35. Caffe T&Y

980 193 37
                                    

"Rio" panggil Jiyoung.

"Ya tuan?" Ia langsung buru-buru memasukan gigitan cake terakhir nya ke dalam mulut, Dara dan Jennie tersenyum lucu dengan tingkah Rio.

"Kemari lah" Rio langsung berdiri lalu mendekati Jiyoung dan hyung nya.

"Hyung mu akan bertunangan malam ini, kamu setuju kan?" Tanya Jiyoung, Rio langsung menatap Sean, ia juga terkejut.

"Ne tuan, saya setuju apa pun keputusan Hyung" jawab Rio, Sean langsung memeluk dongsaeng nya itu, satu-satu nya keluarga yang ia miliki.

"Apa pun pilihan hyung, Rio percaya itu adalah yang terbaik" ucap Rio dibalik punggung Sean.

"Gumawo Rio-yaa" balas Sean, Jennie dan kedua orang tua nya pun terharu menatap interaksi dingsaeng dan hyung nya itu.

"Jennie-aah, kemarilah sayang" panggil sang ayah, Sandara ikut menyusul sambil membawakan kotak cincin yang sudah mereka persiapkan.

"Kalian bertunangan malam ini, nah,  pakaikan lah cincin nya" kata Jiyoung, Sandara lalu menyerahkan cincin pada putri dan calon menantu nya itu untuk dipakaikan dijari manis pasangan nya.

Setelah makan mereka resmi bertunangan, acara pun dilanjutkan dengan makan bersama.

"Rio ini eomma, dia sangat menyukai daging" beritahu Jennie pada Sandara.

"Oh ya, kalau begitu habiskan Rio, pantas saja Jennie tadi meminta untuk memasak daging sapi lebih banyak" kata Dara

"Ini, habiskan" wanita itu menambahkan daging sapi pangang di piring Rio sampai penuh dan menutupi nasi nya.

"Sudah nyonya" sungkan nya.

"Tidak apa-apa, kita keluarga sekarang, jadi jangan sungkan, anggap seperti di rumah sendiri" balas Dara, Rio adalah pemuda yang baik, apa pun yang Dara atau Jennie berikan, akan ia makan, hingga membuat sang tuan rumah merasa senang dan di hargai.

"Sean memang hebat dalam mendidik dongsaeng nya" batin Jiyoung menatap Rio yang makan dengan sopan namun lahap.

Di rumah keluarga Kim, Jisoo berbaring diatas ranjang nya, tak terasa air mata nya pun jatuh, memikirkan Rio yang seharian tak ada kabar sama sekali, pikiran nya tentu oenuh dengan hal-hal negatif, karena rasa ketidak percayaan diri nya sendiri, padahal Rio memang ada acara keluarga.

Keesokan hari nya, Jisoo kembali bekerja seperti biasa, beberapa kali ia mengechek ponsel nya, dan Rio masih belum mengirimi nya pesan.

Sepulang bekerja, Jin dan V pun mengunjungi caffe milik dongsaeng mereka.

"Hyung" kaget Taeyong melihat kedua hyung nya memasuki caffe.

"Aku butuh caffein" gumam Jin sambil memijat tengkuk nya sendiri.

"Aku juga" V meletakan kepalanya diatas meja, saking penat nya dengan pekerjaan mereka hari ini, Jin mengambil ponsel nya, untuk menghubungi Jisoo, si bungsu.

"Hallo"

"Oppa"

"Sudah pulang Soo?"

"Belum oppa, ada apa?"

"Oppa jemput ya? kami sedang di caffe Taeyong"

"Tidak perlu oppa, aku bisa kesana sendiri" tolak Jisoo, yang memang jarak antara toko nya dengan caffe Taeyong tak terlalu jauh, ia hanya butuh waktu sepuluh menit mengayuh kursi roda nya sendiri menuju caffe T&Y.

Rio menaiki bus sepulang dari kampus, ia menyandarkan kepalanya pada kaca jendela bus, karena lelah.

Deg

Rio melihat Jisoo memasuki sebuah caffe sendirian, ia tersadar, jika sudah hampir dua hari dia belum mengirimi Jisoo pesan, dengan terburu-buru, Rio mengambil ponsel nya dari kantong, ia akan menelpon sang kekasih.

"Haish" keluh nya karena batrei ponsel nya habis, ia pun segera berdiri dan turun di halte terdekat, ia lalu segera berlari menuju ke caffe yang Jisoo masuki tadi.

Jin, V dan Taeyong sedang duduk di bangku dekat jendela, sedangkan Jisoo tengah memesan minuman pada Lucas, jadi ia berada di depan meja bar, dengan nafas terengah, Rio memasuki caffe.

"Noona!" Seru nya memanggil Jisoo, sang gadis spontan menoleh ke sumber suara, ia terkejut bukan main melihat Rio berdiri di pintu masuk caffe milik oppa nya, ditambah dengan Jin, V dan Taeyong yang juga menatap ke arah Jisoo dan Rio bergantian, sang maknae langsung ketakutan.

"R-rio" Jisoo nampak gugup dan takut pada oppa-oppa nya, Rio tak paham, ia pun mendekat.

"Noona dengan siapa?" Tanya Rio, Jisoo tersenyum paksa, raut wajah nya juga nampak tegang.

"S-sendiri, aku mau pulang" jawab Jisoo, berharap bisa mengajak Rio keluar dari caffe itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"S-sendiri, aku mau pulang" jawab Jisoo, berharap bisa mengajak Rio keluar dari caffe itu.

"Nona, pesanan mu" kata Lucas menginterupsi interaksi pasangan baru itu.

"Aku pesan es susu ya hyung" pinta Rio pada Lucas yang menatap penuh tanya pada Taeyong, sang boss memberi tanda pada pegawai nya itu untuk tutup mulut dan melayani Rio seperti pelanggan yang lain.

"Noona minum susu saja, agar tulang noona semakin kuat nanti, kopi nya biar untuk ku saja" kata Rio, ia lalu mendorong kursi roda Jisoo ke sudut caffe, jantung Jisoo tak karuan rasa nya, antara senang ketemu Rio, tapi juga takut karena oppa-oppa nya disana juga, Rio kembali ke meja bar untuk mengambil susu dan memesan snack, ketiga saudara Jisoo terus memperhatikan nya, sedangkan sang maknae nampak gelisah, setelah membayar, pemuda itu membawa minuman dan makanan nya ke bangku Jisoo.

"Noona, maaf aku belum mengabari mu semenjak kemarin" kata Rio, mereka pun mulai makan berdua.

"Noona, maaf aku belum mengabari mu semenjak kemarin" kata Rio, mereka pun mulai makan berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sibuk kemarin, hyung ku bertunangan" jelas Rio.

"Oh ya? S-selamat untuk hyung mu kalau begitu" Rio tak menyadari ketegangan, kegelisahan dan ketakutan sang kekasih, karena ada tiga pasang mata namja menatap ke arah mereka, Jisoo melirik meja sang oppa dan Jin menggeleng, melarang sang dongsaeng untuk memberitahu Rio.

"Noona, aku rindu, apakah noona juga merasakan hal yang sama?" Tanya Rio, Jisoo mengangguk, tak berani menunjukan perasaan nya yang sesungguh nya pada sang kekasih karena ada Jin, V dan Taeyong, Rio langsung tertawa senang dan malu, dan obrolan mereka di dengar oleh para oppa nya Jisoo, itulah kenapa gadis itu hanya menjawab nya dengan anggukan.

#TBC

Blind DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang