Bagian 08

3.4K 165 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Sesungguhnya wanita adalah belahan terpisah dari kaum lelaki."
(HR. Ahmad Dan Baihaqi)

Tandai kalau ada Typo biar mudah di (Revisi)

🌹Selamat membaca🌹

Setelah selesai makan, Haura,Hira dan kedua orangtuanya berkumpul diruang tamu menghabiskan waktu bercerita untuk. Melepas rindu setelah beberapa bulan tidak bertemu.

"Haura, ayah mau bicara sesuatu." Ucap ayah Husain.

Haura menatap ayahnya dengan bingung."bicara apa yah?" Tanya Haura.

Ayah Husain menghela nafasnya dan tersenyum lebar menatap haura." Kamu mau dijodohkan." Ungkap ayah Husain.

Deg!

Haura sangat terkejut, Apa? Dijodohkan? Ia tidak salah dengarkan? ia baru saja pulang dari pesantren langsung mendapat kabar dirinya dijodohkan.

Haura juga terkejut karena ada hal lain, ia berpikir bahwa adiknya lah yang akan di jodohkan namun nyatanya salah, Ternyata dirinya lah yang dijodohkan.

Bukan hanya Haura yang terkejut, Hira juga sama halnya, sangat terkejut mendengar kabar ini.

"A-apa yah, dijodohkan." Beo Haura, Karena masih bingung dengan kejadian ini.

Bunda Kania dan Ayah Husain mengangguk,

"Iya nak."

Haura menatap ayah dan bundanya bergantian.

"Tapi Yah, kenapa Haura dijodohkan? Apa alasannya, Yah?" Tanya Haura meminta penjelasan kepada kedua orangtuanya.

Ayah Husain menghela nafas." Kamu ingatkan perkataan kakek kamu sebelum meninggal, Ia ingin cucu perempuan pertamanya dijodohkan dengan anak dari sahabat kakek kamu, Kamu ingat kan Nak."

Haura mengangguk lirih, Memang benar
Apa yang di katakan oleh Ayahnya. Sebelum kakeknya meninggal, ia mengatakan pada Haura untuk meminta dirinya menikah dengan sahabat baiknya itu.

"Iya Yah, Haura ingat."

"Jadi, kamu mau kan melaksanakan wasiat kakek kamu yang terakhir kalinya sebelum ia meninggal?" Tanya Bunda Kania menatap penuh harap putri sulungnya itu.

"InsyaAllah, Haura mau Ayah, Bun."

Ayah Husain dan bunda Kania langsung tersenyum manis mendengarnya.

"Kak Haura terima nih, Dijodohkan?" Tanya Hira sedikit penasaran karena dengan mudahnya kakaknya ini menerima sebuah perjodohan.

Haura mengangguk."InsyaAllah, kakak terima Hira."

"Tapi Yah, Bun, Haura enggak kenal siapa orangnya, Haura takut..."

Bunda Kania tersenyum manis."Kamu kenal kok sayang, siapa orangnya. Dan jangan takut insyaAllah pilihan ayah sama bunda enggak salah."

"Iya nak, Lagi pula orang nya masih muda kok, Sholeh, paham agama lagi, Pokoknya suamiable. insyaAllah dia pantas untuk membimbing kamu sekaligus menjadi imam yang baik di rumah tangga kalian." Jelas Ayah Husain.

"Wih, Kak Haura beruntung banget tuh. Dapat jodoh yang Sholeh." Goda Hira sambil menyenggol lengan Haura yang berada di sampingnya.

Haura tersenyum."kamu ada-ada aja Hira."

"Tapi bund , Siapa orangnya?" Kini Haura beralih menatap kedua orangtuanya.

"Iya bunda, Yah, siapa?" Hira ikut bertanya, Dan dirinya juga penasaran siapa sih laki-laki itu hingga bundanya mengatakan bahwa mereka berdua pasti mengenali nya, Memangnya mereka berdua pernah bertemu dengan laki-laki di luar sana. Setahu Hira tidak karena ia dan kakak nya selama ini tinggal di pesantren.

Bunda Kania tersenyum menatap Kedua anaknya, walaupun ada rasa sedih di hatinya mengingat Hira yang pastinya akan terkejut jika ia mengetahui siapa laki-laki itu."Besok kamu akan tau siapa orangnya, Soalnya dia akan datang bersama kedua orangtuanya untuk melamar kamu, Nak."









































🌹- GUS AGAM MY HUSBAND -🌹

Assalamualaikum makasih banget yang masih nungguin ceritaku,

Yuk mampir di Instagram ku @wattapdbyy Follow juga,

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN. DAN

MAKASIH TELAH MAMPIR DI LAPAK YANG SUNYI INI🙏🏻🙂

See you Assalamu'alaikum🧡

GUS AGAM MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang