Malu nggak tuh

83 18 14
                                    

"Masalahnya dia mau nggak sama lo" Balasnya Ryan sambil tertawa geli, masalahnya Eza terlalu mudah baper sehingga membuat cewek merasa ilfiel,berbeda dengan Ryan yang memiliki cara-cara untuk menarik perhatian cewek.


"Gila udah selesai lo?" Tanya Afra begitu melihat Alea hanya bersantai-santai sambil bermain game.


"Udah" Mereka sekelas langsung tercengang begitu mendengar itu.


"Pantes lah udah selesai, kan anaknya bu Cia, ya jelas dong" Sindir Risa,namun tetap saja Alea lebih memilih tak menggubris gadis itu,mungkin moodnya sedang bagus karena tadi malam.


"Alea hasilmu bawa sini" Pinta bu Cia.


   Eza,Tara,Ryan dan Afra masih memperhatikan Alea yang masih konsultasi tahap terakhir, sementara Saga masih fokus dengan covernya.melihat project Alea yang dibawa kembali ke meja membuat mereka kaget, pasti project itu masih memiliki kekurangan yang harus direvisi.


"Hahaha kasian harus revisi,makanya nggak usah belagu deh jadi yang paling pinter" Sindir Karen kali ini, daun telinga Afra yang dari tadi gatal mendengar ocehan mereka berdua yang sedang iri membuatnya ingin memukuli mereka,namun Alea masih saja menahannya.


"Revisi? Nggak kok, gue cuman nulis nama sebelum disimpen sama bu Cia" Jawab Alea yang berpura-pura polos seperti biasanya,namun dibalik kata tersirat itu ia ingin melihat wajah malu mereka berdua.


"pffft Disimpen? Nggak usah halu deh lo, emang sebagus apa buatan lo sampe disimpen sama bu Cia" Kata Risa kesal,lebih kesal lagi saat Alea tak menggubris perkataannya.


"Bener kok kata Alea,ibu mau simpen karya Alea"


   Bu Cia menunjukan project karya Alea yang sudah selesai di hadapan mereka semua, sebagian dari mereka pun mengakui memang kemampuan Alea tak perlu diragukan lagi "mulai dari judul sampai ke ilustrasi memiliki arti yang bagus, gambarnya juga bagus, makanya ibu mau simpen buat ditunjukin sama adek kelas kalian sebagai contoh"


   Tentu rasa benci Risa dan Karen semakin besar terhadap Alea. Sementara Alea bukan takut malah senang menikmati wajah kedua gadis itu yang terbakar api iri dengki, ia melewati bangku mereka sambil tersenyum licik dengan berkata "kalo mau balas demdam itu kalahin, bukan cuma bacot doang"


"LO!!" Pekik mereka berdua.


"Risa karen cukup,kerjakan project kalian" Dengan wajah masam mau tidak mau mereka hanya bisa diam sambil menyelesaikan project mereka yang sebenarnya terbilang masih jauh dengan konsultasi tahap akhir.


"Al bantuin gue dong " Minta seorang berambut panjang lurus sepinggang,kali ini bukan Afra, tapi Okta teman Alea sebelum dipindah ke kelas khusus,akhir-akhir ini ia dan Afra juga dekat dengan Okta.


"Gue nggak mau buatin, harus pake tangan lo" Alea sempat kesal dengan Okta yang tidak bisa apa-apa dan malah pasrah dengan keadaan membuatnya terpaksa harus menyelesaikan beberapa tugas Okta.


"Iya deh iya gue yang buat,t api bantuin lho"


Antara Sahabat dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang