bagian 02

4.9K 240 0
                                    

"Hanya dengan mengingatku,hati akan menjadi tenang."
(Q.S Ar-Ra'd 28)

Jangan lupa vote, and komen

"Assalamualaikum." Salam seorang laki-laki yang mengenakan style ala anak kekinian, dengan peci di atas kepalanya jangan lupakan Tangan Kanannya memegang koper berwarna hitam itu.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab mereka yang berada di ndalem serempak.

"MasyaAllah, Agam!" Nyai Maryam menghampiri putranya dan langsung memeluknya dengan erat, Tanda rindu yang besar kepada anaknya itu.

Gus Agam tersenyum, lalu menyalimi tangan Ummanya dengan sopan."Umma, apa kabar?"

"Alhamdulillah, baik Nak."

Gus Agam dan nyai Maryam, berjalan masuk
Ke dalam. Gus Agam langsung menyalami tangan abinya, tangan bunda Kania, dan tangan ayah Husain kecuali Haura, setelah
Itu Gus Agam lalu duduk di sofa yang berada di samping Sofa ummanya.

"Agam, ini sahabat abi Husain, Kania istrinya dan Haura Putri nya." Beritahu Kyai Fahri pada putranya.

Gus Agam mengangguk, sementara Haura sedari tadi hanya menundukkan kepalanya.
Ia tidak berani menatap laki-laki itu yang dikenal dengan Gus Agam.

"Fahri, kalau begitu Aku dan istri ku pamit dulu."

"Kenapa cepat sekali pulang nya, saudariku."

"Besok aku ada kerjaan Fahri, dan aku harus segera pulang." Ujar ayah Husain

Kyai Fahri mengangguk."Baiklah, kalau begitu."

Ayah Husain, bunda Kania berdiri dari duduknya."Kalau begitu aku permisi dulu Fahri, aku titip kedua putri ku."

Kyai Fahri mengangguk."Hati-hati di jalan saudariku, tenang saja aku akan menjaga keamanan kedua Putri mu."

"Haura, bunda dan ayah pamit dulu.jaga diri Baik-baik disini, sayang," Ucap bunda Kania Kepada anaknya

"Iya Bun, ayah sama bunda hati-hati di jalan."

Ayah Husain dan bunda Kania mengangguk, setelah itu berjalan keluar ndalem menuju ke parkiran mobil.

Tinggallah Haura, kyai Fahri dan nyai maryam, Sedangkan Gus Agam pamit ke kamar untuk beristirahat karena badannya agak pegal akibat perjalanan jauh, Kyai Fahri dan nyai Maryam memaklumi itu.

"Haura, mari saya antar ke asrama," Ucap Nyai Maryam

Haura hanya mengangguk saja sebagai jawaban.

Mereka pun keluar, Nyai Maryam berjalan didepan menuju ke asrama putri sedangkan,
Haura mengikutinya dari belakang.


"Ini asramanya Nak." Haura memandangi asrama yang tidak terlalu mewah namun
Sangat bersih dan indah.

Haura menyerat kopernya itu." MasyaAllah, asramanya begitu indah dan bersih." Puji Haura

Nyai Maryam tersenyum."Sekarang kamu masuk, nak. Nanti ada ketua asrama ini dan ustadzah Khadijah yang akan kesini." Jelas nyai Maryam.

"Ustadzah, untuk apa nyai?"

Nyai Maryam tersenyum."Hanya untuk memeriksa isi koper yang kamu bawa."

"Kalau begitu saya tinggal kan, assalamualaikum."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Nyai Maryam melenggang pergi, meninggalkan asrama putri.

Haura menyeret kopernya dan berjalan masuk asrama."Assalamualaikum." Salam Haura Saat sudah didalam asrama.

"Waalaikumsalam." Jawab seseorang.

"Astaghfirullah, ya Allah." Haura memegang dadanya, ia pikir hanya ada dirinya ternyata ada orang lain disini.

"Maaf mbak."

"Iya, perkenalkan saya Haura."

"Nggih mbak, saya Ayara."

Haura merebahkan tubuhnya di kasur sebentar lalu duduk kembali."Kamar mandi dan masjid nya dimana?"

"Kamar mandi ada di sebelah, kalau mau ke masjid agak jauh dari asrama putri mbak, kalau mau shalat nanti Sama saya aja." jelas Ayara dengan senyum ramahnya.

Haura mengangguk dan tersenyum.

Beberapa menit kemudian

Sebentar lagi waktu Maghrib telah tiba bahkan, Radio masjid sudah terdengar berbunyi, Haura Sedang menunggu Ayara yang masih bersiap.

"Ayo mbak, kita ke masjid." Ucap Ayara yang sudah keluar.

"Ayo."

Mereka pun berjalan menuju ke masjid karena Haura tidak terlalu tau menahu tentang pesantren ini jadi. Ia, hanya mengikut kemana pun Ayara melangkah.

Akhirnya mereka telah sampai di masjid bertingkat dua, dengan warna putih cerah sangat indah menurut Haura.

Haura dan ayara berjalan masuk kedalam masjid, karena Haura tidak memperhatikan Sekitar mungkin karena ia terlalu kagum dengan keindahan masjid itu. Ia tidak sengaja menabrak seseorang.

Brak!

Haura menyadari siapa yang ia tabrak, langsung saja ia berdiri agak jauh dan menundukkan kepalanya begitupun dengan Ayara.

"Maaf, Gus.."

📿📿📿

Assalamualaikum, Makasih karena udah mampir di ceritaku. Hargai karya penulis, dengan cara vote and komen.

See you assalamualaikum 💛

GUS AGAM MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang