13. Detektif Jensoo

864 157 19
                                    

Suatu hari, Jisoo pulang dari toko nya bersama Taeyong, setelah sang oppa mendudukan nya diatas kursi roda, Jisoo memasuki rumah nya sendiri, ia melihat ada kendaraan asing terparkir di halaman rumah nya, Taeyong tak terlalu memperhatikan karena ia sibuk memarkirkan mobil nya sendiri, Jisoo mengerutkan kening nya penuh tanya, ia pun melewati ruang tamu, dan mendengar sang oppa sedang berbicara dengan seseorang.

"Tuan muda, sebagai ayah dari seorang gadis, wajar jika saya menanyakan tentang keseriusan tuan pada putri kami, Irene sudah tak muda lagi, dan kami juga ingin menimang cucu segera"

"Maaf tuan Bae, saya memang tidak bisa memberi kepastian tentang kapan saya akan menikahi putri anda, saya hanya bisa berjanji, jika Jisoo sudah menikah, saya pasti juga akan segera menikahi putri anda"

Deg

Jisoo terkejut mendengar obrolan sang oppa dengan pria asing yang ia tak tahu itu siapa.

"Baik, Irene akan saya jodohkan dengan orang lain, jika tuan tak segera mengambil keputusan" ancam pria itu.

"Soo, kenapa masih disini?" Taeyong tiba-tiba masuk, Jin yang mendengar suara dongsaeng nya dari ruang tamu pun terkejut, ia pun menghampiri nya.

"Tidak oppa, ponsel ku jatuh tadi" alasan Jisoo dengan raut wajah sedih, cemas, gugup jadi satu, Jin pun menatap nya cemas, takut sang dongsaeng mendengar pembicaraan nya.

"Baiklah, ayo oppa antar" Taeyong percaya, ia lalu mendorong kursi roda sang dongsaeng ke kamar.

Keesokan hari nya, Jisoo menghubungi Jennie, ia meminta tolong untuk mencari tahu tentang kisah cinta kedua oppa nya yang lain, V dan Taeyong.

"Kita kemana unnie?" Tanya Jennie mengemudikan mobil nya bersama Jisoo setelah menjemput sang sahabat ke toko nya.

"Ke kantor V oppa" jawab Jisoo, saking sayang nya Jennie pada Jisoo, ia bahkan tak keberatan memindahkan dari mobil ke kursi roda, atau sebalik nya, Jennie adalah anak tunggal, wajar jika ia sangat dekat dengan Jisoo, seperti saudara nya sendiri.

Jennie mendorong kursi roda Jisoo, memasuki lobby kantor, suasana sepi karena jam makan siang.

"Oppa" Jisoo memanggil Seojoon teman dekat V sekaligus pegawai nya.

"Jisoo-yaa" kaget Seojoon yang baru keluar dari lift dan hendak makan siang.

"Jenn"

"Oppa" tentu saja Jennie dan Seojoon juga saling mengenal.

"V dan Jin sudah keluar makan siang, apa mereka tidak memberitahu mu?" Tanya Seojoon, Jisoo menggeleng.

"Aku sengaja menghindari mereka oppa" kata Jisoo

"Kenapa?" Bingung Seojoon

"Bisa kita bicara sebentar?"

"Soal apa?"

"Jin dan V oppa"

"Ada apa dengan mereka?"

"'Oppa, aku ingin pembicaraan ini menjadi rahasia kita bertiga" mohon Jisoo serius.

"Baiklah, ayo ke ruangan ku" Seojoon mengurungkan niat nya untuk makan siang diluar, dan kembali ke lantai atas dimana ruangan nya berada.

"Ayo masuk, duduklah Jenn" Seojoon mengambilkan air minum kemasan untuk kedua gadis itu.

"Ini, minumlah" Seojoon ikut duduk tepat di depan Jennie.

"Oppa, aku ingin bertanya, tolong oppa jawab dengan jujur" pinta Jisoo memelas, tanpa curiga Seojoon pun mengangguk.

"Sebenar nya apakah V oppa memiliki seorang kekasih?" Selidik Jisoo, Seojoon terhenyak dengan pertanyaan Jisoo, dia bingung sudah terlanjur berjanji akan menjawab jujur, dan tak mungkin dia akan menjawab tak tahu, karena masalah apa pun tentang V, Seojoon pasti tahu, dia adalah teman cerita V.

"Untuk saat ini tidak" jawab Jisoo

"Berarti untuk beberapa saat yang lalu, dia berkencan?" Skak, Seojoon salah memilih kata-kata yang membuat ia terjebak oleh pertanyaan Jisoo.

"Ya, tapi gadis itu meninggalkan nya" Seojoon pun jujur bercerita.

"Dengan alasan?" Tanya Jisoo lagi.

"Gadis itu tak mau menunggu V lebih lama, yang hanya menjanjikan pernikahan, tapi tak tahu dengan pasti kapan mereka akan menikah"

"Kenapa V oppa menunda nya? Apa karena menunggu Jin oppa lebih dulu?" Penasaran Jisoo, Seojoon menggeleng.

"Maaf jika oppa harus jujur pada mu, alasan V bukan lah menunggu Jin, tapi menunggu mu"

Duar

Jisoo terbelalak tak percaya, mendengar ucapan Seojoon, hati nya bagai terhantam bola penghancur mendengar alasan kedua oppa nya menunda menikah dan tak mengenalkan kekasih mereka karena diri nya, Jisoo menunduk, air mata membasahi pangkuan nya.

"Aku menjadi beban untuk mereka ya oppa?" Isak Jisoo.

"Tidak Soo, bukan begitu, mereka melakukan itu karena menyayangi mu, jika menganggap kamu sebagai beban nya, pasti kamu sudah di carikan perawat pribadi, tapi ini apa? Mereka lah yang membantu mu sendiri" Seojoon berusaha meyakinkan Jisoo, bahwa ia bukan lah beban bagi oppa-oppa nya.

"Jangan khawatir, mereka baik-baik saja dengan atau tanpa menikah, karena mereka memiliki mu" lanjut Seojoon.

"Unnie, apa yang dikatakan Seojoon oppa itu benar, aku sendiri ikut merasakan bagaimana oppa memperlakukan mu, tatapan mereka bahkan sudah lebih dari cukup untuk melukiskan sebesar apa mereka dalam menjaga mu unnie, jangan ragu kan itu, bahkan aku iri karena unnie memiliki oppa terbaik di dunia" imbuh Jennie ikut meyakinkan sang sahabat, sambil memeluk nya.

Akhirnya mereka pun pamit pulang, jennie kembali mengantar Jisoo ke toko tas nya, sambil terus melamun menatap keluar jendela mobil.

"Jenn, apa aku juga merepotkan mu?" Tanya Jisoo tanpa menoleh.

"Unnie, jika kamu berpikir seperti itu tentang ku, aku akan sangat marah pada unnie" ancam Jennie, agar Jisoo tak berpikir macam-macam karena Jennie memang tulus pada sahabat nya itu.

"Jika aku tak menikah, bagaimana dengan nasib oppa nanti? Mereka pasti akan sangat kesepian" Jisoo melamun memikirkan oppa-oppa nya yang menunda menikah demi diri nya, Jisoo mulai tak percaya diri, dia yakin tak akan ada pria normal yang mau menikah dengan nya.

"Siapa bilang unnie tidak akan menikah? Unnie pasti menikah" yakin Jennie

"Mana ada namja yang mau menikahi gadis cacat seperti ku Jenn"

"Ada, unnie tidak cacat, tidak semua orang memandang fisik dalam memilih teman hidup unnie, jika mereka tulus, ia pasti akan menerima mu apa ada nya" ujar Jennie.


#TBC

Blind DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang