Siapa yang diprank

74 18 22
                                    

"Cih orang yang ngerebut hak gue,HARUS NERIMA BALASANNYA!" Rasanya benci dari Delia kepada Saga sudah meluap-luap, apa lagi melihat Alea yang selalu membela Saga membuatnya semakin ingin segera menusuk laki-laki itu.

"Dela! Gue mohon kali ini saja, gue mohon jangan bunuh Saga" Pinta Alea yang sudah tak tau apa yang harus ia lakukan lagi, andai saja ia membawa pistolnya pasti ia sudah menembakkan pelurunya ke arah dahi Delia.

"Oh gue lupa, bagi lo Saga itu berharga buat lo kan? Coba bayangin kalo gue bunuh Saga semenderita apa lo nanti? Wah sekali tembak bisa bunuh 2 orang sekali gu-"

 Tubuh Dela tersungkur ke tanah karena di dorong oleh seseorang, bahkan ia baru sadar kakinya terikat dengan tali sepatu yang entah dari mana datangnya membuatnya tak bisa berdiri "LO!"

 Entah bagaimana caranya laki-laki itu bangun dari biusnya "Sorry cuma Allah yang bisa nentuin kapan gue mati bukan lo" Ucap Saga lalu berlalu pergi meninggalkan Dela.

 Alea langsung berlari menuju Saga, tanpa pikir panjang ia langsung mendekap laki-laki itu ke dalam pelukannya. "Huaa gue kira gue bakal kehilangan lo " Tangis yang tadinya sudah surut kini mengalir lagi dengan derasnya, ia begitu lega saat mimpi buruknya tak terjadi.

Ia baru sadar apa yang telah ia lakukan,cepat-cepat ia melepaskan pelukannya "So-sorry gue lupa suer sorry"

"Baru kali ini gue liat lo nangis secara langsung haha" Goda Saga yang tak bisa menahan tawanya saat melihat Alea yang selalu dengan aura Galak dan dingin kini hanyalah seperti anak kecil yang sedang merengek Saja.

  Satu tendangan keras yang mendarat ke arah kaki Saga membuatnya terjatuh, untung Saja Ryan yang sudah membuka pintu kebun membantunya sendiri "bisa berdiri kan lo Sag?" Tanya Tara

"Haha nggak, keknya kaki gue pincang deh" Siapa lagi kalau bukan Alea penyebabnya,gadis mungil itu ternyata bisa membuat Saga pincang dengan satu tendangan, ternyata memang benar dengan apa yang dikatakan Mareta saat ia pincang seminggu setelah Alea menendang kakinya,entah berapa hari kakinya akan sembuh.

"Lo tuh orang udah selamat dari pembunuhan, malah lo bikin orang pincang" Omel Afra yang heran melihat sahabatnya yang tadi frustasi mencari Saga sampai ia rela memanjat pagar berduri itu.

"Bodoamat,orang ngeselin masak orang nangis malah diledekin" gerutu Alea kesal sambil memeluk Afra seperti anak kecil, ia benar-benar tak bisa menahan rasa leganya sekarang, ia benar-benar tak sanggup jika sampai kehilangan laki-laki itu

"haha"

"tuh tuh masih bisa ketawa lo ya, lo udah gue bilangin berapa kali waspada, kalo lo kenapa-kenapa gimana" cibir Alea yang tak ada habisnya. Laki-laki itu hanya tersenyum tak berdosa.

  Hari-hari ketakutan Alea telah selesai, berkat yang lainnya memberikan barang bukti bahwa Dela telah melakukan percobaan pembunuhan oleh Saga membuat gadis itu keluar dari sekolah, berita telah menyebar dengan cepatnya kepada guru-guru maupun murid, membuat mereka dipandang sebagai kelas kriminal.

 Murid-murid di kelas mereka mencoba menghilangkan pandangan buruk dari yang lainnya dengan mendengarkan guru dengan baik, mereka buang kenakalan mereka untuk mendapatkan pandangan yang baik dari orang-orang, segala lomba mereka ikuti, seperti Alea yang sudah berlatih berbulan-bulan kini adalah hari dimana ia mengikuti lomba.

  Alea mencari keberadaan Devan yang entah hilang kemana, ia menemukan laki-laki itu sedang mondar mandir di belakang panggung dengan cemas, ia tepuk punggung laki-laki pelan "gugup ya? "

"ah kak Alea, em iya gue gugup banget"

"nggak papa kok, lo pasti bisa. semangat donng"

"em kak? "

 Devan menyodorkan sebuah gelang pada Alea, jujur saja Alea terpesona dengan keindahan gelang itu, gelang biru langit yang dikepang dengan rapi, tak lupa ada hiasan bulan sabit yang berkilau. "Wa.... cantik banget, lo mau kasih siapa? pacar lo? uu adek kelas gue udah gede ternyata " kata Alea sambil menampar punggung Devan.

"bukan kak... ini buat Kak Alea"

  Alea cengoh seketika saat mendengar gelang yang begitu indah itu ternyata diberikan untuknya "buat gue? " tanya Alea sekali lagi sambil menunjuk dirinya sendiri .

 Tiba-tiba saja laki-laki itu membungkuk kepadanya sambil menyerahkan gelang itu "mohon diterima kak" pinta Devan.

  Tanpa ragu-ragu Alea mengambil gelang itu lalu memakaikan di tangannya langsung, toh gelang ini terlalu indah jika disimpan saja, bukankah lebih baik ia gunakan saat perform nanti. Alea menggoyangkan lengannya beberapa kali untuk menunjukan kepada Devan berapa indahnya gelang itu "gimana? cantik kan? "

"cantik kak" bukan gelangnya yang laki-laki puji, tapi pemilik gelangnya.

  Cepat-cepat mereka menuju panggung, betapa bahagianya Alea saat melihat para sahabatnya, adik dan ibunya ikut serta melihat performanya, rasanya semangatnya mendidih seketika.Ia kerahkan semua latihan yang ia lakukan selama ini kepada penonton, biar mereka tau betapa bahagianya ia hari ini. Biarlah keringat nya cucuran "hah gila keringet gue sampe banyak gini " ujar Alea setelah turun dari panggung, tapi tak mengapa baginya asal ia sudah mengerahkan tenaganya.

 Baru sempat Alea ingin mengambil air minum tiba-tiba saja para cowok sudah berdiri di depannya dengan senyam-senyum sendiri kecuali Saga yang hanya diam sambil menatapnya, kenapa juga laki-laki itu menggunakan tas besar saat main, biasa dia hanya menggunakan tas yang kecil.

  Dari balik tubuh para cowok Afra datang membawa kue ulang tahun, dan tentu saja para cewek lainnya juga ada di belakang Afra. Alea menatap mereka dengan bingung, siapa yang ulang tahun? "ayo tiup lilinnya buru" titah Afra yang jengkel melihat Alea yang hanya cengoh menatap kua ulang tahunnya.

  Alea masih menatap kue ulang tahunnya dengan bingung "buat gue? gue nggak ulang tahun"

"hah? yang bener ni? ni padahal kita mau niatnya ngeprank kok malah gini" ujar Rani, bagaimana bisa Alea berkata hari ini bukan ulang tahunnya sementara mereka melihat sendiri kartu pelajar hadis itu tertera hari ini.

"Jangan-jangan kita yang salah tanggal? " - Eza

"ah nggak mungkin deh, benar kan Ar? " tanya Tara

  Ara hanya menatap kakaknya sejenak lalu memijit pelipisnya yang sudah pusing dengan kelakuan kakaknya sendiri. "hah... bener ini ulang tahunnya uman dianya aja yang lupa sama ulang tahunnya"

 Mereka melotot terkejut lalu menatap Alea dengan wajah julid, siapa yang tak kesal jika melihat orang yang lupa dengan ulang tahunnya sendiri "bisa-bisanya ada orang lupa sama ulang tahunnya sendiri" ucap Yasha.

"biasalah ni orang suka pikun" jawab Amara yang sudah tak kaget, ia sudah bersama dengan Alea yang terkadang bisa melupakan sesuatu.

   Lagi-lagi Alea masih terdiam menatap mereka, apa yang mereka bicarakan sejak tadi "emang hari ini kan hari Kamis kan"

"astagfirullahalazim ni orang pikun apa goblok si" Okta benar-benar tak habis pikir dengan Alea, auto dia menampol kepala Alea sambil menujukan hari tanggal hari ini.

  Alea menatap layar HP Okta sejenak "oh hari ini ulang tahun gue toh? "

Antara Sahabat dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang