19. Pergi?

1.9K 269 117
                                    

Winona sudah kembali bekerja setelah tiga hari menghilang, banyak karyawan yang menyapa Winona dengan sopan saat gadis itu melewati mereka, tujuan pertama Winona adalah ruangan Naora, gadis itu langsung memasuki ruangan Naora begitu sampai di lant...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winona sudah kembali bekerja setelah tiga hari menghilang, banyak karyawan yang menyapa Winona dengan sopan saat gadis itu melewati mereka, tujuan pertama Winona adalah ruangan Naora, gadis itu langsung memasuki ruangan Naora begitu sampai di lantai 10 perusahaannya.

"Lusa gue bakal terbang ke Amrik," ucap Winona tanpa aba-aba kepada Naora yang sedang fokus dengan dokumen di depannya.

"Lo tiga hari ngilang terus balik-balik mau cabut ke Amrik? minimal jelasin dulu tiga harian ini lo kemana Non," balas Naora sambil beranjak dari kursi kerjanya dan mendekati Winona yang duduk di sofa.

"Halah lo juga tau gue kemana makanya ngirim Naya kesana kan?"

"Terus kenapa lo tiba-tiba ngubah semua jadwal lo buat ke Amrik?"

Winona menghela nafas berat, "Indonesia sumpek, gue butuh suasana baru, sekalian gue tinjau langsung kerja sama kita sama Gold Studio, gue udah sepenuhnya lepas dari Salim Grup jadi kita harus kerja lebih ekstra buat promosi."

Jika ditanya apa isi kepala Winona saat ini jawabannya rumit, semua campur aduk di kepala gadis itu, tiga hari ini Winona nggak cuma berdiam diri sambil menangis karena patah hati, nggak Winona bukan gadis yang akan menghabiskan waktunya dengan sia-sia, bagi Winona jika memang Altario tidak mau ya sudah, sakit memang tapi cukup ditangisi sekali saja, masih banyak yang harus dia pikirkan dari pada sekedar urusan percintaannya.

Tiga hari ini Winona memikirkan strategi apa yang bisa menaikan nilai bisnis perusahaannya, promosi seperti apa yang efektif untuk produk-produknya, semua Winona pikirkan, dan pergi ke Amerika bukan semata-mata karena ingin menghindari Altario, tapi memang karena ada kepentingan bisnis disana.

"Lo beneran ngelepas jabatan lo di Salim Grup?" Naora sebenarnya penasaran bagaimana Winona bisa memiliki kepercayaan diri sebesar ini, gadis itu dengan berani melawan kakeknya yang jelas punya power lebih besar.

Winona mengangguk, "Beneran, jadi setelah ini gue beneran bakal fokus ke perusahaan kita."

"Wajah lo biasa aja dong Nao, gue emang lepas jabatan gue disana, tapi gue tetep pegang 10% saham salim grup, jadi tenang aja gue masih punya pegangan buat ngadepin kakek, 10% bukan angka yang sedikit kan," ucap Winona dengan gaya khasnya, menaikan alis dan mengibaskan rambutnya sambil tersenyum miring.

Winona memiliki saham yang cukup besar karena saham milik ayahnya dulu secara otomatis menjadi miliknya ketika ia berusia 20 tahun, presentase saham Winona adalah yang terbesar diantara cucu-cucu Salim yang lain.

"Sandi Salim beneran nurunin sifat ambisiusnya ke elo, tepuk tangan gue," Naora berdiri sambil memberi tepuk tangan ke sahabatnya itu.

"Lebay lo anjir," Winona tertawa melihat tingkah Naora, "Habis ini gue bakal fokus ke platform digital, gue mau secepatnya kita punya media sendiri, lo fokus ke fashion and beauty ya," lanjut Winona, Winona sudah memikirkan semuanya, targetnya dua bulan dari sekarang platform digital mereka harus sudah selesai, Winona sudah tidak sabar ingin membuat acara kembali, jiwa produsernya udah meronta-ronta ingin disalurkan, makanya sekarang dia mencoba merambah dunia investasi film siapa tau dia bisa banyak belajar dari sana.

The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang