Berharap Hadiah

74 18 24
                                    

"Iya kan sekolah kita berdua dikelola sama tentara,ya wajar kalo kita banyak event " Jawab Amara,ia tak bisa lupa masa-masa dimana mereka berdua yang selalu semangat mengikuti event sekolah, tak ada event yang mereka lewatkan jika itu tentang tentara, betapa serunya jika mereka bisa kembali seperti dulu.

"Oo pantes aja" -Tara

"Oh ya tan kami pulangnya dulu ya" Pamit Yasha yang disuruh maju paling depan oleh yang lainnya."Loh cepet banget, baru aja sebentar" -ibu Alea.

"Iya tan soalnya mau Magrib takutnya kemaleman" -Yasha

"Yaudah hati-hati ya" 

  Begitu Mereka pulang Alea langsung mengambil satu kantong plastik tadi ke ruang tamu lalu ia langsung meletakkan semua hadiahnya di meja . "Wih banyak juga hadiah lo kak" Ucap Ara sambil meraba-raba permukaan kado itu, sialnya semua dimasukan kedalam kotak, mana bisa ia tau apa yang ada di dalamnya.  Alea mengambil kotak yang paling besar, sementara Ara yang begitu gatal ingin membuka pun mengambil kotak yang lebih kecil.

  Sudah Alea duga kado yang ia pegang adalah kado dari mereka semua, ia mengeluarkan tas kecil berwarna cokelat dan dress panjang berwarna hitam."Buset kak ini kalo buat party sabi kali ya, bentuk tubuh jadi seksoy" Ucap Alea yang melihat dress hitam Alea yang kebetulan bisa bas membentuk tubuh Alea yang bagaikan gitar.

" Hus apaan? Nggak ada ya kalian berdua party kek gitu, mamah nggak ngajarin kek gitu " Rasain dah Ara mendapat omelan sekaligus jeweran dari mamanya, untung Alea tak jadi berucap, jujur saja ia juga ingin mengikuti party seperti Okta, tapi kenyataannya ia terlalu malas bertemu banyak orang.

   Alea meletakkan hadiah itu di meja, ia mengambil hadiah yang paling penting yaitu surat ucapan dari mereka,dibacanya secarik kertas itu yang jelas itu adalah tulisan Afra, sesekali ia tersenyum membaca beberapa kata di surat. "Aneh-aneh aja ni yang nulis notes" Tatapannya tertuju pada salah satu dari daftar notes yang Afra buat. 

"Tentukan pilihan" Ia tak bisa mengelak lagi, ia harus memilih diantara kedua laki-laki itu mana yang ia pilih. Bukankah sudah jelas pilihan Alea tak akan pernah berubah, ia akan tetap memilih laki-laki yang sudah ia sukai sejak dulu.

"Eh kak ni keknya punya si bang Eza deh, soalnya jelek banget tulisannya" Ucap Ara yang frontal sambil membolak-balikan kedua novel itu yang kebetulan ia juga sudah mengincar novel itu sejak lama.

"Woh bagus nih, Gue baca ya kak?" Tanya Ara.

"Baca aja" Alea langsung menyetujuinya dan membiarkan adiknya membaca terlebih dahulu karena ia tau Ara ingin cepat-cepat membacanya.

" Si itu nggak ngado kah kak?" Tanya ibu Alea yang baru dari dapur memotong kue ulang tahun Alea.

"Hah... Jangan berharap deh mah, nanti sakit Alea " Jawab Alea yang tak ingin berharap lebih, walaupun dari lubuk hatinya ia berharap laki-laki itu memberi hadiah.

    Alea menatap kado yang berbalutkan kertas kado berwarna orange "buset ni punya siapa lagi? "Tanya Alea yang menatapnya dengan intens, bagaimana tak intens jika bungkusan itu kurang rapi menurut Alea.

 Alea meletakkan kado itu lalu beralih mengambil bungkusan yang paling kecil, lagi-lagi ia menerima tas yang kecil untuk digunakannya ketika pergi main, ia melihat surat ucapan itu ternyata dari Rani.

"Lhoh kak ini dari Saga loh"

"Beneran mah?" Tanya Alea sekali lagi,siapa tau ia halu sampai ia salah mendengar apa yang diucapkan mamanya.

"Beneran ini, nih ada kertas ucapannya" Tunjuk kertas itu supaya anak sulungnya percaya jika itu nyata dan ia tak mengada-ngada.

    Alea merebut kado itu untuk memastikannya, mamanya tak berbohong nama itu jelas tertulis di pojok kanan bawah. "Alea nggak lagi halu kan mah, ini beneran dari si mbah"

  Ia meletakkan secarik kertas ucapan tadi lalu beralih menatap apa isi di dalamnya. Dua hijab yang berwarna navy dan abu-abu membuatnya tak bisa berkata-kata lagi. "Astaga padahal ni kado yang tadi Alea body shaming i lho mah"

"Makanya jangan body shaming, eh malah itu hadiah paling spesial kan"

    Alea hanya tersenyum saat mamanya mencoba menggodanya, mamanya benar hadiah itu adalah hadiah paling spesial setelah hadiah dari mamanya dan Ara.

   Mamanya tampak ragu-ragu seolah ingin mengatakan sesuatu, ia tak tau ini adalah saat yang tepat atau tidak mengatakannya tapi kedua anaknya harus tau semua ini "em mamah mau ngomong sama kalian".

" Ngoming apa mah?" Tanya Akea sambil merapikan sweater pemberian dari Amara.

"Sok ngomong aja mah" Balas Ara yang tadinya sedang membaca novel kini beralih menatap mamanya.

"Mamah mau cerai"

  Sontak mereka terdiam seketika, apa lagi Alea yang masih di hari ulang tahunnya tiba-tiba mendapatkan berita seperti ini. "Mamah tau ini susah buat kalian, tapi mamah mohon pengertian dari kalian yah"

"Astaga mamah ngomong apaan si,kita malah seneng loh" Kata Ara yang tak menyangka ia akan mendengar berita ini sekarang, berita yang selama ini ia nanti-nanti.

"Iya lhoh mah, ya kali kita sedih.  Apapun deh mamah lakukin, yang penting itu bikin mamah seneng. kita itu malah seneng, rasanya bisa bebas" Bohong jika Alea tak ingin memiliki keluarga yang harmonis dan lengkap, tapi ia juga tak ingin mamah dan adiknya tersiksa terlalu lama.Wanita itu menatap mereka dengan tatapan sendu,bagaimana bisa di umur mereka yang masih muda harus merasakan perceraian dari orang tua. "Makasih ya,kalian udah ngertiin mamah"

"Udah ih jangan pelukan, geli Ara" Diantara mereka bertiga bisa dibilang Ara yang paling tak suka dengan namanya berpelukan katanya geli,ia selalu menolak berpelukan,berbedan dengan Alea dan mamanya yang suka sekali berbelukan."Yaudah gih istirahat, kak jangan lupa bilang makasih,sama Saga tanyain udah pulang belum,ujan soalnya" Titah mamahnya,entah ke apa akhir-akhir ini ibunya begitu perhatian dengan Saga,curiga mamanya bisa jadi lebih sayang laki-laki itu dari pada dirinya.

  Alea membawa hadiah itu ke kamarnya,diraihnya ponselnya untuk berterimakasih di grup,lalu beralih memilih sebuah kontak yang bertulisan sesepuh,jangan tanya kenapa karena ia sudah bilang kelakuan saga yang berasa paling tua membuatnya menamai kontak Saga dengan nama sesepuh.

Alea
udah nyampe?

Saga
Ahamdulillah
udah

Alea
Nggak kehujanan kan?

Saga
Keujanan
Pas nyampe rumahnya Ryan

Alea
Tapi nggak basah kuyup kan?Disini ujan soalnya

Saga
Nggak
Pake jas ujan

Alea
Alhamdulillah
Btw makasih hadiahnya

Saga

Yaa samasama

Alea
Hijabnya bagus

Saga
Nggak tau modelnya
Orang gue beli sama mbak
Lakik sendiri lagi satu toko

Alea
Mbak yang milih?
Lah kok bisa lo lakik sendiri

Saga

Ya sama gue
Namanya aja toko hijab

Alea
Gpp latian
Btw lo dipuji sama mamah gue

Saga
Latian apaan
Dipuji kenapa?

Antara Sahabat dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang