Mau disholatin

77 18 18
                                    

  Reflek Alea langsung mundur saat melihat tiba-tiba saja Saga sudah membuka mata tepat didepan matanya. "astagfirullah, lo kenapa Al?" tanya Saga yang masih linglung karena baru saja bangun.


"eng itu, gue tu mau bangunin kalian buat sholat" jawab Alea, untung saja ia menemukan jawaban yang tepat, bisa gawat jika ia ketawan sedang mempotret mereka diam- diam.


  Satu persatu dari mereka terbangun lantaran mendengar suara Alea yanng mengglegar. Alea menyuruh mereka untuk segera mengambil air wudhu. Namun bukan lekas pergi mengambil air wudhu mereka malah masih terdiam dalam lamunan masing-masing. "Ck cepet kok. Itu lho pake kamar mandi satunya" Ujar Alea kesal melihat mereka begitu lambat.


" Yoh Za, awali" Suruh Saga sambil menepuk punggung Eza.


"Kok gue si, Ryan aja tu yang duluan. Cepet yan awali" Gantian Eza menyuruh Ryan yang raganya masih belum masuk Sepenuhnya.


" Nanti ah, masih ngantuk. Tuh si Tara aja" Ujar Ryan menyuruh anak bontot untuk segera mengambil air wudhu.


"Kalian aja dulu" Ucap Tara yang masih tersenyum saat sedang mengirim pesan pada seseorang,  entah siapa yang sedang bertukar pesan dengan Tara sampai membuat laki-laki itu berulang kali berguling-guling di lantai.


   Lima menit mereka habiskan untuk saling menujuk satu sama lain untuk segera pergi wudhu, Alea memutuskan untuk meninggalkan mereka untuk mengambil air minum dari pada mendengar mereka. Namun saat ia kembali mereka tak kunjung segera bangkit membuatnya tak tahan lagi, ia meletakkan gelas itu di meja dengan penuh tekanan sampai suaranya menggema di ruang tamu "kalian buruan wudhu, atau gue seret kalian semua pake cara gue?"


  Tak lagi main-main. Mereka langsung mengibrit lari ke kamar mandi, lebih baik mereka tak membangunkan singa yang sedang tertidur dari pada mereka dilempar gelas oleh Alea. "Fiuh akhirnya wudhu juga"


"Kenapa? Mereka tunjuk-tunjukan buat yang duluan wudhu?" Tanya Afra yang baru saja selesai.


"Hm.. Biasalah,kalo nggak cowok cowok siapa lagi".


   Belum puas membuat Alea emosi jiwa, lagi-lagi mereka masih saja saling tunjuk menunjuk untuk siapa yg menjadi imam. Selalu saja mereka seperti itu sampai-sampai Alea dan Afra hafal dengan kebiasaan mereka. Namun berbeda dengan kali ini karena Alea yang sedang pms membuat kesabarannya lebih tipis dari tisu, kesabarannya sudah di ambang batas melihat para cowok yang tak ada yang berinisiatif menjadi imam.


"Cukup ye, gue udah cape liat kalian. Kalo salah satu dari kalian nggak jadi imam, gue bakal sholatin kalian semua!" Sontak mereka langsung membentuk lingkaran,sempat Alea bingung kenapa mereka melingkar tiba-tiba. Bola matanya langsung memutar ketika tahu ternyata mereka sedang hompimpa untuk menentukan siapa imamnya.


"Beda sendiri menang,apa beda sendiri kalah?" Tanya Saga santai, bisa bisanya laki-laki santai saat ancaman sedang ada di belakangnya.


"Satu...." Ucap Alea yang mulai menghitung bagaikan mak mak. Terlalu lama jika harus menunggu mereka menentukan itu.

Antara Sahabat dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang