8. Nasib

872 161 11
                                    

"Wow, Jennie, kamu membawa kotak ajaib ke sekolah?" Sambut Jisoo yang sudah lebih dulu tiba di ruang kelas jauh sebelum Jennie datang.

"Ck, unnie" Jennie berdecak kesal.

"Karena semenjak kamu datang, senyum di bibir mu tak kunjung pudar, jadi unnie pikir itu karena kotak ajaib yang kamu bawa" canda Jisoo, karena ia tahu, Jennie tak pernah membawa lunch box dari rumah nya.

"Unnie benar" kekeh Jennie lucu.

"Kotak ajaib ini berisi puding coklat" lanjut sambil duduk disamping Jisoo, yang mengerutkan kening nya heran.

"Sean yang memberikan nya, dia pula yang membuat puding ini sendiri" cerita Jennie.

"Romantis sekali dia" goda Jisoo, Jennie tersenyum simpul.

Saat jam istirahat, Jennie sengaja tak memesan makan siang karena ia lebih memilih untuk memakan puding pemberian Sean, Jisoo sendiri sedang memakan nasi ayam panggang nya menemani Jennie.

"Wow" gumam Jennie setelah menyuapkan sepotong puding ke dalam mulut nya, Jisoo menatap nya serius.

"Cobalah unnie, Sean sangat pandai membuat nya, puding nya tidak terlalu manis, tapi buah strawberry ini mampu menyempurnakan rasa nya" puji Jennie, ia hendak menyuapi Jisoo dengan puding nya tapi di tolak.

"Tidak, Sean membuat khusus untuk mu, jadi makan lah" kata Jisoo.

"Unnie, ini hanya sepotong, bukan seluruh nya, aku juga tak akan rela memberikan semua nya untuk unnie" kesal Jennie sedikit bercanda, Jisoo tertawa lucu, lalu membuka mulut nya, menerima suapan Jennie.

"Hmm" gumam Jisoo sambil mengunyah puding nya, ia mengangguk setuju dengan pujian Jennie tadi.

"Aku bahkan masih sanggup menghabiskan dua kotak lagi unnie" kata Jennie.

"Kwon Jennie" seseorang memanggil dari ambang pintu kantin, sang pemilik nama pun menoleh.

"Kepala sekolah memanggil mu" beritahu seseorang tadi.

"Baiklah" jawab Jennie, ia lalu menghabiskan puding nya dengan terburu-buru, lalu menuju ke ruang kepala sekolah.

Jisoo nampak gelisah, pelajaran sudah di mulai semenjak setengah jam yang lalu, tapi Jennie tak kunjung kembali dari ruang kepala sekolah, bahkan sampai pulang pun Jennie tak juga kembali, Taeyong menyusul Jisoo ke ruang kelas dongsaeng nya, dengan wajah murung.

"Oppa?" Cemas Jisoo curiga.

"Kita bawakan tas Jennie juga ya" ucap nya

"Ada apa oppa?" Tanya Jisoo penasaran.

"Nanti saja hyung jelaskan" jawab Taeyong, saking gelisah nya Jisoo, ia sampai tak menyapa Sean yang berdiri di lobby gedung sekolah menunggu Jennie, ia menatap tas gadis itu yang berada dipangkuan Jisoo, ingin bertanya tapi Sean sungkan sebab ada Taeyong yang mendorong kursi roda Jisoo.

"Kita ke rumah Jennie" kata Taeyong, kedua nya sama-sama terdiam sepanjang perjalanan, Jisoo memikirkan Jennie, sedangkan Taeyong mencemaskan Jisoo.

Mereka pun tiba di rumah keluarga Kwon Jiyoung, ayah kandung Jennie, Jin dan V juga sudah berada disana, pun dengan Jennie yang rupanya sudah pulang.

"Jisoo-yaa" sambut V saat sang dongsaeng memasuki rumah sahabat nya itu.

"Oppa" Jisoo nampak bingung.

"Uncle Kwon akan pindah ke New Zealand" beritahu Jin.

Duar

Jisoo terkejut tak percaya, ia menatap Jennie penuh tanya, lalu Jisoo pun menghampiri nya.

"Maafkan aku unnie, karena aku pun juga tak tahu jika kami akan pindah" Jennie mulai menangis.

"Unnie jaga diri baik-baik ne, dan tolong kembalikan lunch box milik Sean, katakan jika aku sangat menyukai nya" kata Jennie, Jisoo mengangguk, kedua sahabat itu kemudian saling berpelukan sambil menangis karena harus berpisah.

Akhir nya, keluarga Jennie pun berangkat ke New Zealand, sekolah nya pun juga pindah ke sana, Jin menghampiri Jisoo setelah mobil yang membawa keluarga Kwon mulai melaju menuju ke bandara, ia berlutut di hadapan sang dongsaeng, lalu mengusap air mata nya.

"Perusahaan uncle Kwon dinyatakan pailit, ia kembali ke New Zealand untuk mengembangkan perusahaan nya yang disana, kamu tahu kan, negara kita sedang mengalami resesi" jelas Jin, kenapa keluarga Jennie memutuskan untuk pindah.

"Lalu aku dengan siapa disekolah oppa?" Isak Jisoo

"Masih ada aku" Taeyong mengusap kepala Jisoo untuk menghibur nya.

"Dan aku, jangan khawatir kamu masih punya kami" imbuh V.

Rio menunggu Jennie ditempat biasa mereka makan siang bersama.

"Rio, ayo pulang, kita makan dirumah saja" ajak Sean.

"Bagaimana kalau noona datang nanti?" Balas Rio sedikit berteriak.

"Dia tidak akan datang, ini sudah hampir malam" Sean berusaha meyakinkan Rio.

"Baiklah" sang dongsseng pun menurut, mereka pulang dan Sean memasak makan malam.

Keesokan hari nya di sekolah, Sean hendak menuju ke kantin untuk membeli air minum.

"Sean" Jisoo memanggil nya, ia pun menoleh, Sean heran karena Jisoo mengayuh kursi roda nya sendiri, ia pun menghampiri gadis itu.

"Noona mau ke kantin juga?" Tanya Sean.

"Iya, aku lapar" jawab Jisoo, tanpa di minta Sean pun membantu mendorong kursi roda Jisoo menuju ke kantin.

"Noona mau makan apa? Biar sekalian aku pesan kan?"

"Apa tidak merepotkan?" Sungkan Jisoo.

"Tidak, aku juga sekalian mau membeli minum noona"

"Baiklah, aku ingin nasi kari ayam dan jus melon" kata Jisoo sambil menyerahkan uang nya pada Sean

"Ok, noona tunggu disini ne" Sean mencarikan meja untuk mereka berdua, lalu meletakan lunch box nya dan menuju ke kasir untuk memesan apa yang akan mereka makan.

"Ini noona, selamat makan"

"Gumawo Sean" mereka pun makan berdua, dan saat sudah selesai, Jisoo menyodorkan lunch box milik Sean yang tadi ada dipangkuan nya.

Sreeet

Jisoo mendorong nya ke arah Sean, pemuda itu terkejut penuh tanya, karena ingat lunch box itu kemarin berisi puding yang ia berikan pada Jennie.

"Jennie menitipkan nya pada ku agar dikembalikan pada mu, dia memuji puding mu, bahkan sanggup menghabiskan tiga kotak saking enak nya" cerita Jisoo, Sean tersenyum senang.

"Sekarang dimana dia, noona?" Tanya Sean yang sejak tadi ingin mengetahui keberadaan Jennie yang tak terlihat.

"Dia pindah ke New Zealand, dan dia menyukai mu"

Thek

Patah sudah hati Sean yang dihati nya mulai tumbuh perasaan untuk Jennie, tapi nasib berkata lain karena gadis itu malah pergi meninggalkan nya ke New Zealand.




#TBC

Blind DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang