Deg!
Rasanya jantung Gus Agam berhenti berdetak detik itu juga, matanya memanas dan tanpa disadari air matanya jatuh tanpa perlawanan membahasi pipinya.
"Sekarang Istri Agam dirawat dimana Abi?" Tanya Gus Agam dengan bibir bergetar dan suara yang berat.
"Dirumah sakit pelita Nak." Setelahnya Gus Agam langsung mematikan panggilan mereka. Tanpa berlama-lama lagi ia langsung masuk kedalam mobil dan meninggalkan tempat itu dengan perasaan campur aduk.
"Ya Allah tolong selamatkan nyawa istri dan umi hamba," lirihnya. Berulang kali Gus Agam berdoa agar orang yang di sayangi baik-baik bahkan ia semakin mengebut mengendarai mobilnya.
🌹🌹🌹🌹
Selang beberapa menit menempuh perjalanan akhirnya Gus Agam telah sampai ditempat tujuan, yaitu rumah sakit pelita. Dengan langkah tergesa-gesa ia masuk kedalam rumah sakit itu dan mencari ruangan dimana istri dan uminya dirawat.
Sampai langkah nya terhenti saat melihat sang Abi tengah duduk di kursi tunggu didepan ruangan 'mawar 03' segera Gus Agam menghampiri Abinya.
"Assalamualaikum, Abi bagaimana keadaan Umi dan Haura?" Gus Agam bertanya tanpa basa-basi lagi.
Kyai Fahri mendongak, "waalaikumussalam, masih diperiksa nak."
Gus Agam mendengar itu menghela napas berat, ia mendudukkan dirinya dikursi tunggu samping Abinya.
"Kita berdoa kepada Allah agar mereka baik-baik saja."
Beberapa menit menunggu, pintu ruangan terbuka menampilkan dokter dan dua suster disampingnya. Segera Gus Agam dan Kyai Fahri menghampirinya dengan wajah penuh khawatir.
"Dok, bagaimana keadaan keluarga saya?" Kyai Fahri bertanya.
Sang dokter menghela napas, ia mengkode dua suster itu pergi duluan.
"Keadaan keduanya sudah cukup membaik. Namun, kemungkinan besar mereka tidak bisa berjalan beberapa waktu ini," jelas dokter perempuan yang bernama tag--Kania.
Gus Agam dan Kyai Fahri langsung berucap syukur kepada Allah. Wajah mereka yang semula khawatir kini berubah menjadi senang.
"Tapi, untuk nona Haura keadaannya cukup memprihatinkan. Apalagi dengan luka yang di dapat cukup parah. Dengan berat hati saya katakan nona Haura, Koma." Dokter Kania melanjutkan ucapannya yang terjeda dengan berat.
Senyum Gus Agam luntur sepersekian detik juga, begitupun dengan Kyai Fahri. Dirinya langsung mengusap punggung putranya.
Lutut Gus Agam seketika lemah, kakinya tidak sanggup menahan beban dirinya. Ia menjatuhkan tubuhnya begitu saja kelantai. Tanpa disadari Gus Agam mulai terisak.
Kyai Fahri berulang kali memenangkan putra yang masih terisak, ia sangat prihatin dengan kondisi Gus Agam yang jauh dari kata baik-baik saja.
🌹🌹🌹🌹
Saat ini Gus Agam tengah duduk disamping brankar tempat istrinya sedari tadi ia belum beranjak dari tempat itu, setelah sholat Ashar tadi Gus Agam langsung pergi untuk menjenguk Haura. Yah, walaupun suster sudah melarangnya namun ia terus memaksa dan akhirnya di izinkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
GUS AGAM MY HUSBAND
Fiksyen Remaja⚠️ FOLLOW SEBELUM BACA ⚠️ [ Bijak dalam berkomentar, hargai karya penulis] _________________________________ Haura Azzahrah Alfiah Anastazia, Gadis cantik yang terkenal dengan sifatnya yang baik hati. Anak pertama dari pasangan Bunda Kania dan ayah...