Sihir

87 17 20
                                    

 Tangan itu langsung melesat tepat waktu menahan tangan Alea ingin melayangkan sapu ke arah Dela. "stop al, kalo lo lanjutin lo bakal dapet masalah" ujar Saga dengan ekspresi khawatir.

   Tangan Alea seketika lemas sampai sapu itu jatuh, seolah kata-kata itu diberi sihir oleh Saga sampai bisa menghentikan Alea. gadis itu langsung diam mematung ditempat. Saga melempar sapu itu sejauh mungkin dari Alea.

  Saga langsung menarik gadis itu keluar ruangan, menempatkannya disana hanya akan menambah masalah semakin panas. ia membawa Alea ke taman yang sepi saat itu. Tapi yang dilakukan Alea hanya memukul-mukul pohon di sampingnya untuk melampiaskan emosi.Lagi-lagi Saga menarik tangan gadis itu. "stop Al"

"apaan sih, lo mau gue tonjok?" -Alea

"sabar"

"sabar dari mana sih Sag! sahabat mana yang mau sahabatnya di ejek kek gitu, udah cukup ya gue setiap kali harus sabar sama si Dela"

"Al sadar. kalo lo ngelakuin lebih dari tadi lo bisa membahayakan orang, lo nggak tau konsekuensi kedepannya". ucap Saga yang langsung membuat Alea tak lagi melawan Kata-katanya.

   Alea terdiam. tapi kepalanya masih panas ketika membayangkan ucapan Dela tadi. berulang kali ia mengatur nafasnya tapi masih saja rasa marah itu tak kunjung padam. sampai detik itu ia mendengar seseorang sedang bersenandung tak jauh darinya.  Ia membuka kedua matanya. Saga berada di seberangnya sambil bersholawat dengan merdunya. hembusan angin sejuk yang menyapu helai-helai rambut laki-laki itu. Senandung itu berhasil membuat api di hati Alea padam seketika. "udah nggak emosi lagi? "

   Alea bersandar di pohon yang rindang itu, ia tampak memutar otaknya untuk mencari jawaban itu. "hm entahlah, udah keknya. makasih"

"buat? "

"yah... sholawat lo selalu jadi penenang gue" jawab Alea enteng.

"hm masak? " tanya Saga dengan nada menggoda.

"jangan pede dulu ya, gue nggak baper sama lo" ucap Alea ketus, kali saja laki-laki itu berpikir sedikit demi sedikit ia mulai jatuh hati, padahal sudah sejak awal bertemu.

"lah gue nggak ngomong gitu" -Saga

"dari Kata-kata lo udah keliatan ya bambang" -Alea

"nggak tuh" -Saga

"ah terserah lo deh Sag" -Alea

"yok" -Saga

"kemana? " -Alea

"gue anter ke bu Julia" -Alea

"hmh si queen drama udah ngadu ya. nggak usah gue bisa kesana sendiri, gue bukan cewek manja" ucap Alea yang langsung meninggalkan Saga tanpa basa-basi.

-RUANG REPRO-

"kalian itu ada masalah apa" tanya Bu Julia Horor.

"Alea yang nampar saya duluan, saya nggak tau kenapa bu kenapa dia tiba-tiba nampar saya, padahal kita baru ngitung uang. apa mungkin lo nggak suka kalo gue jadi anak kesayangan Bu Julian ya Al" kata Dela yang tak lupa dengan sandiwara yang begitu sempurna kayaknya penipu yang berpura-pura lugu.

"benar itu yang dikatakan Dela Alea? "

"jika saya berkata tidak, apa ibu percaya? " tanya Alea, karena ia tau wali kelasnya begitu dekat dan sayang pada Dela.

   Dan benar apa yang dikatakannya. wali kelasnya nampak diam sambil menatapnya, namun baginya itu adalah tatapan yang meragukan.

"kalau ibu ragu, ibu bisa melihat video ini " ucap seseorang yang muncul dari balik pintu.Eza datang bersama yang lainnya membawa video bukti perlakuan Dela tadi. sekitar lima menit Bu Julia melihat video dengan serius, Tanpa sadar Alea menyunggingkan senyuman saat melihat ekspresi Dela yang seperti kebakaran jenggot.

"ini bohong bu, mereka itu mastiin kerja sama buat rekayasa video ini" bantah Dela sebelum Bu Julia angkat bicara.

"kerja sama dari mana sih inah, prik banget si jadi orang " cibir Afra yang sudah muak dengan sifat Dela, mungkin jika Bu Julia tidak ada ia sudah menghujani gadis itu dengan kata-kata kebun binatangnya.

"tauk tu, udah tau salah" Timpal Tara yang tak kalah julidnya.

"bohong bu jangan percaya, ini semua itu editan mereka aja" -Dela

"editan dari mana? lo bego apa gimana? udah jelas-jelas bukti udah ada dan lo masih berani ngelak? " tutur Eza yang berubah menjadi serius, baru kali ini Alea melihat wajah dan suara Eza ketika sedang serius.

"cih kocak banget ni orang, kalo lo bukan cewek udah gue gantung si" tambah Ryan, entah mengapa ketika melihat perilaku Dela yang semakin hari semakin menjadi jadi, membuat ia semakin tak suka.

"Dela lo nggak usah ngelak, kalo lo udah dewasa akuin kesalahan lo, jangan kek pengecut" kata Saga disertai dengan tatapan tajamnya.

  Melihat semua bukti bu Julia hanya mengangguk kan kepalanya sambil menatap Dela " benar apa yang temanmu katakan, km itu salah. ibu nggak nyangka kamu ternyata seperti ini, sungguh mengecewakan.km harus minta maaf"

   wajah yang penuh dendam terlukis jelas di raut wajah Dela, tentu saja itu sulit apa lagi Dela tak pernah meminta maaf sebelumnya. "gue minta maaf"

" lo nggak usah minta maaf sama gue, lo harus minta maaf sama sahabat gue tanpa terkecuali "

"LO!!! "

"omongan lo nyakitin hati mereka, segitunya mudahnya tanpa lo mikir, kek lo ngelempar baru ke laut, lo nggak pernah tau sedalem mana tu baru tenggelam"

"... "

"persahabatan itu bukan ditentukan dari harta, tapi nyaman nggaknya kita di dalamnya. kenapa kalo sederhana? hanya karena lo kayak bukan berarti lo bisa merendahkan orang seenaknya. gue nggak peduli lo ataupun orang lain ngomong apa, karena bagi gue mereka sangat berharga di hidup gue"

   Mereka tertegun sejenak, tentu saja siapa yang mengira Alea yang notabenya cewek dingin yang tak pernah mengeluarkan apa yang dipikirkan ternyata mengutarakan apa arti mereka bagi Alea. "gue minta maaf" ucap Delia yang masih saja acuh.

"udah kalian semua istirahat, ibu nggak mau ada pertengkaran lagi, dan untuk Dela kamu harus minta maaf ke semua orang yang sudah kamu sakiti" titah bu Julia.

"tap-"

"tidak ada tapi-tapian" potong bu Julia

"kalian boleh keluar"

   Sepanjang jalan menuju kantin Alea masih terdiam mengatur nafasnya, hampir saja ia menitihkan air mata tadi, bisa-bisa image gadis dingin hancur seketika, tapi jujur ia mengatakan itu dari dalam hatinya yang paling dalam. "cie yang katanya kita berarti banget" goda Afra sambil memeluk Alea dengan erat.

"apaan si, lepasin jijik tau nggak" ucap Alea yang kembali menjadi Alea yang super dingin.

"dih sumpah sifat lo emang aneh"

"biasalah moodnya naik turun" ucap Saga.

"apaan si"

  Belum Alea sempat menampol Saga, kedua matanya menangkap seseorang yang duduk sendiri dengan lesu saat itu.

"dih kasian sendiri" ucap Afra yang entah kenapa senang sekali melihat Amara yang duduk sendiri, mungkin saja setelah kejadian itu mereka bertengkar, buktiknya Karen,Gisel dan Risa masih bersama.

  Tak pikir panjang lagi Alea berjalan menjauh itu mereka lalu duduk di samping Amara yang sendiri. "lo ngapain? " tanya Amara yang bingung kenapa musuhnya malah menemaninya, bukan malah mencemohnya di depan umum.

"terserah gue lah, bukan kursi lo" -Alea

"lo nggak berubah ya Al, masih aja berbuat seenak jidat lo" -Amara

"masalah? dari pada lo? bego kalo milih sahabat" -Alea

"kok? " -Amara

"cih ninggalin sahabat lamanya demi sahabat yang baru, tapi ujungnya malah di buang. hmh apa nggak bego" ucap Alea yang begitu menusuk, tapi bagi Amara itu sudah biasa, 2 tahun mengenal gadis itu tentu saja sifatnya tak mungkin ia tak tau.

"jadi? lo dibuang? "

"coba tebak? "

Antara Sahabat dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang