tatapan sedih. Entah sudah berapa hari istri tercintanya ini belum sadar.

Keadaan Gus Agam cukup kacau, dia seperti tidak terurus apalagi dengan kantong mata yang terlihat sedikit jelas itu.

"Kamu enggak kasian sama saya Haura? Mas mohon kamu bangun ya." Gus Agam terdiam, hening seperti hari sebelumnya tidak ada balasan hanya ada suara monitor yang berbunyi dan suara tetesan cairan infus.

ia sangat merindukan suara Haura, merindukan perlakuan Haura dan tingkah lucu dari istrinya.

"Ya Allah tolong sadarkan lah istri hamba ya Allah, hamba sangat rindu dengannya." Entah sudah berapa kali Gus Agam berdoa dirinya seakan tidak pernah menyerah untuk terus berdoa dan meminta kepada sang pencipta alam semesta.

"Sesungguhnya Allah adalah tempat meminta yang paling terbaik."

🌹🌹🌹🌹

"Eh! Liat tuh mereka pergi," panik Fira saat melihat Hira dan Ayara pergi meninggalkan tempat itu.

Segera Fina dan Fira ingin mengikuti mereka berdua, namun pergerakan mereka langsung ditahan oleh Tasya.

GUS AGAM MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang