Pergi kemana

20 10 21
                                    

  Ia masih terdiam belum menjawab, matanya masih tertuju ke arah langit-langit sambil membayangkan dirinya dulu. " Alea kangen mah masa SMP, dimana Alea begitu ambis belajar, sampe temen-temen dulu ngomong Alea itu gila belajar, dari ujung kaki sampe kepala isinya otak semua"

  Kenyataan itu memang benar, ia dulu begitu gencar belajar untuk masuk ke SMK yang ia impikan, ia bahkan tak peduli saat diremehkan bahwa ia tak mungkin masuk kesana. " Tapi semenjak Alea masuk SMK, aku nggak pernah ngerasain semangat belajar mah, Alea mau Alea yang gila belajar itu kembali lagi ".

" Selehke (letakkan) Saga"

   Tiba-tiba ia bangkit sambil menatap mamanya" Maksud mamah?"

"Kamu tau kenapa kamu dulu gila belajar? Karena dulu nggak ada cowok di dalam kehidupan kamu, Reza pun kamu anggap angin lalu kan? Beda sama Saga" Seketika Alea terdiam,benar juga apa yang mamanya katakan, dulu tak ada nama laki-laki dalam kamusnya, yang kehidupannya hanya belajar, nongkrong bersama teman, pulang, itu saja rutinitas yang ia lakukan.

Ia menatap ragu mamanya "jadi... Alea harus ngeletakin Saga dulu" Memang ia sudah disakiti oleh laki-laki itu, tapi jika disuruh melepasnya tentu saja ia tak kan pernah melakukan itu.

"Hm gini aja, kita kan udah lama nggak ngelakuin perjanjian target kamu"

   Benar saja ia sudah lupa berapa bulan ia belum diberikan target oleh mamanya. Jangan kaget jika tiba-tiba ia diberi target, karena semenjak kecil ia selalu diajarkan memenuhi target yang telah diberikan "jadi?" Tanya Alea ragu.

"Letakkan Saga sebentar, kalau kamu bisa mendapatkan nilai sesuai target, maka kamu boleh dekat dengan Saga lagi. Tapi kalau kamu tak sesuai target kamu harus pergi kuliah di luar negri ikut om, biar kamu jauh dari Saga"

   Gila? Memang ini ide gila dari yang paling gila yang oernah ia terima, ia bahkan harus pergi menjauhi sesuatu yang ia tak sanggup untuk tinggalkan. Tapi ia juga tak punya wewenang untuk menolak perjanjian itu. "Hah... Oke mah, Alea bakal berusaha" Jawabnya lesu.

   Begitu mamanya pergi kepalanya tiba-tiba seakan dipenuhi oleh ketakutan untuk meninggalkan laki-laki itu, diraihnya ponsel untuk mencari kontak Afra untuk menceritakan semua ini.

Notifikasinya tiba-tiba berbunyi.

"!! Goblok gue salah kirim" Sial sekali nasibnya, ia malah mengirim pesan kepada Saga, lagi-lagi ia lupa nama laki-laki itu masih tersemat di chat yang paling atas setelah mamanya.

Alea
Gue mau nanya nih
Kalo lo pengen mengejar sesuatu
Tapi lo harus ninggalin sementara
Sesuatu yang paling berharga
Menurut lo gimana.

Saga
Waalaikumsalam
Tergantung sesuatu
Kalo sesuatu itu setara apa nggak
Kalo yang dikejar setara
Sama yang berharga itu
Kenapa harus milih yang dikejar

Alea
Masak gue harus nyelehke(meletakkan) itu

Saga
Kurang tau lah
Gue sekedar jawab

Alea
Kata mama suruh nyelehke itu
Mulai besok

Saga
Nyelehke apaan?
Hp?

Alea
Ngga
Mending hp
Sesuatu yang begitu berharga banget

Saga
Iya gue tanya apa

"Hm.gue bilang nggak ya" Ucapnya bimbang, apa ia harus berkata jujur atau tidak

Alea
Em itu.. Apa y
Anggep aja barang

Saga
Emang barang?
Kok anggep barang

Alea
Nggak si

Saga
Lah ya kan

Alea
Besok

Saga
Nyeleh ke?

Alea
Katanya mamah kalo nilai gue suai target
Gue boleh ambil itu

Saga
Lah ini tu sebenarnya nyelehke apa?
Nyelehke perasaan ke seseorang?

   Alea langsung menepuk jidatnya Sendiri, ini entah Saga yang tololnya minta ampun atau saking pandainya sampai overdosis. "Itu lo anjing! Buset nggak peka banget".

Ia mengabaikan chat Saga. Terlalu emosi jika dilanjutkan lagi. Ia meraih laptopnya lalu memilih lagu yang bertuliskan rumit, lagu yang begitu pas dengan perasaannya sekarang ini. " Gila ni lagu pas banget" Batinnya sambil membaca bukunya.

   Keesokan harinya ia tak menemukan Sam dimana pun,bahkan di kamar pun ia tak menemukan batang hidung laki-laki itu, ia berdejak kesal karena dari tadi tak menemukan keberadaan laki-laki itu. " Ck biasaan, ni orang pasti nginep di tongkrongan.

"Lho kak, Sam mana?" Tanya mamanya yang tiba-tiba muncul dari balik pintu depan.

"Ah itu Sam berangkat dulu,soalnya dia harus menghadap bu Julia" Padahal ia sudah bertekad untuk tak berbohong lagi,tapi gara-gara Sam ia harus berbohong supaya tak membuat khawatir mamanya.

"Owalah gitu, yaudah gih kamu naik mobil Sam aja, kebetulan dia pake motor " Ya jelas la orang kunyuk balapan motor pastilah mobil itu yang ditinggalkan.

"Iya mah, kalau gitu Alea berangkat dulu ya, assalamu'alaikum".

   Alea langsung bergegas pergi menuju sekolah karena jamnya yang sudah mepet, pada perjalanannya masih terpikirkan oleh Sam, sebenarnya dimana keberadaan laki-laki itu, pandai sekali Sam sudah bisa dihitung jika membolos. "Al itu gambar lo keluar margin tuh" Tegur Eza yang melihat Alea yang masih melamun sambil menggerakkan mousenya tanpa sadar.

"Oh iya makasih" Jawab Alea setelah lamunannya buyar begitu saja.

"Loh Al Sam mana? Kok tumben lo sendiri?"Tanya Tara yang tak melihat keberadaan laki-laki itu, biasanya Sam selalu menempel bersama dengan Alea layaknya pasangan, tapi sekarang bangku di samping Alea nampak kosong tak berpenghuni.

" Lagi balapan" Jawab Alea yang masih kembali fokus ke layarnya komputernya.

"!! Buset lagi? Ini udah yang kelima kalinya loh dia balapan dalam satu minggu" Timpal Yasha yang tak menyangka di balik wajah Sam yang cuek ternyata laki-laki itu juga menyukai balapan.

"Biarin la, namanya juga anak cowok" Wajar Saja Ryan mengatakan itu, ia juga sering mengikuti balapan,toh itu juga bisa melepas stressnya.

"Wajar si wajar tapi ini kita mau ujian praktek, awas aja tu orang kalo pulang gue mutilasi tu orang " Jawab Alea seram, mereka seketika merinding saat melihat pensil yang digenggaman Alea patah dengan mudahnya.

   Alea memandangi layar komputer dengan bosannya, apa lagi yang ia lakukan jika semua tugasnya telah selesai, dia-diam ia mengendap-endap pergi ke taman sekolah sambil membawa buku sketsanya."ha... Akhirnya gue bisa santai".

Ia merogoh pensil yang ia sembunyikan di dalam sakunya, sialnya buku sketsanya sudah penuh, tak ada satu lembar pun yang tersisa saat itu. Ia membolak-balikkan kertas itu,penasaran sebenarnya apa yang ia lukis sampai buku sketsa yang lumayan tebal itu sudah penuh.

   Ia tertegun sejenak saat lembaran-lembaran yang ia lukis kebanyakan adalah gambar laki-laki itu, ia baru menyadari ia begitu sukanya menjadikan laki-laki itu sebagai modelnya " Ha..... Ngelukis tu orang elit, tapi ngasih ke orangnya sulit" Banyak gambaran Saga yang terselip disana,tapi tak satupun yang ia berikan kepada laki-laki itu, padahal niatnya ia setidaknya ia bisa memberikan lukisan walaupun hanya satu.

  Sesekali ia tersenyum melihat lukisan Saga yang ia buat tanpa sengaja. "Andai gue bisa ngasih semua ini" Gumamnya yang merasa sayang ia melukis ,tapi tak pernah diberikan pada laki-laki itu.

"Alea"

Antara Sahabat dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang