Bukan cowok pada umumnya

89 18 19
                                    

  Suara lembut itu datang dari belakang "ah iya tante" ucap Alea, walaupun ia tak begitu melihat wajah wanita itu, namun ia yakin jika itu adalah suara ibu Saga.

"eh sholat magrib dulu" suruh Alea karena beberapa menit yang lalu ia sudah mendengar suara adzan berkumandang.

   Sambil menunggu mereka sholat Alea dan Afra memutuskan untuk melanjutkan menggambar sketsa mereka masing-masing, namun rasa ingin untuk melihat Saga tak bisa ia tahan. Ia memandangi laki-laki itu yang berada di barisan depan sebagai imam.

" eh Af, itu kalo sujud Saga kepentok mantep kali ya"

DUAK!!

"emh bener kan" kata Alea begitu melihat sendiri kepala Saga menghantam tembok.

  Ia sedikit takjub karena setelah menghantam tembok cowok itu tak menunjukan ekspresi kesakitan sedikitpun. "lho mbaknya nggak sholat?" tanya seseorang dari belakang.

  Wanita itu duduk di samping Afra sambil tersenyum lembut." lagi halangan tante jawab Alea ikut melembut.

   Kali ini ia bisa melihat dengan jelas wajah ibu Saga lebih dekat, wajahnya yang begitu cantik tanpa bantuan makeup, wajahnya yang teduh, senyumannya yang manis, tak heran jika Saga jika tersenyum bisa semanis itu, ternyata ibunyalah yang menurunkannya.

"disini itu ada batu nganten mbak"

"ioh iya tan? Alea belum pernah liat"

"iya mbak, disini ceritanya ada nganten yang berubah jadi batu, ada juga batu anaknya"Sebisa mungkin Alea mengajak bicara ibu Saga walaupun ia bukan tipe orang yang bisa mengajak bicara duluan, namun anehnya ia merasakan nyaman saat berbicara dengan ibu Saga.

  Dari ekor matanya ia baru menyadari jika cowok itu ternyata sedang mendengarkan percakapan antara mereka berdua . "eh katanya mau ke kota lama?" tanya Eza.

"iya jadi nggak kok" jawab Alea, sebenarnya ia ingin sekali kesana, namun melihat jam sudah hampir jam tujuh malam jelas pasti beberapa menit lagi ibunya akan segara menelponnya untuk segera pulang.

"ayolah sekarang, tapi gue ke kamar mandi dulu" pinta Fanan lalu pergi ke kamar mandi.Mungkin biasanya para cowok yang menunggu cewek untuk ke kamar mandi dulu, namun ini kebalikannnya, Alea dan Afra harus menunggu kelima cowok yang masih mengantri di kamar mandi, mereka sudah tak kaget melihat kelakuan mereka yang berbanding terbalik dengan cowok pada umumnya.

" udah yuk" ucap Tara.

  Dimulai dari Fanan ia pamit kepada orang tua Saga yang kebetulan ada di depan.

"pulang dulu om tante" pamit Alea.

"hati-hati ya" jawab ibu Saga

"jangan kampok kesini" ucap Ayah Saga

"hehe nggak kapok kok om" jawab Alea canggung.

   Satu persatu dari mereka mulai menghidupkan motornya, Alea berbalik memandangi Ryan yang masih mencoba menghidupkan motornya,sekarang bukan hanya Alea yang memandangi motor, Saga ikut menghampiri motor Ryan.

"lagi?" ucap Saga yang membuat Alea heran, wajahya pun terlihat tenang seolah ia tak kaget sama sekali dengan keadaan motor Ryan.

"Eh anjir motor gw mogok" Kata Ryan.

"Makanya motor itu dipake,jangan nebeng Saga mulu" Salah Eza yang jengkel dengan motor Ryan yang baru saja di pakai sudah mogok.

   Satu persatu dari mereka mulai mengerubungi motor Ryan yang mogok, sementara Alea dan Afra masih menunggu mereka. toh jika mereka ikut juga tak membantu apapun. Setengah jam sudah berlalu. Mereka masih memutari motor Ryan yang tak kunjung hidup, jika boleh Eza ingin sekali melempar motor sahabatnya ke tong sampah karena saking merepotkannnya. "Nah akhirnya" Kata mereka bersaman dengan lega.

Antara Sahabat dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang