7. Puding

883 173 22
                                    

"Aku membawa makanan untuk kalian" ujar Jennie pada Rio dan Sean.

"Ya, aku sudah lapar noona" seru Rio sambil berlari menghampiri Jennie, Sean menghela nafas, ia akhir nya menyusul sambil mendorong troly nya sendiri.

"Kita makan di dalam mobil saja ya, diluar banyak debu" ajak Jennie

"Aku cuci tangan dulu noona" pamit Rio

"Woah" takjub Rio, kedua tangan nya menyentuh dasboard mobil Jennie yang mewah, wajar Rio kagum, karena ia belum pernah melihat nya, Jennie tersenyum lucu, sedangkan Sean cemas, ia duduk di bangku belakang bersama Jennie.

"Rio, ini nasi mu" Jennie menyerahkan satu lunch box berisi nasi putih dan sumpit pada Rio.

"Gumawo noona" Rio menerima nya dengan tak sabar.

Setelah semua mendapatkan nasi masing-masing, Jennie pun membuka kotak yang lain, berisi lauk dan sayur, ada daging sapi panggang, ayam goreng, udang goreng, dan semua makanan mewah lain nya, Rio melirik sang hyung sambil menelan ludah nya.

"Nah, habiskan" kata Jennie, Rio langsung mengambil daging sapi, dan mulai memakan nya, dan selama beberapa hari ini, Jennie selalu mendatangi Sean dan Rio sambil membawakan makanan dari rumah.

"Noona, apa orang tua mu tidak marah jika noona selalu membawa makanan yang begitu banyak pada kami?" Sungkan Sean penasaran, juga takut,  bagi nya, apa yang di bawa Jennie adalah makanan mewah yang bahkan hanya bisa mereka lihat di tv.

"Tidak, makanan ini tidak akan ada yang memakan nya di rumah, appa dan eomma sibuk bekerja, sedangkan aku malas makan sendirian, jadi lebih baik ku bawa kemari bukan" jawab Jennie, ia juga selalu senang melihat Rio yang begitu lahap menyantap apa yang Jennie bawakan.

Di sekolah, Jennie terlihat memberikan satu cup jus semangka untuk Sean, ia lalu kembali menghampiri Jisoo.

"Apa sudah ada tanda-tanda bakal berhasil?" Tanya Jisoo menggoda Jennie.

"Aku tidak tahu unnie, Sean sangat misterius, dia tak banyak menunjukan ekspresi wajah nya" jawab Jennie sendu.

"Mungkin dia masih malu-malu" hibur Jisoo.

"Bisa jadi unnie" gumam Jennie menatap punggung Sean yang melangkah menuju ke ruang kelas nya.

Malam nya, Sean berbaring di atas kasur rumah nya, ia tak bisa memejamkan kedua mata nya, memikirkan Jennie yang tadi memberi nya jus semangka, tanpa alasan, waktu Jisoo memberi nya air mineral itu karena ia membantu nya, dan saat Jennie membawakan makanan setiap hari, itu untuk Rio juga, tapi tadi di sekolah, Jennie hanya mengatakan "untuk mu"

Dan keesokan hari nya, sepulang sekolah, Jennie kembali membawakan makanan untuk Sean dan Rio, yang sudah biasa sekarang, jadi mereka pun menikmati nya bertiga, Sean diam-diam memperhatikan Jennie yang sedang menjahili Rio dengan sengaja mengambil daging yang hendak Rio makan.

"Noona, ini daging ku" protes Rio, Jennie tertawa gemas karena dia tak punya dongsaeng.

"Ada apa dengan jantung ku?" Batin Sean yang tak bisa mengalihkan tatapan nya dari Jennie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa dengan jantung ku?" Batin Sean yang tak bisa mengalihkan tatapan nya dari Jennie.

"Hyung, cepat makan daging mu sebelum noona menghabiskan nya" seru Rio mengingatkan Sean, Jennie menoleh dan tatapan mereka pun bertemu untuk beberapa saat.

"Ya ya, hyung juga sudah lapar" sahut Sean gugup dan salah tingkah, ia melanjutkan makan nya untuk menghindari tatapan Jennie, gadis itu pun kecewa karena Sean yang lebih dulu memutus kontak mata mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya ya, hyung juga sudah lapar" sahut Sean gugup dan salah tingkah, ia melanjutkan makan nya untuk menghindari tatapan Jennie, gadis itu pun kecewa karena Sean yang lebih dulu memutus kontak mata mereka.

Malam nya.

"Rio, hyung mau ke mini market, ikut tidak?" Tanya Sean pada dongsaeng nya.

"Ikut hyung" sahut nya yang langsung mengambil sendal jepit nya di rak sepatu, kedua remaja tanggung itu pun memasuki mini market.

"Hyung mau beli apa?" Tanya Rio.

"Hyung mau membuat puding untuk Jennie noona, karena selama ini dia sudah sangat baik pada kita bukan?" Jawab Sean, Rio pun mengangguk paham.

"Rio mau minta apa?"

"Memang boleh?" Rio malah balik bertanya dengan mata berbinar.

"Tentu, tapi hanya satu macam, jadi pikirkan baik-baik" jawab Sean.

"Okey" Rio berjalan sendirian mengelilingi mini market, sambil berpikir apa yang ingin ia beli, sedangkan Sean membeli apa yang ia butuh kan.

"Rio beli ini hyung" sang dongsaeng menghampiri sambil membawa makanan ringan pilihan nya, Sean menggeleng sambil tersenyum pasrah, karena Rio memegang keripik kentang dengan kemasan paling besar, dan tercengir tanpa dosa.

Sesampai dirumah, Rio langsung pamit tidur, sedangkan Sean sibuk membuat puding spesial untuk Jennie, rasa coklat yang di dalam nya sengaja ia beri buah strawberry utuh.

Dan pagi nya

Sean menyiapakan bekal untuk nya dan Rio sebelum mereka sarapan.

"Ini puding untuk mu" Sean memasukan satu potong puding ke dalam lunch box dongsaeng nya itu.

"Gumawo hyung"

Sepanjang jalan menuju ke ruang kelas nya, Sean tak bisa berhenti tersenyum, membayangkan wajah cantik Jennie yang akan menerima puding pemberian nya nanti, ia sengaja menunggu gadis itu lewat di depan ruang kelas nya, dan benar saja, Jennie menyusuri lorong kelas dengan semangat, karena tak sabar ingin bertemu Sean saat istirahat nanti.

"Noona" Sean tiba-tiba menghadang langkah Jennie, gadis itu terkejut bukan main.

"Sean" balas nya, pemuda itu tersenyum malu.

"Ini untuk noona" tiba-tiba Sean mengeluarkan lunch box berisi puding buatan nya pada Jennie.

"Apa ini?" Jennie tak langsung menerima saking kaget nya.

"Puding coklat buatan ku sendiri" jawab Sean, raut wajah nya berubah sedih, karena Jennie tak menerima nya.

"Mungkin tidak enak, biar ku makan sendiri kalau begitu" lirih Sean, ia menarik tangan nya lagi, tapi Jennie menahan nya dengan memegang lunch box yang Sean sodorkan pada nya tadi.

"Aku suka puding coklat, apalagi itu buatan mu" ucap nya sambil tersenyum manis, rasanya lutut Sean pun lemas, tapi dalam hati ia sangat bahagia karena Jennie menerima pemberian nya.

"Aku percaya pada mu, rasa nya pasti enak, gumawo ne" imbuh Jennie, Sean hanya bisa mengangguk, lidah nya terasa kelu untuk membalas ucapan Jennie.


#TBC


Blind DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang