17. Tak Masuk Akal

744 136 32
                                    

Jennie menemui Jisoo, sudah hampir sebulan mereka tak bertemu karena sibuk dengan urusan masing-masing.

"Unnie" Jennie mendatangi toko Jisoo sambil menenteng banyak paper bag berisi makanan.

"Nona sedang ada tamu di ruangan nya, nona" beritahu Joy pada Jennie.

"Oh, baiklah aku akan menunggu disini" balas Jennie

"Ini, untuk kalian" Jennie menyodorkan satu paper bag pada Joy, agar membagi nya pada Yuqi dan Miyeon juga.

"Terima kasih nona" Jennie tersenyum membalas ucapan Joy.

"Hati-hati oppa" Jennie langsung menoleh ke sumber suara, tatapan nya beradu dengan Hae In, yang menenteng sebuah paper bag berisi tas slempang mewah yang ia ambil dari toko Jisoo.

"Oppa, ini Jennie, sahabat ku" ucap Jisoo memperkenalkan sang kejasih pada sahabat nya.

"Hae In"

"Jennie"

"Aku pulang Soo" pamit Hae In lagi.

"Ayo Jenn" Jisoo mengajak Jennie masuk ke ruangan nya untuk makan siang bersama.

"Unnie sudah berkencan dengan nya berapa lama?" Selidik Jennie

"Baru seminggu Jenn" jawab Jisoo

"Dan unnie sudah memberi nya tas mahal?"

"Itu tidak mahal"

"Dua puluh juta untuk orang asing yang baru unnie kenal, itu mahal unnie" protes Jennie.

"Aku malah akan memberi nya mobil nanti" ucap Jisoo tanpa dosa.

"Apa?!" Kaget Jennie tak percaya.

"Kami kemana-mana hanya naik taksi Jenn, dengan ada nya mobil, dia tak akan kerepotan saat mengajak ku nanti"

"Ini tidak masuk akal, unnie jangan bodoh" Jennie berusaha mengingatkan Jisoo.

"Apa dia tidak bekerja?"

"Dia baru selesai dari wamil nya, jadi belum ada pekerjaan, aku berencana untuk merekrut nya menjadi bodyguard ku"

Di kantor Jin

"Sajangnim, ada laporan dari bagian keuangan, blackcard Jisoo memiliki tagihan yang membengkak" lapor Irene pada Jin.

"Apa?" Heran Jin

"Minggu ini dia banyak melakukan transaksi" jelas Irene yang jika di kantor, ia harus memanggil nya Sajangnim, guna menutupi hubungan romantis mereka.

"Bisa aku meminta laporan transaksi nya?" Pinta Jin.

"Baik sajangnim" Irene keluar, dan kembali dengan membawa kertas laporan transaksi blackcard milik Jisoo.

"Baju namja?" Gumam Jin penuh tanya.

Kriingg. . .

Ponsel Jin berdering

"Hallo"

"Jin"

"Ya uncle?"

"Jisoo menghubungi ku, dia ingin membeli sebuah mobil, tapi dia tak ingin para oppa nya tahu akan hal ini, aku harus bagaimana?" Tanya Siwon sang pengacara keluarga.

"Turuti saja apa mau nya uncle" jawab Jin, ia berpikir keras dan curiga pada sang dongsaeng, tentang apa yang terjadi, kenapa Jisoo tiba-tiba menghambur-hamburkan uang nya?.

"Baiklah"

"Jisoo tak mungkin mengambil mobil nya sendiri uncle, beritahu aku dengan siapa dia datang ke showroom"

"Baiklah"

Jin menutup telpon nya, Irene menatap serius sang kekasih.

"Apa perlu kita blokir kartu kredit nya?" Ide Irene.

"Tidak, jangan, kita akan menyelidiki nya nanti, aku takut dia akan curiga jika kita memblokir nya" jawab Jin

"Panggil V kemari" perintah nya pada Irene.

"Baik sajangnim"

Tok tok

Ceklek

V masuk sesaat setelah Jin menghubungi Taeyong agar datang ke kantor nya.

"Kita dalam masalah" kata Jin pada V

"Masalah apa hyung?" Heran V

Brak

Jennie langsung masuk ke ruangan Jin tanpa mengetuk terlebih dahulu, diikuti Irene yang panik, Jin mengangguk agar membiarkan Jennie masuk, meski mereka saling mengenal, tapi tetap, harus nya Jennie mengikuti aturan, Jin memakhlumi, mungkin ada hal yang sangat mendesak untuk disampaikan pada nya.

"Ada apa Jenn?" Tanya V

"Gawat oppa"

"Apa nya yang gawat?" Cemas Jin

"Jisoo unnie akan membeli mobil untuk kekasih nya besok" cerita Jennie

"Jisoo punya kekasih?" Kaget V, Jennie mengangguk.

"Mereka kenal dimana? Kamu pasti tahu semua kan Jenn?" Selidik Jin, wajah Jennie pun berubah gusar, ikut merasa takut, karena dia menyetujui ide Jisoo untuk mencari pasangan lewat kencan online.

"Oppa, sebelum nya aku minta maaf" sesal Jennie, ia lalu menceritakan semua dari awal, sampai Jisoo bertemu dengan Hae In.

"Hyung, Jenn" Taeyong sudah tiba di kantor sang hyung.

"Kemarilah, kita bicara serius Tae" undang Jin, ia lalu menceritakan apa yang terjadi pada Taeyong.

"Besok kita selidiki saja mereka hyung, aku tidak terima dongsaeng ku di manfaatkan" geram Taeyong

"Tapi kita harus punya bukti Tae" ujar V

"Ya hyung, jika kita menemukan bukti nya nanti, akan ku habisi namja itu" ancam Taeyong.

"Besok kita pakai mobil kantor, dan ikuti kemana mereka pergi" interuksi Jin.

"Kalian semua harus ikut" perintah nya.

"Termasuk kamu Jenn, kamu akan menjadi umpan nya besok"

"Ne oppa"

Sebelum pulang dari kantor, Jin berpesan pada Irene agar jadwal nya besok dibatalkan semua.

Malam nya, di rumah keluarga Kim, Jisoo melewatkan makan malam bersama, ia lebih memilih untuk di kamar menelpon Hae In.

"Aku sudah tak sabar menunggu besok" ucap Hae In di telpon, ia sangat antusias karena Jisoo akan mengajak nya membeli mobil.

"Sabar oppa, tinggal beberapa jam lagi, oppa bisa tidur dulu nanti" ujar Jisoo terkikik lucu dengan tingkah Hae In.

Tanpa Jisoo tahu, Jin, V dan Taeyong mendengar obrolan nya di depan pintu kamar, karena sebenar nya mereka ingin mengucapkan selamat malam pada sang dongsaeng seperti biasa nya.

"Lihat saja besok, akan kuhabisi dia" gumam Taeyong, dia memang yang paling dekat dengan Jisoo, jadi wajar dia sangat marah pada pria yang telah berhasil memperalat dongsaeng nya.

#TBC

Blind DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang