Demi apa lemot

74 18 19
                                    

"LA IYAAA" Pekik mereka semua yang sudah tersulut rasa kesal, bisa-bisanya mereka harus menyadarkan Alea hampir setengah jam, entah apa yang dipikirkan gadis itu sampai lupa dengan ulang tahunnya sendiri, yang tambah mengesalkan adalah Alea hanya cengir-cengir saja.

" Emang ya tambah umur keliatan"

 Alea langsung menatap tajam ke arah Saga " heh ngaca, yang paling tua tu siapa. dasar sesepuh" ejek Alea, sibuk saja Saga selalu mengusilinya, bahkan di hari ulang tahunnya, bisakah laki-laki itu bersikap lemah lembut walaupun hanya sekali di depan yang lainnya dan bukan hanya saat mereka berdua saja.

" Udah-udah itu tiup dulu kuenya, terus kita pulang buat makan-makan" Titah ibunya untuk melerai pertengkaran mereka berdua, mereka tak akan selesai bertengkar jika tak dipisahkan.

 Alea menatap lilin kue ulang tahunnya yang sudah tengah meleleh, tanpa berdoa ia langsung meniupnya "buset lo make a wish apa nggak Al? cepet banget lo niupnya? " Tanya Enggar, mereka menunggu Alea sadar saja hampir setengah jam, lah ini hanya sepersekian detik saja untuk meniupnya.

" Nggak usah kaget bang, emang tu orang nggak pernah make a wish dulu pas niup lilin" Jawab Ara yang sudah menduga walaupun di depan para sahabatnya ia tak akan berdoa sebelum meniup lili, orang di depan ibu dan dia saja tidak, apa lagi dengan yang lainnya.

"Hah... ada orang kek gini, anehnya lagi ada orang yang spesiesnya sama kek Alea" Ucap Ryan yang tentu saja untuk menyindir Saga yang tepat berada disampinya. Dan yah laki-laki itu hanya diam tak menggubris perkataan Ryan, sudah biasa dia diperlakukan seperti ini.

" Udah udah, yuk pulang. Yang cewek-cewek ikut mobil tante ya "Ajak ibu Alea.

" Loh tan, Enggar kan juga mau naik mobil " Ucap Enggar dengan nada sok imut nya, pantas saja mereka langsung memasang wajah julid.

"Loh kamu kan naik motor, trus kalo kamu naik mobil siapa yang bawa motor?" -Ibu Alea

"Biar Ryan aja tan yang bawa motor Enggar, dia kan bonceng Saga" Enak saja Enggar berkata.

 Ryan menatapnya dengan ekspresi julid, siapa yang tak kesal melihat kelakuan Enggar yang mau enaknya saja, cepat-cepat ia menyingkirkan tangan Enggang yang masih bersandar di pundaknya." Dih ogah " Ia lebih memilih bersama Saga, toh dia bisa duduk bersantai-santai.

"Pelit banget si lo yan" Enggar tak tau saja jika Ryan sedang mode malas tak ingin melakukan apa-apa, jangankan melakukan sesuatu bahkan jika bernafas tidak wajib mungkin ia juga tak ingin bernafas.

"Bodoamat" -Ryan

"Lagian ngapain ikut sih yang, sempit nanti" Kata Rani.

"Lah kan mau sama kamu terus yang" Jawab Enggar sambil menempel ke Rani, jangan lupakan mereka sangat anti dengan keromantisan di depan umum, jangan pamer keromantisan jika tak mau menerima tatapan julid dari mereka.

"Apaan si ni orang,udah deh lo naik motor aja, jangan bikin mobil tante jangan sempit ye" Enak Saja Enggar ingin menyempil diantara mereka, Amara tak ingin tempat duduk mereka jadi sempit hanya karena satu cowok nyempil.

"Udah deh yang, toh jarak sini sama rumah Alea kan nggak terlalu jauh kok" ucap Rani yang sudah kepanasan di luar.

"..... "

 Seketika Enggar pundung " Yaudah deh yang " Mau tak mau ia harus menuruti permintaan dari Rani, kenapa juga mereka tak mendukungnya, padahal ia kan juga mau naik mobil seperti para cewek.

"Kak Alea!! " Teriak seseorang dari kejauhan, padahal ia sudah mengira Devan sudah pulang terlebih dahulu.

"Kenapa Dev?" Tanya Alea bingung apa lagi laki-laki itu sambil membawa piala dan piagam.

" Ini kak,kakak lupa bawa ini"

"Loh kan gue udah bilang bawa aja"

"Devan nggak berani kak takut rusak" ucap Devan yang takut jika piala itu akan rusak, sementara Alea paling tak suka ada yang rusak.

"Astaga lo kok lucu sih" Siapa yang tak gemas melihat wajah Devan, apa lagi cewek-cewek yang akhirnya setuju kenapa Alea suka dengan berondong yang satu ini, kecuali para cowok malah memasang tampang julid.

"Dek lo kalo nggak ada urusan lagi pulang gih " Ucap Yasha yang mencoba bersikap ramah,kalo nggak brondong kesyangan Alea udah diajak berantem dah tu si Devan, mungkin saja laki-laki itu akan dikeroyok.

"Oiya udah kak Devan pulang duluan" Pamit Devan.

"Hati-hati ya van" -Alea

  Devan langsung mengacir pulang, apa lagi atmosfer tadi begitu mencekik, sudah cukup ia dipelototi oleh Saga dan Eza dulu, jangan semua taman Alea ikut melolot ke arahnya.

-Rumah Alea-

  Mereka langsung menempati posisi mereka masing-masing begitu sampai di rumah Alea "Beh enaknya langsung molor ya" Kata Alea yang sudah tak kaget lagi saat melihat para cewek langsung masuk ke kamarnya."Hehehe capek si Al" -Rani

"E tapi gue masih nggak nyangka lho kalo ini ulang tahun gue"

"Lah buset Al, gue masih heran lo kok bisa lupa sama ulang tahun sendiri " Ucap Okta sambil merebahkan tubuhnya ke kasur.

"Lupa si gue"

"Oiya ini Al"

  Sontak Alea melotot kaget saat Afra memberikan satu kantong plastik berisi hadiah-hadiah "gila ini buat siapa anjir"

"Buat lo lah kocak, ngelawak mulu di anak " Timpal Rani, ia rasa ada yang aneh dengan otak Alea hari ini karena loadingnya begitu lama.

"Tapi ini banyak banget sumpah" Alea tak menyangka hadiahnya bisa lebih dari lima, ia bahkan mengira mereka hanya akan patungan untuk satu kado.

"Jangan di bukak sekarang,nanti kalo kita udah pulang" Suruh Amara, padahal ia mulai kepo dengan apa yang mereka kado untuknya, siapa tau ada black card disana.

"Yang ayo pulang umi udah nyariin nih " Ajak Yasha yang muncul di ambang kamar Alea.

"Buset ini kamar lo Al? "Tanya Enggar yang ternyata sudah membuntuti Yasha.

   Para cowok pun masuk untuk melihat kamar Alea yang setelah sekian lama bisa terekspos, hanya kamar biasa seperti pada umumnya, bedanya kamar Alea banyak dipenuhi foto dan quotes yang menempel di dinding. "Buset seragam pelaut cuy " Komen Tara saat melihat foto Alea dan temannya yang menggunakan seragam biru tua.

"Gila Al lo masih nyimpen pas jaman-jaman cowok jadi tuyul" Timpal Eza yang memandangi foto mereka satu kelas setelah usai penilaian tugas drama,saat-saat itu lah rambut mereka masih botak bagaikan tuyul.

"lho itu jaman-jaman kepedean tingkat maksimal tuh" Entah apa yang Saga pikirkan sampai berkata jaman botak adalah dirinya yang pede tingkat tinggi, jika itu Alea jaman itu adalah jaman yang Alea tak ingin ingat.

"lho kalian itu sering ada event sama tentara kah? Kok banyak bener kalian foto sama tentara?"Tanya Tara penasaran karena melihat foto Alea dari kelas satu SMP sampai hampir lulus pun masih ada event bersama tentara.

" hm itu.."

Antara Sahabat dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang