10. Ide

819 154 10
                                    

Tahun pun berganti, Jisoo masih sibuk dengan toko tas nya dan Jennie masih di New Zealand, Sean sudah bekerja pada sebuah perusahaan sebagai pegawai biasa, sedangkan Rio sudah kuliah, tapi dia masih menekuni pekerjaan nya sebagai pengumpul kardus bekas.

Sean turun dari bus yang dinaiki nya, sepulang bekerja, ia melihat sang dongsaeng tengah mengutip kardus dari toko-toko sekitar seperti biasa, sepulang dari kampus, ia pun menghampiri Rio, membantu nya mengambil beberapa lembar kardus bekas dan meletakan nya diatas troly.

"Oh, hyung sudah pulang?" Sapa Rio

"Ya, kamu sudah makan?" Sean bertanya

"Belum hyung, aku baru kembali dari kampus" jawab Rio, ia lalu mendorong troly nya menuju ke tempat tuan Yesung.

"Rio"

"Ya hyung?"

"Berhentilah bekerja mengutip kardus bekas" pinta Sean dengan suara lembut nya pada sang dongsaeng, ia serius dengan ucapan nya.

"Kamu bisa mengandalkan hyung sekarang" bujuk Sean, mereka kini juga sudah memiliki ponsel masing-masing berkat gaji dari Sean, Rio tersenyum.

"Aku tahu hyung, tapi kita sudah sama-sama dewasa sekarang, suatu saat nanti, hyung pasti akan menikah, dan aku tak mau terus menjadi beban untuk hyung, jadi biarkan begini saja" alasan Rio.

"Tapi Rio bagaimana jika teman kuliah mu melihat nya?" Sean tentu tak ingin Rio menjadi bahan gunjingan atau bullyan di kampus nya.

"Jangan khawatir hyung, mereka sudah tahu" jawab Rio tersenyum meyakinkan hyung nya bahwa ia baik-baik saja dengan pekerjaan nya itu, Sean menatap punggung dongsaeng nya yang memasuki sebuah ruko pengepul barang bekas sebelum tutup.

Rio tersenyum senang menerima uang hasil penjualan kardus bekas dari Yesung, ia kembali mendorong troly kosong nya keluar dan menemukan sang hyung masih diluar menunggu nya.

"Ku pikir hyung sudah kembali ke rumah" kata Rio, Sean menggeleng.

"Belum, hyung menunggu mu, kita akan makan daging panggang malam ini" ajak Sean.

"Wah, hyung gajian?" Tebak Rio girang.

"Iya" jawab Sean tersenyum pada sang dongsaeng, kedua nya pun berjalan menuju ke restauran sederhana terdekat untuk menikmati makan malam dengan daging panggang.

Di tempat lain, usia Jin, V dan Taeyong tentu tak muda lagi, mapan, kaya, dan tampan, mereka bahkan nyaris sempurna, tapi belum ada satu pun yang memiliki pasangan, putra putri Kim itu tengah berada diruang keluarga.

Duduk di sofa sambil menikmati camilan setelah makan malam, Jisoo duduk disamping si sulung Jin, kedua kaki nya berselimutkan kain, ia tak sepanjang hari berada di atas kursi roda, sebab jika sedang berkumpul begini, sang oppa akan selalu menduduk...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duduk di sofa sambil menikmati camilan setelah makan malam, Jisoo duduk disamping si sulung Jin, kedua kaki nya berselimutkan kain, ia tak sepanjang hari berada di atas kursi roda, sebab jika sedang berkumpul begini, sang oppa akan selalu mendudukan nya diatas sofa seperti mereka.

"Oppa" Jisoo menatap Jin, yang langsung menoleh ke arah nya.

"Menurut oppa, kenapa sampai sekarang oppa masih sendiri?" Tanya Jisoo, V dan Taeyong saling bertatapan, mereka terkejut dengan pertanyaan Jisoo yang tak biasa, Jin tersenyum lucu.

"Itu karena oppa terlalu tampan, jadi para gadis takut saat oppa dekati" jawab nya percaya diri, Taeyong dan V langsung terbahak.

"Aish, oppa percaya diri sekali" kesal Jisoo memukul lengan Jin.

"Apa menurutmu oppa ini jelek?" Goda Jin sambil menaik turun kan alis nya.

"Oppa tidak jelek, tapi juga tidak tampan" ejek Jisoo.

"Coba tanya V dan Taeyong oppa" kata Jin, Jisoo langsung menatap oppa kedua dan ketiga nya itu.

"Oppa mau mengembangkan bisnis caffe yang oppa rintis terlebih dahulu" alasan Taeyong, meski ia juga memiliki saham di perusahaan sang ayah, tapi ia lebih tertarik untuk menjalani bisnis nya sendiri.

"Kalau aku, masih ingin bebas, masih ingin menghabiskan waktu oppa bersama dongsaeng kesayangan" jawab V yang berjalan menghampiri Jisoo lalu memeluk nya, sampai nyaris terjatuh ke arah Jin.

"Yak oppa" teriak Jisoo karena ulah V, mereka sebenar nya sudah memiliki kekasih, hanya saja belum mau memperkenalkan nya pada sang dongsaeng karena mereka belum berniat untuk serius, dan menunggu Jisoo lebih dahulu.

"Sudah malam, kamu harus tidur, bukan kah kamu akan ke toko lebih pagi besok?" Tanya Jin.

"Iya oppa" jawab Jisoo.

"Ayo" Taeyong menyiapkan punggung nya, V dan Jin membantu nya dari belakang, mereka membawa Jisoo ke kamar nya, dimana salah satu asisten nya sudah menunggu dikamar mandi, untuk membantu Jisoo menggosok gigi dan berganti baju tidur, ketiga oppa nya itu tak langsung keluar sebelum melihat Jisoo berbaring diatas kasur nya.

"Tidur yang nyenyak" Jin mengusap rambut Jisoo.

"Nice dream our princes" V mencubit pipi kanan Jisoo.

"See you tomorrow" Taeyong dan Jisoo beradu kepalan tangan, mereka memiliki cara masing-masing untuk menunjukan rasa sayang nya pada Jisoo.

"Hyung, aku punya ide" ucap V saat mereka kembali ke ruang keluarga.

"Ide apa?" Tanya Jin, Taeyong menatap serius hyung kedua nya itu.

"Bagaimana kalau kita jodohkan saja Jisoo dengan salah satu putra dari klien kita?" Ide V

"Tidak, aku tidak setuju" Taeyong langsung menolak.

"Kenapa?" Tanya V

"Kamu tahu kan hyung, dongsaeng kita itu istimewa, kita tidak mengenal dekat siapa yang akan kita jodohkan nanti, aku takut dia akan menganggap Jisoo sebagai beban nya nanti" alasan Taeyong.

"Benar, aku juga tidak setuju, biarkan Jisoo menemukan jodoh nya sendiri, bukan atas campur tangan kita, karena dengan begitu, hyung pikir rasa yang tumbuh diantara mereka nanti itu benar-benar tulus" imbuh Jin

"Aku hanya takut jika dia tahu nanti, dia merasa kita pasti akan segera meninggalkan nya" lirih V cemas.

"Jika kamu sudah merasa cukup serius dengan Sana, tak masalah kamu akan menikah lebih dahulu, Jisoo biar hyung yang mengurus nya" tutur Jin, V menggeleng.

"Tidak, aku sudah berjanji pada appa dan eomma, sebelum Jisoo menikah, V tak akan menikah" tolak nya.

"Aku juga hyung, aku belum memikirkan tentang pasangan" imbuh Taeyong.

"Jangan lakukan karena terpaksa" Jin mengingatkan.

"Tidak hyung, aku melakukan nya karena aku menyayangi dongsaeng ku" kata V

"Ya, aku juga hyung" sahut Taeyong.

#TBC

Blind DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang