Balapan lagi

59 17 15
                                    

  Bohong baginya jika ia tak jujur bila nama laki-laki itu masih tersemat dalam hatinya.

" Saga yang ini bukan Saga yang gue kenal, gue kangen Saga yang dulu chatnya panjang kek kereta, selalu ngabarin, gue kangen wajah Saga yang dulu suka jail sama gue, gue kangen kalo dia senyum" Ia terus mengenang Saga yang dimasa lalu, kenangan dulu membuatnya ingin pergi ke masa lalu jikalau ada mesin waktu.

"Bukan Saga yang sekarang. Cuek, bales chat singkat, nggak pernah mikirin gue, minimal inget kalo pas main tu ngajak".

  Ia kembali menatap layar hpnya yang masih ada gambar Saga disana, wajahnya yang tersenyum begitu manisnya saat ulang tahun, saat-saat yang ingin sekali Alea ulang kembali " Hah... Dia bahkan nggak pernah nganggep keberadaan gue, emang gue siapa ngatur-ngatur hidupnya, gue sama kayak cewek lainnya, gue nggak spesial".

  Ia menutup hpnya supaya tak terlihat lagi wajah laki-laki itu dengan jelas " Gue cuman nggak nyangka,wajah semanis itu bisa bikin sakit yang begitu dalem "

"Masih galauin Saga?" Ucap Sam yang tiba-tiba sudah ada disampingnya.

  Ia menatap Sam dengan sendu, ia memungut potongan foto itu lalu memasukannya ke dalam kantong sampah. " Hampir 3 tahun gue suka sama dia Sam, nggak semudah itu gue move on dari dia"

"Hah.... Sebagai abang lo gue emosi si liat lo gini mulu lesu loyo"

   Dahinya berkerut seketika saat mendengar perkataan konyol dari Sam "sejak kapan lo jadi abang gue"

"Heh gue udah setengah tahun sama lo ya, mama juga  anggep gue sebagai anaknya, berarti otomatis lo sama Ara tu adek gue"

"Dih iye iye"

"Udah sana lo tidur, besok sekolah. Telat lagi lo gue tinggal"

   Enak saja laki-laki menyuruhnya dengan seenak jidatnya, padahal awalnya ia begitu menghormati dirinya sebagai nonanya.

  Keesokan harinya Alea bagun pagi-pagi sekali untuk menikmati pagi yang indah kala itu, ia mengenakan seragamnya dengan santai. "Alea kampret!" Pekik Sam yang entah tak ada angin tak ada hujan muncul ke ruang makan dengan wajah kusutnya, namun jangan salah laki-laki itu masih tetap tampan walaupun kumel.

"Apaan si pagi-pagi juga" Kenapa juga laki-laki itu berteriak-teriak nggak jelas, membuat mood minum tehnya hancur begitu saja.

"Ara mana Ara, Ara cepet bangun weh kita nanti terlambat" Teriak Sam sekali lagi, lalu menghambur ke arah kamar mandi dengan paniknya. Memang sekarang Sam terlihat seperti badboy,tapi kedisiplinan laki-laki itu tak berubah sama sekali

   Alea hanya terkekeh geli melihat kepanikan mereka berdua saat melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh, padahal jam itu telat satu jam karena ia yang mengubahnya, mana mungkin jam tujuh langit masih gelap. "Ngapain anjir kalian, orang jam dinding telat kenapa diliatin".

   Mereka yang tadinya buru-buru makan kini meletakkan sendoknya tiba-tiba, kompak Sam dan Ara mengambil hp mereka masing-masing, dan benar saja waktu masih menunjukkan jam enam lebih lima menit. "Makanya liat jam dulu" Kata Alea yang masih tertawa.

"Lo pasti yang mundurin jamnya kan ngaku lo" Tuduh Sam,tapi ia yakin gadis itu yang melakukan, tak mungkin Ara yang melakukannya.

"Lah kok gue si" -Alea

"Gue yakin lo, nggak mungkin Ara"

"Bener tuh,kalo gue yang ngelakuin kenapa gue juga ikutan panik " Jawab Ara setuju, buat apa ia terpontang panting pergi ke kamar mandi jika ia yang mengundurkan jam dinding.

"Kalian masih nggak berangkat, nalah ribut lagi!" Pekik wanita itu sambil memegang sepatu haknya yang siap ia layangkan jika mereka masih bertengkar.

  Mereka langsung berlari mengambil tas lalu pergi terbirit-birit sebelum sepatu itu melayang ke arah mereka, tak lupa mereka mencium pipi wanita itu dengan lembut lalu pergi ke sekolah. Tapi tetap saja di sepanjang pelajaran Sam tak habis-habisnya mengomel kepada Alea karena  jahil. "Aduh... Lo tu brisik baget si Sam" Ceplos Amara kesal karena terus mendengar Sam mengomel tanpa henti.

"Lo pikir siapa penyebab yang buat gue ngomel-ngomel kek gini" Ketus Sam.

"Al lo ngapain Sam lagi?" Tanya Afra.

"Ehehe cuma jail dikit" Jawabnya sambil menggaruk tengkuknya.

"Jail dikit apanya? Lo ngundurin jam dinding, nanti kalo kita telat gimana? nanti kalo Ara telat malah dihukum gimana? Kalo lo yang dihukum gue santai aja" Cibir sam kesal, habisnya ia masih tak habis pikir kenapa Alea begitu jahilnya hari ini sampai membuat jantungnya hampir copot.

"Lah kok Ara doang?" -Alea

"ia lah ngapain  juga ngurusin lo"

"Aduuh udah deh kalian buru balik sana, kuping gue udah cape dengerin kalian ribut mulu heran" Kata Rani yang sudah tak mampu lagi mendengarkan perdebatan mereka berdua, bahkan ini lebih pada lagi dari pada perdebatan Alea dan Eza dulu, walaupun tak menggunakan fisik.

" Tau nih, udah gonor mikirin seminggu lagi ujian praktek, tambah ngeliatin kalian ribut mulu, pusing gue" Timpal Okta yang sudah dari tadi depresot dengan berita ujian praktek.

    Benar juga apa yang dikatakan Okta, jadwal sudah dibagikan Bu juli pagi tadi, ia jadi tak bisa pergi main lagi karena harus fokus mempersiapkan ujian praktek. "Lo mau kemana lagi?" Tanya Alea begitu melihat Sam yang tak masuk rumah malah mengambil motor balapnya, jelas sekali laki-laki itu akan mengikuti balapan.

"Biasalah balapan" Ucap Sam sambil cengir kuda, ia langsung mengacir pergi setelah berpamitan dengan Alea.

  Gadis itu masih menatap punggung Sam yang perlahan menghilang, ia tak terlalu mengkhawatirkan laki-laki itu karena sudah terbiasa melihat Sam pergi balapan, toh ini bukan kali pertama laki-laki itu pergi malam-malam.

   Alea tak ada waktu lagi untuk mengkhawatirkan laki-laki itu, ia harus fokus memersiapkan ujiannya dengan benar,ia meletakkan semua buku yang berhasil ia pinjam dari guru ke atas meja. "Alea..." Panggil ibunya.

   Alea hanya berdehem pelan tanpa menengok ke arah ibunya, kedua matanya masih terfokus dengan buku-bukun yang masih ia baca. "Kamu fokus banget belajarnya kak" Wanita itu mendekat sambil mengelus pucuk rambut putrinya.

  Alea menghela nafasnya berat, tubuhnya direbahkan ke lantai begitu saja. Tanpa beralaskan karpet, wajahnya yang masih kaku seolah sedang menyimpan beban yang terlukis begitu saja dengan jelas "kenapa kak?" Tanya ibunya yang khawatir anaknya memikirkan sesuatu yang terlalu berat,bisa gawat jika asam lambungnya kambuh jika terlalu stress.

"Gimana ya mah Alea ambis kayak dulu lagi"- Alea.

" Maksudnya?"


==================================================================

==================================================================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


jangan lupa vote guyss.....

happy  reading 

Antara Sahabat dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang